Pandemi Covid-19 & Kondisi Kesehatan Mental Mahasiswa

50138-ilustrasi-mahasiswa-stres-karena-belajar-online-pexels

Awal tahun 2020 sebuah virus bernama Corona Virus Disease 2019 atau yang lebih dikenal dengan sebutan Covid-19 merebak ke berbagai penjuru didunia, tidak terkecuali negara Indonesia. Covid-19 adalah penyakit yang ditimbulkan akibat adannya virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan ganguan sistem pernapasan, infeksi paru-paru hingga kematian.

Semenjak pandemi Covid-19 mulai terdeteksi dan menyebar ada di Indonesia, pemerintah dengan sigap mengeluarkan berbagai edaran dan aturan demi mengurangi dan menghentikan penyebaran virus tersebut. Salah satunya adalah edaran Mendikbud yang menyatakan bahwa seluruh kegiatan belajar mengajar diseluruh sekolah dan perguruan tinggi harus dilaksanakan secara daring untuk mencegah perkembangan dan penyebaran Covid-19.

Covid-19 tidak hanya mengganggu kondisi kesehatan fisik melainkan kesehatan mental juga ikut terganggu, terutama bagi kalangan mahasiswa. Kesehatan mental mahasiswa terganggu akibat adannya perubahan lingkungan pembelajaran yang semulanya dilakukan secara langsung berubah menjadi online dengan hanya mengandalkan perangkat elektronik. Berkurangnya interaksi dengan teman, minimnya sosialisasi dengan lingkungan, tidak kondusifnya jaringan, tidak efektifnya proses dan penyerapan materi pembelajaran, banyaknya tugas yang diberikan serta banyaknya hambatan saat kelas online secara tidak langsung menimbulkan berbagai gangguan mental tersendiri bagi mahasiswa.

Kecemasan dan stress merupakan gangguan mental yang paling banyak dialami mahasiswa. Cemas akan tidak paham materi pembelajaran yang diberikan dan stress terhadap banyaknya tugas yang diberikan. Dikutip dari Jurnal Keperawatan Jiwa yang berjudul Gambaran Psikologis Mahasiswa dalam Proses Pembelajaran Selama Pandemi COVID-19 menyatakan bahwa masalah psikologis yang paling banyak dialami mahasiswa selama pembelajaran online adalah kecemasan.

Kecemasan tersebut sering kali disebabkan oleh adanya tuntutan yang berat. Pemberian tugas yang lebih banyak menuntut mahasiswa harus menggunakan perangkat elektronik menjadi lebih lama. Penggunaan perangkat elektronik yang berkepanjangan ini pun mendatangkan efek yang cukup serius bagi kalangan mahaiswa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada sejumlah mahasiswa di Jabodetabek, dinyatakan bahwa mahasiswa yang aktif menggunakan media sosial dengan intensitas yang tinggi selama pembelajaran online turut mempengaruhi kondisi kehatan mental mereka.

Adanya kecemasan dan stress yang meningkat di kalangan mahasiswa semasa pandemi berdampak pada bidang akademik mereka. Dari penurunan akademik tersebut nantinya akan berdampak pula kepada kesehatan fisik dan mental. Oleh karena itu, demi mengantisipasi dan mengurangi tingkat stress dan kecemasan yang dihadapi oleh mahasiswa, Pat Walker Health Center (2020) menyatakan bahwa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejalah kecemasan akibat pandemi ini adalah dengan melakukan perawatan diri yang mencakup fisik, emosional dan mental. Perawatan tersebut yang mudah untuk dilakukan adalah dengan melakukan aktivitas fisik, istirahat yang cukup dan menenuhi kebutuhan gizi.

Adapun cara lain untuk menjaga kesehatan mental agar tetap dalam kondisi yang baik terutama bagi mahasiswa adalah dengan cara menjaga pola hidup sehat, bijak dalam memilih berita & informasi, tetap menjaga komunikasi dengan teman atau keluarga walaupun via virtual, batasi waktu untuk membaca dan melihat berita karena hal ini akan mempengaruhi kejiwaan, dan luangkanlah waktu untuk me time serta hentikan kebiasaan buruk yaitu begadang. Sebab pada dasarnya kurang istirahat akan membuat tubuh menjadi lebih mudah mengalami cemas dan ketidaksatabilan mood.

Oleh karena itu, marilah mulai jaga kesehatan mental sejak saat ini dengan melakukan hal-hal sederhana yang mampu mengurangi tingkat stress dan kecemasan yang dirasakan. Karena kesehatan mental itu amatlah penting dan sangat mempengaruhi pencapaian prestasi dan kemampuan mengembangkan diri secara optimal.