Pemanfaatan Limbah Cangkang Telur Sebagai Pengganti Semen Dalam Pembuatan Beton

64-1

Akhir–akhir ini, sering kali muncul persoalan berkaitan dengan produksi sampah yang meningkat namun tidak diimbangi dengan penanggulangan dari sampah tersebut sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang dapat dimanfaatkan lagi. Sebagian besar, sampah yang tidak bisa terhindar adalah sampah yang berasal dari pabrik dan rumah tangga, hal tersebut terjadi karena adanya peningkatan kebutuhan. Salah satu sampah rumah tangga yang banyak dihasilkan di Indonesia adalah cangkang telur.

Limbah cangkang telur mempunyai kuantitas cukup besar karena telur ayam banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik untuk pangan dan kuliner. Sehingga limbah cangkang telur begitu banyak dan belum ada pemanfaatan dari limbah tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktoral Jenderal Peternakan, produksi telur di Indonesia pada tahun 2009 sebesar 1.013.543 ton, pada tahun 2014 sebesar 1.702.010 ton dan pada tahun 2015 sebesar 1.764.060 ton dengan pertumbuhan produksi tahun 2015 terhadap tahun 2014 sebesar 3,57%.

Cangkang telur kering mengandung sekitar 95% kalsium karbonat (CaCO3) dengan berat 5,5 gram (Butcher dan Miles, 1990). Hunton (2005) mengatakan bahwa cangkang telur terdiri atas 97% kalsium karbonat (CaCO3). Sementara itu, rerata dari cangkang telur mengandung 3% fosfor (P) dan 3% terdiri atas magnesium (Mg), kalium (K), natrium (Na), seng (Zn), mangan (Mn), besi (Fe) dan tembaga (Cu)(Butcher dan Miles, 1990).

Seiring dengan pernyataan tersebut, dunia konstruksi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Semakin tinggi kebutuhan akan pembangunan infrastruktur, penyerapan energi untuk mendukung aktivitas pembangunan infrastruktur tentunya akan sangat besar. Untuk sebuah negara seperti Indonesia, biaya pembangunan infrastruktur sangat tinggi karena mahalnya biaya produksi bahan atau material yang akan digunakan. Untuk meminimalisir kebutuhan pembangunan infrastruktur tersebut, perlu adanya inovasi yang mampu menekan angka produksi material, misalnya semen. Oleh karena itu, perlu adanya alternatif untuk memanfaatkan limbah yang terbuang seperti cangkang telur untuk digunakan sebagai pengganti sebagian maupun keseluruhan semen khususnya sebagai bahan campuran dalam pembuatan beton.

beton cair www.tukangbata.blogspot.com

Pengaplikasian beton digunakan sebagai komponen penyusun elemen-elemen struktur utama pada suatu bangunan seperti balok, kolom, dan plat lantai. Namun, semakin meningkatnya kebutuhan akan beton maka akan semakin meningkat pula kebutuhan semen. Produksi semen sendiri menghasilkan emisi CO2 yang berasal dari proses produksi klinker. Maka dari itu, untuk mengurangi emisi CO2 yang dihasilkan oleh proses produksi klinker perlunya bahan alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan semen.

Beton dengan cangkang telur sebagai pengganti sebagian semen merupakan salah satu solusi untuk menekan biaya dalam pembuatan beton. Penggunaan limbah cangkang telur bukan hanya dapat menekan biaya dalam pembuatan beton, namun dapat juga menciptakan beton yang ramah lingkungan karena mengurangi limbah yang ada di sekitar lingkungan dan dapat mengurangi emisi CO2 yang dihasilkan dalam proses produksi semen. Cangkang telur yang terbuang sebagai limbah diolah dan dihancurkan menjadi serbuk sehingga dapat menyatu dengan campuran beton.