Negeri Asal Bahasa-bahasa Austronesia

Sebelum membicarakan asal-usul bahasa Austronesia, mari kita cari tahu dulu tentang kekerabatan bahasa Autronesia! Pada umumnya sarjana-sarjana yang mengadakan penelitian tentang bahasa-bahasa Austronesia berpendapat bahwa bahasa Austronesia Barat mempunyai hubungan kekerabatan dengan bahasa-bahasa Austronesia Timur. A. Reland mengemukakan dalam bukunya berjudul De Linguis Insularum Orientalium dan John Reinhold Foster dengan bukunya yang berjudul Voyage Round The World tahun 1776 bahwa bahasa-bahasa Melayu dan Polinesia merupakan bahasa yang berkerabat. Begitu juga dengan William Marsden dalam bukunya yang berjudul On The Polynesian or East Insular Languages tahun 1843 mengatakan bahwa bahasa-bahasa Melayu dan Polinesia merupakan bahasa yang serumpun.

Pendapat mengenai kekerabatan bahasa Austronesia tidak berhenti sampai di situ, ada peneliti lain yang mempunyai pendapat berbeda. John Crawfurd mengemukakan bahwa bahasa-bahasa Melayu dan Polinesia tidak mempunyai hubungan kekerabatan. Pendapat tersebut ia kemukakan dalam bukunya yang berjudul On The Malayan and Polynesian Languages and Races tahun 1848. Namun, pendapat John Crawfurd mendapatkan penolakan dari dua peneliti sekaligus, yaitu Wilhelm von Humboldt dan Dr. Hamy.

Selain peneliti-peneliti tersebut, J.R. Logan dalam karyanya berjudul Customs Common to the Hill Tribes Bordering on Assam and those of the Indian Archipelago juga turut menyumbangkan pandangannya mengenai asal-usul bahasa Austronesia. Menurutnya, bangsa Indonesia berasal dari Assam di Asia Tenggara. Ia melihat kesamaan-kesamaan kebudayaan beberapa suku di Sumatra dan Kalimantan dengan suku Naga di Assam.

Kemudian, muncullah A.H. Keane dengan pendapatnya tentang negeri asal bahasa Austronesia-Polinesia beserta migrasinya. Ia merupakan seorang antropolog, penulis karya yang berjudul On The Relations of the Chinese and Interoceanic Races and Languages. Lalu, apa saja sih pendapat antropolog ini?

  1. Mula-mula di Indo-Cina terdapat dua suku bangsa, yaitu bangsa Mongol dan bangsa Kaukasus.
  2. Bangsa Kaukasus menyebar ke selatan sampai ke timur. Percampuran bangsa Kaukasus dengan bangsa Papua menurunkan bangsa Polinesia.
  3. Datang bangsa Mongol ke selatan yang akhirnya bercampur dengan bangsa Kaukasus yang ada di sebelah barat. Percampuran ini menurunkan bangsa Melayu.
  4. Kesamaan yang ada antara bahasa Polinesia dan bahasa Melayu terjadi melalui bangsa Kaukasus.

Tahun 1889 penelitian tentang bahasa-bahasa Austronesia kembali dilakukan. Dr. H. Kern mengumumkan hasil penyelidikannya dalam karangan yang berjudul Taalkundige Gegevens ter Bepaling van het Stamland der Malcisch-Polynesisce mengenai bahasa Austronesia. Ia membandingkan kata-kata yang menyangkut dunia tumbuh-tumbuhan dan dunia binatang. Kern berpendapat bahwa

  1. Dengan membandingkan kata-kata dari dunia tumbuh-tumbuhan ia menetapkan negeri asal bahasa Austronesia haruslah berada di antara garis balik atau setidak-tidaknya sedikit di luar baris itu.
  2. Dari penelitian mengenai dunia binatang tampak negeri asal bangsa-bangsa Melayu-Polinesia berbatasan dengan laut dibuktikan dengan nama-nama yang mirip untuk bermacam-macam binatang laut.
  3. Kemudian, ia menurunkan lagi kesimpulan ketiga, negeri asal bukan saja berbatasan dengan laut, tetapi harus berada di daerah pantai. Hal ini terbukti lagi dari beberapa kata yang menunjukkan bahwa mereka adalah bangsa pelaut.
  4. Negeri asal itu harus terletak di Indonesia atau pantai Timur Indo-Cina.

Namun, ia masih belum puas dengan pendapatnya sendiri. Kern kembali mencari faktor-faktor lain yang disebut dengan faktor negatif dan faktor positif. Dari faktor negatif dan faktor positif dapat ditarik kesimpulan bahwa Melayu Polinesia berasal dari pantai timur India Belakang.

Bangsa Melayu dan Aceh bukan penduduk asli Sumatra. Daerah tempat tinggal mereka terletak lebih ke utara dari selat Malaka. Hal ini diperkuat dengan kenyataan bahwa di kalangan Melayu-Polinesia terdapat kebiasaan untuk menyebut mata angin dengan sebelah laut, sedangkan lawannya dengan sebelah darat. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk asli Austronesia harus bertempat tinggal di suatu daerah sepanjang pantai laut dan bukan di pulau yang dikelilingi laut. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan terakhir, bahwa tempat tinggal bangsa-bangsa Austronesia dahulu kala adalah di derah Campa, Kocin Cina, Kampuchea, dan daerah-daerah sekitar pantai laut.

Tak hanya peneliti dari luar negeri saja, seorang sarjana berdarah Indonesia, Slamet Mulyana, juga turut meneliti tentang negeri asal bangsa Austronesia. Hasil penelitiannya dikemukakan dalam buku berjudul Asal Bangsa dan Bahasa Nusantara (Jakarta, 1964).

