Pendekatan Mimetik pada Puisi "Senyum Nenek" Karya Gunoto Saparie

Sastra merupakan hasil dari pikiran, ide, dan perasaan pada manusia yang dapat dituangkan dalam bentuk lisan maupun lisan. Berbicara sastra maka berbicara pula tentang karya sastra. Karya sastra adalah cerminan, gambaran, maupun refleksi dari kehidupan di masyarakat (Yaman, Nurhayatin, & Fitriani: 2023). Adanya karya sastra, pengarang dapat mengungkapkan suka dan duka atas apa yang dirasakan atau dialami. Jadi dapat dikatakan jika karya sastra merupakan suatu karya yang diciptakan oleh sesorang guna mengungkapkan sesuatu dalam bentuk lisan maupun tulisan serta dapat dimanfaatkan serta dinikmati oleh orang lain. Salah satu jenis karya sastra adalah puisi.

Puisi merupakan suatu karya sastra yang memiliki fungsi estetik baik dan dominan, dibuktikan dari arti dan makna indah yang terkandung (Susilowati & Qur’ani: 2021). Keindahan pada puisi diperoleh dari aktivitas pemadatan yaitu mengemukakan garis besarnya saja, oleh sebab itu puisi memiliki esensi serta menjadi ekspresi esensi. Ekspresi yang tersampaikan melalui kiasan dapat dikatakan ekspresi tidak langsung. Ekspresi tidak langsung pada puisi terjadi karena penggantian makna maupun penciptaan makna.Karya sastra puisi menjadi karya yang dapat dinikmati dari segala kalangan yang tentunya dapat diapresiasi pula.

Apresiasi puisi merupakan kegiatan pembelajaran sastra yang memusatkan pemahaman, penghayatan, penikmatan, dan terhadap puisi (Aswar: 2021). Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam mengapresiasi puisi adalah pendekatan mimetik. Pendekatan mimetik merupakan pendekatan yang berdasar pada hubungankarya sastra dengan semesta atau lingkungan sosial-budaya yang melatarbelakangi keberadaan karya sastra tersebut (Putri & Gulo: 2023). Dapat dikatakan jika pendekatan mimetik merupakan pendekatan yang menitikberatkan hubungan karya sastra dengan kenyataan di luat karya sastra tersebut.

Pada karya tulis ini akan membahas terkait pendekatan mimetik pada puisi berjudul Senyum Nenek karya Gunoto Saparie. Berikut merupakan lampiran puisi dan analisis pendekatan mimetik pada puisi berjudul Senyum Nenek karya Gunoto Saparie:

Senyum Nenek
Karya Gunoto Saparie

Senyummu kekal di hati
lebih dari sekadar puisi
restu tulus penuh kasih
kesejukan telaga nan jernih

Kuingat selembar daun sirih
dalam kunyahan mulut merahmu
jejak-jejak bijak keriputmu
di sentong kau menembang lirih

Di rumahmu entah kenapa selalu betah
tak ada lagi risau, apalagi gelisah
tak ada lagi hasrat liar pengembara
hari-hari berhenti, tak bergegas atau tergesa

Senyummu hikmah damai bersahaja
memberikan semangat belajar dan kerja
melalui segala suka maupun duka
betapa bahagia itu ternyata sederhana…

Pada bait pertama memiliki makna bahwa Nenek memiliki senyum yang indah di mata penulis. Lalu penulis pun merasakan kasih sayang atas hadirnya nenek. Dibuktikan pada larik “Senyummu kekal di hati, Lebih dari sekadar puisi” yang mengartikan jika nenek memiliki senyum indah dan tulus. Lalu pada larik “Restu tulus penuh kasih, Kesejukan telaga nan jernih” bermakna rasa kasih sayang yang diberikan oleh nenek kepada penulis.

Pada bait kedua yang berbunyi “Kuingat selembar daun sirih, Dalam kunyahan mulut merahmu, Jejak-jejak bijak keriputmu, Di sentong kau menembang lirih”. bermakna atau menggambarkan jika Nenek yang memiliki kulit keriput serta gerak-gerik yang kian lirih. Dapat dikatakan jika di bait kedua ini, penulis memvisualisasikan sang nenek.

Pada bait ketiga yang berbunyi “Di rumahmu entah kenapa selalu betah, Tak ada lagi risau, apalagi gelisah, Tak ada lagi hasrat liar pengembara, Hari-hari berhenti, tak bergegas atau tergesa”. Pada bait ketiga ini memiliki makna bahwa penulis merasakan rasa aman saat ia berada di samping nenek. Penulis merasa betah saat ia singgah di rumah nenek. Lalu inti ada bait ini adalah rasa aman, nyaman, dan terhindar dari rasa tidak mengenakan saat bersama nenek.

Pada bait keempat yang berbunyi “Senyummu hikmah damai bersahaja, Memberikan semangat belajar dan kerja, Melalui segala suka maupun duka, Betapa bahagia itu ternyata sederhana”. Pada bait keempat ini penulis menyatakan berbagai rezeki dan hikmah yang ia dapatkan dari kehadiran nenek. Penulis merasa jika Bahagia tidak melulu tentang hal mewah ataupun hal besar yang lain, namun dengan kehadiran nenek maka kebahagian itu datang dengan sederhana.

Dapat disimpulkan jika puisi berjudul Senyum Nenek karya Gunoto Saparie memiliki makna suatu ungkapan bahagia serta syukur yang dirasakan oleh penulis atas kehadiran neneknya. Keberadaan nenek mewarnai hidup penulis. Bahagia tidak hanya tentang suatu hal yang luar biasa, melainkan dapat hadir secara sederhana, yakni dengan kehadiran orang yang tersayang. Manfaat didapat dari kegiatan apresiasi puisi menggunakan pendekatan mimetik adalah munculnya kemampuan dalam memahami, merasakan, dan menyerap nilai-nilai puisi dengan dikaitkan dengan kehidupan nyata. Selain itu, apresiasi puisi menjadi alat dalam menghargai keindahan serta kelemahan yang ada.

Daftar Pustaka
Aswar, N. (2021). Strategi Strata Meningkatkan Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Konsepsi, 10(1), 34-42.

Putri, E. M., & Gulo, E. S. (2023). Pendekatan Mimetik Dalam Puisi “Senja di Pelabuhan Kecil” Karya Chairil Anwar. Cakrawala: Jurnal Pengabdian Masyarakat Global, 2(1), 21-26.

Susilowati, D., & Qur’ani, H. B. (2021). Analisis Puisi" Tanah Air" Karya Muhammad Yamin dengan Pendekatan Struktural. Literasi: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya, 5(1), 38-48.

Yaman, A. R., Nurhayatin, T., & Fitriani, R. S. (2023). Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Puisi Melalui Media Musikalisasi pada Peserta Didik Kelas X SMK Pasundan 2 Bandung. Didaktik: Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang, 9(1), 751-762.