Zaman yang senantiasa berganti selalu melibatkan suatu hal yang sangat penting dalam segala hal. Hal yang dapat mempengaruhi segala kehidupan. Entah dari zaman nenek moyang hingga zaman yang sekarang ini sedang berjalan. Sebuah kehidupan yang ada akan selalu membutuhkan suatu hal penting yaitu pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu proses yang menjadi dasar untuk mengembangkan suatu potensi dalam diri seorang individu. Pendidikan dapat mempengaruhi kehidupan diri seseorang atau pun bangsa dan negara hingga generasi ke depannya. Pendidikan yang baik dan berkualitas sangatlah penting guna mewujudkan generasi yang hebat ke depannya. Pendidikan mampu mengubah pandangan hidup setiap individu terhadap sesuatu yang terjadi pada lingkungan sekitar kita.
Setiap bangsa dan negara selalu mempunyai sosok yang berperan penting bagi bangsa dan negaranya. Tokoh-tokoh perjuangan yang berperan penting dan sangat berjasa dalam kemerdekaan bangsa Indonesia sangatlah banyak, baik itu tokoh laki-laki maupun tokoh perempuan. Salah satu tokoh perempuan perjuangan bangsa Indonesia ialah RA Kartini. Beliau merupakan tokoh yang memperjuangkan pendidikan bagi seorang perempuan dan membuka pintu emansipasi wanita. Beliau keturunan dari keluarga bangsawan Jawa, sehingga memiliki nama Raden Adjeng Kartini. Namun, setelah menikah nama beliau menjadi Raden Ayu Kartini sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam keturunan bangsawan Jawa. RA Kartini hadir sebagai keturunan dari pasangan Raden Adipati Ario Sosroningrat dengan M. A. Ngasirah. Beliau lahir pada tanggal 21 April 1879 yang bertempat di Jepara, Jawa Tengah. Tanggal lahir RA Kartini menjadi tanggal yang bersejarah bagi bangsa Indonesia dan setiap tahun selalu dikenang sebagai bentuk menghormati perjuangan beliau. Selama hidup, RA Kartini telah menempuh pendidikan di ELS (Europese Lagere School) hingga berusia 12 tahun. Setelah berumur 12 tahun beliau berhenti melanjutkan pendidikan karena harus dipingit, sehingga tidak diperbolehkan keluar dari rumah hingga masa yang telah ditentukan. Selama masa pingitan, RA Kartini selalu bertukar pesan dengan sahabatnya dari Belanda. Mereka saling bertukar pikiran yang membuat RA Kartini mulai dapat mempelajari cara pola pikir wanita Eropa.
RA Kartini merupakan tokoh yang menjadi pelopor dalam memperjuangkan pendidikan bagi seorang kaum perempuan. Menurut buku yang ditulis oleh RA Kartini yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang (Door Duisternis Tot Lieht) menceritakan mengenai pemikiran beliau terhadap pendidikan perempuan. Beliau berpendapat bahwa sebuah pendidikan tidak memandang seberapa kaya miskinnya seseorang, kasta, atau bahkan gender. Seorang perempuan juga berhak mendapatkan pendidikan, tidak hanya seorang lelaki saja. Sebuah pendidikan bagi semua orang tidak terdapat batasannya. Laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan berkualitas. RA Kartini melakukan banyak hal untuk memperjuangkan pendidikan bagi seorang perempuan pada zaman itu. Beliau memulai dengan mendirikan sebuah sekolah kecil khusus wanita yang mengajarkan mengenai membaca dan menulis, memasak, dan menjahit. Beliau juga mendirikan sebuah perpustakaan bagi anak-anak perempuan. Di samping segala hal yang telah diperjuangkan RA Kartini, tidak lupa mendapatkan dukungan dari sang suami. Raden Adipati Djojoadiningrat, sosok suami RA Kartini yang merupakan Bupati Kabupaten Rembang ke-7, beliau senantiasa mendorong Kartini untuk terus berusaha memperjuangkan mimpinya. Banyak hambatan yang terjadi selama RA Kartini memperjuangkan pendidikan bagi perempuan, seperti penolakan dari keluarganya hingga para warga. Hal ini dianggap telah melawan tradisi yang terdapat dalam budaya mereka.
Sejak zaman dahulu, kedudukan seorang perempuan selalu berada pada posisi di bawah seorang laki-laki. Mereka menganggap jika seorang perempuan lebih baik berada di rumah saja. Budaya turun temurun yang sering kali disebut dengan budaya patriarki sangat merugikan bagi kaum perempuan. Patriarki merupakan suatu sistem yang memposisikan seorang laki-laki pada posisi lebih tinggi dari perempuan dalam segala aspek. Perjuangan RA Kartini tertuang dalam sebuah buku yang beliau tulis yaitu mengenai seorang perempuan dan seorang laki-laki mempunyai kedudukan yang sama dan mempunyai hak yang sama pula. Kesetaraan gender atau kesetaraan derajat yang beliau ungkapkan dikenal dengan konsep Emansipasi Wanita. Beliau mempunyai semangat yang tinggi dalam memperjuangkan kesetaraan tersebut. Sistem patriarki sangat merugikan bagi kaum perempuan, yang memandang rendah seorang perempuan. Sistem patriarki dapat luntur dengan adanya pendidikan dalam diri seorang individu.
Pendidikan menjadi aspek penting dalam kehidupan seseorang, dapat mempengaruhi karakter yang akan tertanam dalam diri seseorang. Karakter yang ada akan menjadi nilai terhadap diri sendiri maupun lingkungan sosial. Pendidikan yang baik dan berkualitas akan menghadirkan karakter yang lebih baik. Mampu mempengaruhi suatu tindakan yang akan dilakukan sudah tepat atau belum. Pendidikan dapat diperoleh dengan berbagai cara. Semakin modern suatu zaman, semakin berkembang pula teknologi yang ada. Secara tidak langsung, teknologi dapat mempengaruhi suatu pendidikan. Misalnya seperti memberikan pelajaran secara jarak jauh dengan memanfaatkan internet. Teknologi membantu para pengguna memperoleh apa yang mereka cari. Hal itu merupakan keuntungan dengan adanya teknologi terhadap pendidikan. Jika terdapat keuntungan, maka akan terdapat kerugian dalam penggunaan teknologi terhadap pendidikan. Kerugian tersebut dapat diatasi dengan memulainya dari setiap individu terlebih dahulu. Mereka harus bijak dalam memanfaatkan teknologi, dengan tujuan yang baik hingga pencarian dan penerjemahan yang baik.
Suatu pendidikan dari zaman ke zaman akan selalu mengalami peningkatan. Pendidikan yang telah diperjuangkan oleh RA Kartini sangat berguna bagi kaum perempuan hingga sekarang. Pendidikan mempengaruhi cara berpikir seseorang serta cara pandang seseorang terhadap keadaan sekitar. Pendidikan dan tekad yang terdapat dalam diri RA Kartini mampu memperjuangkan kedudukan seorang wanita supaya mencapai kesetaraan terhadap pria. Hal ini dapat dikatakan bahwa pendidikan mampu mempengaruhi karakter seseorang serta generasi ke depannya. Oleh karena itu, sebagai generasi selanjutnya kita harus mempertahankan hasil perjuangan para pahlawan yang telah berjasa. Tidak lupa meningkatkan pendidikan yang dimiliki supaya menghadirkan generasi yang hebat dan memiliki karakter.
Oleh : Anugrah Fitri Andhini