  1. Pengertian Austronesia dipakai untuk suku-suku yang sudah mendiami Nusantara pada waktu itu.
  2. Masalah migrasi tidak terlalu penting.
  3. Pengaruh dari daratan Asia menyangkut hampir semua kata dasar.
  4. Penyebaran pengaruh daratan Asia terhadap bahasa-bahasa Austronesia mula-mula berlangsung pada bahasa Batak. Kemudian, bahasa Batak yang sudah mendapat pengaruh tersebut mempengaruhi bahasa-bahasa Austronesia yang lain, ke timur sampai di Polinesia, ke barat sampai di Malagasi.

Dalam karangannya yang berjudul A Lexicostatictical Classification of the Austronesia Languages Isidore Dyen mengajukan sebuah teori tempat asal bahasa-bahasa Austronesia menggunakan Leksikostatistik sebagai landasan. Dari sudut pandang leksikostatistik, kekerabatan bahasa dilihat berdasarkan persamaan bunyi-bunyi yang ada dalam leksikon yang muncul pada bahasa-bahasa tersebut. Pengelompokkan Bahasa Austronesia menurut Dyen (1965).

  1. Migrasi berdasarkan leksikostatistik
  2. Teori Nusantara, manusia Homo sapiens tidak berasal dari daerah luar, tetapi sebaliknya kelompok manusia ini memang manusia asal yangwujud di Nusantara.
  3. Nusantara tanah daratan yang luas disebut sebagai pentas Sunda.
  4. Beliau mengelompokkan rumpun bahasa Austronesia berdasarkan genetik dengan menggunakan Leksikostatistik.
  5. Migrasi berdasarkan evidensi tambahan

Dyen mengajukan sebuah teori mengenai tempat asal bahasa-bahasa Austronesia dengan menggunakan Leksikostatistik. Ia berpendapat bahwa daerah Papua Newguinea dan Melanesia sebagai negeri asal bangsa dan bahasa-bahasa Austronesia.

Dilihat dari pendapat para peneliti maka tampak bahwa negeri asal bangsa Austronesia berasal dari wilayah Asia. Hal tersebut diperjelas lagi dengan landasan berikut.

  1. Pertumbuhan dan penyebaran umat manusia

Proto hominoid menjadi nenek moyang pra-kera dan pra-manusia. Pra manusia atau proto hominid menjadi nenek moyang manusia yang berkembang secara evolusioner. Evolusi dari makhluk hominoid melalui proto hominid menuju hominid telah dikemukakan dan dikaitkan dengan perkembangan bahasa, yaitu sistem call menuju sistem pra-bahasa dan akhirnya mencapai taraf bahasa yang sesungguhnya. Setelah beberapa jenis hominid, maka yang tetap bertahan adalah manusia modern atau homo sapiens yang menurunkan manusia sekarang. Lebih kurang ada 3 kelompok homo sapiens di daerah tersebut, yaitu Negrito (Papua-Melanosoid) di wilayah sekitar Irian dan Melanesia, bangsa Kaukasus (Proto Mongoloid) yang mendiami Indonesia Timur, Sulawesi, dan Filipina, serta bangsa Mongoloid yang mendiami daerah sebelah utara dan barat laut. Sebagian besar bangsa Negrito berpindah ke Australia. Bangsa Kaukasus terpencar ke dua arah, yaitu ke barat dan timur menduduki daerah kepulauan Polinesia dan Mikronesia.

Bangsa Kaukasus yang berpindah ke barat bercampur dengan bangsa Negrito yang sudah ada di Maluku, Flores, Sumba da nada yang tidak mengadakan percampuran menduduki daerah Nias, Tapanuli, Aceh, Lampung, Riau, Kalimantan. Ada pula kelompok yang berpindah ke daratan Asia yang menurunkan suku bangsa Khmer, Campa, jarai, Palaung, dan Wa. Sedangkan daerah Sulawesi, Filipina, dan Kalimantan tetapi didiami oleh bangsa Kaukasus yang hanya berpindak ke daerah yang lebih tinggi. Bangsa Kaukasus yang berpindah ke timur bercampur dengan orang Negrito di daerah Melanesia dan Irian Timur. Mereka menurunkan bangsa Polinesia dan Mikronesia. Manusia yang menduduki daratan antara Filipina–Kalimantan–daratan Asia yang sekarang digenangi oleh air laut berpencar kea rah barat, utara, dan selatan. Mereka yang ke selatan bercampur dengan bangsa Kaukasus yang sudah berada di kepulauan Indonesia Barat, Filipina, dan Sulawesi; dan aada kelompok lain yang bercampur dengan bangsa keturunan Kaukasus-Negrito yang menduduki daerah Maluku, Flores, Sumba, dan Timor. Ke sebelah barat ke daratan Asia menurunkan bangsa Birma, Khasi, Siam, Laos, dan Annam.

  1. Teori migrasi dan leksikostatistik bahasa didasarkan pada dua dalil utama:
    a. Wilayah asal (negeri asal, homeland) bahasa-bahasa kerabat merupakan suatu daerah yang bersinambung
    b. Jumlah migrasi yang mungkin direkonstruksi untuk menetapkan negeri asal atau wilayah asal akan berbanding terbalik dengan jumlah gerak perpindahan dari setiap calon negeri asal.

Dengan demikian dapat disimpilkan bahwa negeri asal bangsa dan bahasa-bahasa Austronesia adalah wilayah Republik Indonesia dan Filipina.