Pendekatan Mimetik dalam Puisi "Percakapan Malam Hujan"

Halo sobat! Kali ini saya membawa informasi menarik mengenai analisis pada puisi menggunakan pendekatan mimetik. Puisi yang akan di analisis yaitu berjudul “Percakapan Malam Hujan” karya Sapardi Djoko Damono. Yuk disimak…

Sebelumnya, karya sastra merupakan ungkapan perasaan manusia yang bersifat pribadi yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam bentuk gambaran kehidupan yang dapat membangkitkn pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan. Karya sastra terdiri atas dua jenis, yaitu prosa dan puisi.

Kali ini kita akan membahas mengani puisi. Puisi merupakan karangan terikat oleh aturan-aturan. Jadi dapat dikatakan, puisi adalah bentuk karya sastra dari hasil ungkapan dan perasaan penyair dengan bahasa yang terikat irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait, serta penuh makna puisi menggambarkan sebuah pikiean dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dalam mengonsentrasikan kekuatan dari bahasa melalui struktur fisik dan batinnya. Menurut Logita (2018) puisi adalah ungkapan atau teriakan hati dan batin seorang penyair melalui kata-kata yang merdu dan indah lalu dituangkan lewat tulisan yang diwakili oleh simbol dan tanda dengan gaya dan ungkapan tertentu.

Terdapat beberapa pendekatan dalam mengkaji sebuah karya sastra, salah satunya adalah dengan pendekatan mimetik. Pendekatan mimetik didasarkan pada hubungan karya sastra dengan lingkungan sosial-budaya yang menjadi latar belakang munculnya sebuah karya sastra tersebut. Pendekatan mimetik melihat bahwa karya sastra sebagai gambaran dari sebuah kehidupan yang nyata, pendekatan mimetik menerangkan bahwa karya sastra tidak dapat dipisahkan dari kehiduoan manusia, keduanya sangat berhubungan, serta konflik kehidupan menjadi topik utama dalam pembuatan karya.

Puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul “Percakapan Malam Hujan” merupakan salah satu puisi yang memiliki diksi sederhana namun makna yang disampaikan mampu memenangkan hati para pembacanya. Gaya bahasa yang digunakan oleh penulis dikenal dengan mengemukakan hal yang abstrak dan imajinatif lalu disampaikan dalam sebuah kata yang mampu menyiratkan makna didalamnya. Mari kita analisis lebih dalam.

Percakapan Malam Hujan

Sapardi Djoko Damono

Hujan, yang mengenakan mantel,
sepatu panjang, dan payung,
berdiri di samping tiang listrik.
Katanya kepada lampu jalan,“Tutup matamu dan tidurlah. Biar kujaga malam.”

Kau hujan memang suka serba kelam serba gaib
serba suara desah; asalmu dari laut, langit, dan bumi;
kembalilah, jangan menggodaku tidur.
Aku sahabat manusia. Ia suka terang

Bait 1
Hujan, yang mengenakan mantel,
sepatu panjang, dan payung,
berdiri di samping tiang listrik.
Katanya kepada lampu jalan,“Tutup matamu dan tidurlah. Biar kujaga malam.”

Makna yang terdapat pada kalimat “Hujan yang mengenakan mantel, sepatu Panjang, dan payung, berdiri di samping tiang listrik” terdapat sebuah pengimplentasian terhadap realita dimana hujan seakan mampu melakukan hal tersebut. Hal yang biasanya dilakukan manusia yaitu mengenakan dan membawa sesuatu dimana kehadirannya yang menjadi sosok disana, akan tetapi makna yang diperoleh ialah dimana hujan kala itu datang membawa pesan agar kehadirannya mampu membawa suasana tenang menghanyutkan suasana dengan tetesan air dengan irama merdu karena kedatangannya. Lalu pada kalimat “Katanya kepada lampu jalan, Tutup matamu dan tidurlah. Biar kujaga malam." Pada kalimat ini tampak hujan yang khawatir akan kedatangannya membuat rasa gelisah, namun hujan mengatakannya kepada lampu jalan agar ia tak perlu mengkhawatirkan hal tersebut. Pada kutipan puisi tersebut terlihat bahwa kedua objek pada puisi tersebut seakan-akan hidup mewujudkan sosok manusia yang saling berkomunikasi untuk tidak saling mengkhawatirkan.

Bait 2
Kau hujan memang suka serba kelam serba gaib
serba suara desah; asalmu dari laut, langit, dan bumi;
kembalilah, jangan menggodaku tidur.
Aku sahabat manusia. Ia suka terang

Makna yang terdapat pada kalimat “Kau hujan memang suka serba kelam serba gaib serba suara desah; asalmu dari laut, langit, dan bumi; kembalilah, jangan menggodaku tidur” memiliki makna bahwa hujan suka membawa suasana yang gelap, menakutkan, dan biasanya dimaknai dengan kesedihan, namun di lain sisi, hujan dimaknai sebagai pembawa suasana tenang dan damai. Pada kata “suara desah” pada kutipan tersebut seakan hujan bisa bersuara, akan tetapi pada kenyataannya tidak, sehingga ada penggambaran untuk membangkitkan suasana dalam puisi tersebut. Pada kutipan “Aku sahabat manusia. Ia suka terang” memiliki makna bahwa lampu jalan sebagai seseorang yang mampu menerangi dikala gelap hujan menemani manusia yang tidak ingin larut dalam kesedihan.

Setelah kita analisis, kita tahu bahwa puisi “Percakapan Malam Hujan” dengan menggunakan pendekatan mimetik tersebut banyak mengandung makna seakan-akan puisi tersebut membawa dalam suasana yang digambarkan dengan mengemukakan hal yang abstrak, iajinatif yang disampaikan dengan kata-kata sederhana yang mampu menggambarkan makna dibaliknya. Adanya dua objek yang menjadi topik utama penulis untuk menyampaikan makna dalam puisi tersebut. Penggambaran dua objek yang seakan-akan keduanya dapat berperilaku seperti manusia, hal tersebut membuat suasana pada puisi tersebut dapat menyampaikan kesan pembaca seakan keduanya merupakan benda hidup.

Referensi:
Lafamane, F. (2020). Karya sastra (puisi, prosa, drama).
Nurnazilia, A. F., & Nasution, H. Z. (2022). ANALISIS MAKNA PADA PUISI “PERCAKAPAN MALAM HUJAN” KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MIMETIK. Protasis: Jurnal Bahasa, Sastra, Budaya, dan Pengajarannya , 1 (1), 86-91.
Pradopo, R. D. (1978). Pengertian, hakikat, dan fungsi puisi. Modul , 1 , 1-42.
Rostina, R., Sudrajat, R. T., & Permana, A. (2021). Analisis Puisi “Senja Di Pelabuhan Kecil” Karya Chairil Anwar Dengan Menggunakan Pendekatan Mimetik. Parole: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia , 4 (1), 39-46.