Pandai Merangkai Kalimat dengan Sintaksis

Jika kita berbicara tentang bahasa, ada banyak hal yang menarik untuk dibahas. Bahkan saking banyaknya, setiap objek bahasan tersebut dapat melahirkan bidang ilmu tersendiri. Dan salah satu cabang ilmu yang menjadi kajian ilmu bahasa atau linguistik adalah sintaksis.

Nah, apa itu sintaksis? Arti kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yakni Sun yang berarti ‘dengan’, dan tattein yang artinya ‘menempatkan’. Sehingga secara etimologis dapat disimpulkan bahwa sintaksis berarti menempatkan kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Sintaksis juga merupakan kata yang diserap dari bahasa Belanda syntaxis atau syntax dalam bahas Inggris.

Sedangkan arti sintaksis sendiri secara terminologi dan kaca mata linguistik terdapat beberapa pendapat. Ramlan (1789:21) mengemukakan bahwa sintaksis adalah bagian atau cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa. Sedangkan Tarigan (1989:21) berpendapat bahwa sintaksis adalah telaah mengenai pola-pola yang diperlukan sebagai sarana untuk menghubung-huubungkan kata menjadi kalimat. Pendapat Supriyadi yang cukup rinci menjelaskan bahwa sintaksis adalah bagian dari tatabahasa yang membahas tentang kaidah penggabungan kata menjadi satuan gramatik yang lebih besar yang disebut frasa, klausa, dan kalimat, serta penempatan morfem suprasegmental (intonasi) sesuai dengan struktur semantik yang diinginkan pembicara sebagai dasarnya.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, linguistik terbagi menjadi beberapa cabang disiplin ilmu sesuai dengan objek kajiannya. Seperti halnya fonologi yang objek kajiannya fon an fonem, serta morfologi yang mengkaji morf dan morfem, maka sintaksis juga memiliki objek kajian tersendiri. Objek yang menjadi kajian dalam sintaksis adalah frasa, klausa, dan kalimat.

Meskipun merupakan sebuah cabang disiplin ilmu tersendiri, sintaksis tetap memiliki hubungan dengan cabang disiplin ilmu lainnya. Sintaksis bersama dengan morfologi merupakan bagian dari subsistem tata bahasa atau gramatika. Morfologi mengkaji struktur intern kata. Satuan yang paling kecil yang diselidiki oleh morfologi adalah morfem, sedangkan yang paling besar berupa kata. Sementara sintaksis mengkaji struktur satuan bahasa yang lebih besar dari kata, mulai dari frase hingga kalimat. Dengan kata lain, sintaksis merupakan studi gramatikal struktur antarkata, atau tegasnya menyelidiki seluk-beluk frase, klausa, kalimat, dan wacana. Jadi, kata dalam morfologi merupakan satuan yang paling besar sedangkan dalam sintaksis merupakan satuan yang paling kecil.

Adapun hubungan sintaksis dengan wacana adalah sintaksis mengamati bagaimana pendapat disampaikan, dan elemennya adalah bentuk kalimat, koherensi, dan kata ganti. Pengamatan ini ditentukan oleh penguasaan pola-pola klausa dan kalimat, proses penyusunan kalimat khususnya kalimat luas atau majemuk. Hal ini termasuk ke dalam cakupan struktur mikro analisis wacana. Di sisi lain, pengetahuan tentang kepaduan kalimat, pengektifan kalimat merupakan hal yang penting dalam analisis wacana. Dengan begitu, sintaksis merupakan salah satu bidang yang dapat dijadikan landasan dalam analisi wacana.(Surono, 2014: 6)

Referensi
Surono. 2014. Analisis Frasa-Kalimat Bahasa Indonesia. Semarang: Gigih Pustaka Pribadi.
Supriyadi. 2014. Sintaksis Bahasa Indonesia. Gorontalo: UNG Press
Setiawan, Teguh, Santoso. Joko, (2014) Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka,