Nggak Hoki Nggak Kuliah

Hai semua, kenalin aku Diaz Arkana. Aku biasa dipanggil Diaz. Aku akan menceritakan perjalananku menjadi mahasiswa Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Sebelas Maret.

Aku menjadi siswa MIPA di SMA. Selama di kelas, aku selalu menempati bangku belakang dan tidak niat untuk belajar. Aku sering tertidur saat pelajaran Fisika dan Kimia. Pelajaran yang paling kuminati hanya Sejarah Indonesia, selain itu jarang aku singgung. Saat ujian, aku mengandalkan kerja sama dengan teman untuk mendapatkan jawaban. Aku menganggap sekolah hanyalah tempat bermain dan berjumpa kawan. Di luar sekolah, kegiatanku hanya sebatas bermain, ngewarkop, dan membantu orang tua. Kebiasaan itu terbawa tanpa sadar hingga aku mencapai bangku kelas 12. Jangan ditiru ya teman-teman :D.

Di awal kelas 12, aku masih santai dan belum kepikiran mengenai kuliah. Aku baru sadar kelulusan sudah begitu dekat saat melihat teman sepermalasanku sudah mulai les sana sini untuk persiapan SBMPTN. Kemudian, aku berlangganan bimbel online dan belajar lewat situ. Itupun tidak rutin. Juga bermodal pdf latihan soal serta try out gratis di internet. Kemalasanku selama hampir tiga tahun sekolah mulai berbuah. Tidak ada dasar materi ujian SBMPTN Saintek yang aku pahami. Aku juga tidak masuk ke dalam siswa eligible yang didaftarkan sekolah untuk mengikuti SNMPTN karena nilaiku pas-pasan. Dengan kondisi seperti itu, aku tetap berusaha mengejar ketertinggalan materi. Aku merasakan kelemotan otakku yang tidak pernah kuajak aktif berpikir selama tiga tahun ke belakang. Sampai dengan awal tahun 2021, pemahamanku tentang materi SBMPTN Saintek belum mencapai dua puluh persen.

Merasa buntu di Saintek, aku memutuskan untuk pindah ke ranah Soshum pada pertengahan Februari 2021. Dengan sisa waktu dua bulan, aku berusaha mempelajari materi Soshum SBMPTN dari paling awal. Aku melihat tidak sedikit temanku yang sudah yakin dan siap menghadapi SBMPTN, sedangkan aku bisa dibilang baru mulai belajar. Setelah mendapat referensi, aku memutuskan untuk mengambis pada pelajaran Sejarah karena aku sudah paham beberapa dasar materi Sejarah. Di mapel lain, aku hanya membaca sekilas dan tidak belajar maksimal karena begitu banyak materi yang diujikan. Seminggu sebelum jadwal UTBK, persiapanku masih sangat kurang. Aku selalu yakin pada diriku kalau aku bisa meski minim aksi :smiley:.

Akhirnya hari UTBK tiba. Bayangkan, anak SMA MIPA diguyur dengan soal SBMPTN Soshum yang tidak pernah kupelajari dengan baik sebelumnya (kecuali Sejarah, itu pun dasar). Aku pusing tujuh keliling. Soal TPA banyak yang kujawab sebisanya mengandalkan angan-angan pikiran dan beberapa merupakan hasil dari menghitung kancing. Saat mengerjakan TPS, pikiranku benar-benar buyar dan ingin segera menyelesaikan tes. Aku sudah tidak bisa lagi mencari jawaban yang paling benar. Akhirnya, waktu habis dan ujian berakhir. Aku keluar ruangan dengan muka lesu karena belum sarapan.

Waktu pengumuman hasil SBMPTN tiba dan aku tidak berani untuk membuka web LTMPT. Aku takut mengecewakan orang tua dan keluarga yang telah berharap ke diriku. Sampai akhirnya, aku meminta tolong salah satu teman untuk membukakan laman hasil SBMPTNku. Tidak lama, temanku mengirim pesan dengan CAPSLOCK YANG MENYALA. Dia mengucapkan selamat kepadaku. Aku masih belum mengerti sampai dia mengirimkan tangkapan layar ucapan selamat dari LTMPT, yang menyatakan aku lolos SBMPTN dan diterima di Ilmu Administrasi Negara UNS :D. Aku terkejut dan segera memberitahu orang tuaku. AKU BERHASIL :D.

Aku berani bilang aku beruntung lolos SBMPTN. Persiapanku sangat kurang, bahkan cenderung tidak niat. Sebelum itu, aku juga bukan hamba yang taat pada Tuhan. Aku bersyukur sekaligus merasa berdosa, dengan kelakuan seperti ini aku masih diberi kemudahan. Beberapa hari sebelum jadwal UTBK, aku merendah ke keluarga, terutama orang tua dan mbah untuk minta maaf sekaligus memohon restu. Mungkin itulah yang mempermudah. Pernah baca pernyataan restu orang tua adalah restu Tuhan?