NEKAT MEMULAI BISNIS DI USIA MUDA

Saya adalah anak terakhir dari dua bersaudara yang terlahir dari keluarga sederhana yang mempunyai tekad dan niat kuat agar hidup saya tidak tertopang sepenuhnya pada ekonomi keluarga.
Dengan opini saya yang tidak ada pantasnya seorang anak laki-laki bertumpu sepenuhnya pada perekonomian keluarga, itu lah yang membuat saya terpacu untuk mengurangi beban keluarga terhadap saya dengan nekat memulai bisnis di usia muda dengan pengalaman dan modal seadanya karena saya percaya bahwa rejeki sudah diatur oleh Nya dan paling tidak saya mendapat pengalaman berharga dari langkah nekat saya.
Saya pernah ikut orang bekerja di sebuah cafe di Purworejo dan saya belajar menejemen nya dan bagaimana cara mengembangkan sebuah usaha dari usaha kecil menjadi besar, saya sangat bersyukur sekali mendapat pengalaman berharga dari sana.
Sebelum saya bekerja di sebuah cafe, saya memulai petualangan bisnis saya dari berjualan minuman pada bulan puasa, saat itu saya memanfaatkan momen dan memanfaatkan lingkaran pertemanan saya untuk jalanya sebuah usaha itu dengan cara mempromosikan jualan saya ke lingkaran pertemanan saya. Saya sangat bersyukur karena dalam tiga hari saya dapat mengantongi omset bersih sebesar 350.000 rupiah. Tetapi usaha itu bertahan dalam waktu satu minggu saja karena saya merasa sudah mulai sepi pembeli. Saya menyadari kesalahan saya dalam usaha tersebut yaitu kurangnya ketekunan yang mengakibatkan saya berhenti di Tengah jalan karena saat itu saya belum menyadari bahwa usaha pasti ada pasang dan ada surutnya.
Dengan berjalan nya waktu saya mengambil banyak Pelajaran bagaimana memulai bisnis atau usaha, bagaimana cara menejemen nya, dan bagaimana cara agar kita tidak gampang menyerah pada keadaan yang mendesak kita untuk berhenti membangun usaha kita, saya tau membangun usaha tidaklah mudah, tapi dengan hal itu saya menjadi tertantang untuk membuat suatu usaha yang lebih maju dan memberi manfaat untuk orang-orang disekitar saya.
Awal masuk kuliah, terbesit di pikiran saya bahwa membangun usaha yang target utama pemasaranya mahasiswa adalah langkah yang tepat untuk saya memulai usaha Kembali dengan mempertimbangkan atau mengavaluasi kesalahan saya yang telah lalu dalam membangun usaha.
Melihat kebanyakan mahasiswa yang bersepatu kotor saya berfikir bahwa membuka usaha cuci sepatu adalah langkah yang tepat untuk saya saat itu. Dengan alat seadanya bermodal sikat sepatu,sabun khusus sepatu,dan lap saya nekat membagikan pamflet di sosmed dan saya sebar ke beberapa kos,kantin,dan warmindo. Dengan cara itu saya berharap agar usaha cuci sepatu saya dapat dikenal oleh banyak orang.
Tidak bisa dipungkiri bahwa pelanggan awal bermula dari lingkaran pertemanan saya di kampus dan merembet ke mahasiswa lain bahkan dosen pun juga ada.
Saat ini saya sudah membuka usaha cuci sepatu di tiga kota, yaitu di Semarang, Purworejo, dan di Magelang. Saya berharap usaha ini akan terus maju dan berkembang. Usaha ini saya beri nama KOST SHOES, kenapa saya memberi nama itu, karena saya pertama membuka usaha itu dikos dan saya berharap kedepanya usaha ini memiliki store atau kios yang besar dan mempunyai cabang yang banyak.
Dalam hal ini saya termotivasi oleh dr.Tirta, beliau adalah seorang pelopor usaha cuci sepatu di Indonesia dan beliau dapat membiayai kuliah kedokteranya dengan hasil usaha cuci sepatunya. Sikap beliau yang paling membuat saya kaget adalah beliau memperkerjakan anak-anak jalanan untuk bekerja di usaha miliknya itu, beliau melakukan hal itu karena dulunya beliau terlahir dari jalanan sebelum beliau fokus pada kuliah kedokteran nya dan usaha nya itu.
Dengan saya membuka usaha KOST SHOES ini saya berharap saya dapat meringankan beban keluarga terhadap saya dan dapat memberikan pengalaman sedikit demi sedikit kepada saya agar tidak mengulangi kesalahan yang sama di waktu lalu. Terimakasih kepada keluarga yang telah selalu mendoakan dan mendukung langkah baik saya. Semoga anak laki laki ini dapat memberi banyak manfaat pada lingkungan dan sekitarnya, dan dapat memberi kebanggaan tersendiri pada keluarga. Masih Panjang perjalanan dan perjuangan yang sesekali memberi luka untuk diri saya, saya harap saya dapat melalui semua luka itu.