Paradigma Pendidikan Generasi Z

Paradigma Pendidikan Generasi Z

Generasi Z atau gen z merupakan sebutan bagi mereka yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012. Gen z adalah generasi yang lahir dan tumbuh dekat dengan teknologi, gen z sering disebut pawang media sosial. Sejak kecil gen z sudah terbiasa berinteraksi melalui media sosial, namun terdapat stigma negatif terhadap gen z dimana mereka disebut memiliki mental tempe dan sering mengeluh. Hal tersebut dipicu oleh teknologi yang sudah didapat sejak dini. Dengan pola hidup yang bergantung pada teknologi juga mempengaruhi paradigma generasi Z terhadap pendidikan. Mereka menganggap bahwa pendidikan tidak lagi penting karna ilmu yang diajarkan dalam lembaga pendidikan dapat mereka akses melalui internet secara meduh. Gen z beranggapan bahwa dengan belajar mandiri melalui internet, mereka dapat memilah hal apa yang ingin mereka fokus pelajari, berbeda dengan sekolah yang dianggap hanya mengajarkan hal-hal yang sudah tidak relevan dengan zaman. pada era digital seperti saat ini terdapat sebuah fenomena teknologi yang dikenali gen z yaitu invertasi online.

Investasi merupakan suatu upaya dalam rangka memperoleh suatu keuntungan dengan memanfaatkan Sebagian dana ataupun sumber daya yang dimiliki. Namun dengan berkembangnya teknologi, investasi dapat dilakukan secara daring melalui gawai yang biasa disebut dengan investasi online. Investasi online menawarkan berbagai jenis model investasi, Salah satunya adalah Kripto. Investasi kripto atau biasa disebut cryptocurrency adalah sebuah model investasi yang sistem transaksinya menggunakan mata uang digital berbasis teknologi kriptografi untuk keamananya. Keuntungan yang tinggi menjadi alasan para investor tertarik untuk berinvestasi dengan cara ini. Banyak siswa sekolah yang juga tergiur dan menganggap bahwa berinvestasi merupakan cara yang lebih mudah untuk menjadi orang yang sukses dibandingkan dengan cara konvensional seperti menjadi buruh atau pegawai yang memaksa mereka untuk bersekolah terlebih dahulu.

Beberapa waktu lalu, terdapat sebuah fenomen di sebuah platform media sosial yang menunjukan segelintir siswa sekolah yang mengutarakan keinginanya untuk berhenti bersekolah dan memulai untuk belajar cryptocurrency. Hal ini dipicu oleh banyaknya influencer investasi online yang memamerkan hidup mewah mereka yang didapatkan dari investasi online, mereka juga menyebut sistem Pendidikan Indonesia mengajarkan ilmu-ilmu yang sudah tidak relevan. Bahkan seorang influencer menyebutkan dalam salah satu videonya bahwa pendidikan merupakan scam dan perlu dirubah sistemnya. Bagi gen z yang masih duduk di bangu sekolah, narasi tersebut bisa menjadi sebuah alasan untuk mereka berhenti sekolah. Seperti yang kita semua tau, bagi Sebagian orang bersekolah merupakan hal merepotkan dimana mereka dituntut untuk bangun pagi, belajar dan mengerjakan tugas di saat umur mereka sedang suka bermain-main. Tidak sedikit gen z yang akhirnya mengikuti narasi ini. Pada platform dimana investasi online ini viral, terdapat remaja-remaja yang ikut mengkampanyekan narasi tersebut melalui kolom komentar hingga membuat video.

Terlepas dari benar atau tidaknya narasi tersebut, Pendidikan tetaplah penting bagi anak-anak muda yang akan terjun di masyarakat. Pendidikan formal mengajarkan bagaimana bersosialisasi mulai dari etika, moral hingga sikap profesionalisme yang akan berguna di masyarakat. Tentu tidak semua yang di ajarkan di suatu sekolah akan berguna bagi kehidupan, akan tetapi dengan di ajarkannya dasar-dasar dari setiap ilmu yang ada dapat membantu seorang siswa untuk memilih hal apa yang mereka suka dan akan dilakukan di masa depan. Maka perlu adanya sinergi antara orang tua yang memberi pendidikan di rumah untuk senantiasa mengarahkan anak-anaknya ke hal yang positif. Pemerintah khususnya yang mendapat tanggung jawab di bidang pendidikan juga perlu menyelesaikan permasalahan relevansi ilmu yang diajarkan di sekolah .