My Father is a Playboy : Boy yang tak selamanya Play

image
Sumber : Instantwacther

Satu, dua, tiga, empat, lima, enam… bahasa berhitung yang tak ku mengerti dari bahasa Vietnam. Itu adalah adegan yang tak pernah kulupa dari sekian adegan epic dari film ini.

Terlihat dari judulnya film ini menggambarkan tentang seorang lelaki hidung belang. Penonton pasti sudah mengira karakter yang disebut sebagai ayah ini memiliki banyak wanita dalam hidupnya. Entah kenapa aku tertarik menonton film ini, namun tidak ada kaitannya jika kami sama-sama hidung belang. Pada awalnya pun aku mengira akan seperti itu, rupanya tidak.

Menjadi lelaki hidung belang digambarkan sangat pelik dalam film ini. Kau akan menghabiskan setiap detik untuk menemui kekasih-kekasihmu. Selesai satu masih tersisa seribu adalah gambaran yang tepat jika kau akan memutuskan menjadi playboy. Pada awal film tersajikan kehidupan itu kemudian muncul masalah ketika si Quan lelaki hidung belang ini sedang menemui perempuan yang menjadi target berikutnya setelah beribu target ia kalahkan. Begitu Quan membuka obrolan, tiba-tiba datang Linh seorang perempuan memberikan bayi lengkap dengan gendongannya kepada Quan. Kehidupan hidung belang yang malang, sekali berbohong harus lanjut berbohong demi keberuntungannya. Ia pun mengejar hingga perbatasan negara dan naas, karena hampir taka ada persiapan dirinya tak membawa paspor hingga dicekal di perbatasan. Sedikit keberuntungan ketika ada ojek yang ia kenal menyambutnya dan mencoba melewati perbatasan melalui jalur hutan, dewi fortuna taka ada dipihaknya dan mereka pun tertangkap.

Terlepas dari adegan mengejar Linh, Quan tetap bersikukuh bahwa itu bukanlah anak dari hasil hubungan gelapnya. Quan sempat mengeluh dan putus asa dengan menaruh anak mungil itu di depan Wihara, aksinya itu terpergoki oleh temannya Tam yang tadi mengantar melewati perbatasan melalui hutan. Adegan-adegan dalam film ini berlalu begitu cepat, membuatku berpikir begitu banyak pengambilan adegan dalam film ini. Jika kalian menonton film ini akan sayang jika berpaling sebentar saja.

Dari awal yang sudah tergambarkan begitu jelas bahwa Quan ini adalah lelaki hidung belang kelas kakap. Mendapatkan bayi hasil hubungan gelap dalam film ini adalah bukan musibah, melainkan sebuah pencerahan bagi Quan. Bagaimana tidak, Quan si hidung belang itu pun berani menjadi ayah dari anak yang belum tahu kepastiannya. Segala perjuangan ia lewati yang tak tersadar bahwa ia meluapkan kasih sayangnya itu layaknya kepada anaknya sendiri. Quan bukanlah ayah mainstream.

Pada saat anaknya mulai tumbuh, Quan memperlihatkan kedekatan bersama anak putrinya yang diberi nama Bunny, sungguh nama yang tak diperkirakan sebelumnya. Film ini begitu tak sesuai dengan judulnya yang mengeksploitasi ayah sebagai lelaki hidung belang. Quan sebagai ayah adalah sosok superhero spiderman, batman, atau ultramen yang membasmi kejahatan di kota. Quan adalah ayah super yang memberikan sepenuh tenaga demi kelangsungan hidup Bunny, bukan hanya materi, namun kasih sayang.

Pada saat Bunny sudah masuk sekolah setingkat SD di Indonesia, dirinya mendapat pelajaran mengarang seperti cerita dari Seno Gumira yang berjudul “Pelajaran Mengarang”, bagaimana mungkin seorang anak kecil yang tidak mengetahui dimana keberadaan Ibunya ini harus menggambarkan sosok Ibu melalui bisikan dari ayahnya. Begitu ia bercerita dengan teman-temannya, tak ada yang percaya mengenai sosok ibu Bunny yang diceritakkannya sebagai Wonder Woman. Bunny yang polos masih bersikukuh bahwa ibunya seorang Wonder Woman yang sekarang sedang membasmi tirex di planet antah berantah.

Begitu pelik hidup dari Quan dan Bunny, namun mereka lewati bersama melalui berbagai cara. Quan mencoba datang ke sekolah menemui wali kelas Bunny untuk meminta menemukan bagaimana caranya agar teman-teman Bunny tidak mengejeknya atas cerita sosok Ibunya. “Kebohongan akan terus berlanjut jika dari awal sudah bohong, namun itu akan menjadi sah jika demi sebuah kebahagiaan.” Kalimat itu begitu menyentuh ketika Quan merenungi perbuatannya.

Dikisahkan delapan tahun berlalu, mendekati ulang tahun Bunny yang ke Sembilan, tiba-tiba telepon dari Wonder Woman mengatakan bahwa ia akan datang di acara ulang tahun Bunny. Betapa senangnya Bunny akan bertemu sosok Ibu yang ia rindukan. Kesedihan terjadi ketika ekspetasi kita dipatahkan oleh kenyataan. Namun, setidaknya itu adalah pertemuan setelah delapan tahun Linh meninggalkan Bunny. Perlahan, Bunny sepertinya mengalah dengan ekspetasinya.

Kukira permasalahan di atas sudah begitu pelik bagi film 1 jam 28 menit ini. Masalah hadir lagi ketika Linh yang sudah memiliki kekasih kaya raya dari Singapura. Ia berniat memboyong Bunny ke Singapura untuk bersekolah dan hidup lebih mapan. Segala keputusan diserahkan kepada Bunny. Rupanya kedekatan delapan tahu tak bisa menggoyahkan hati Bunny begitu saja, seorang gadis kecil memamerkan lelaki yang selama ini merawatnya tanpa tahu di balik itu ada apa dan bagaimana.

Pada saat terakhir kalinya, Quan membawa Bunny ke pantai untuk naik paralayang, ibunya pun menyusul. Bunny dan ibunya terbang bersama di atas pantai layaknya superhero yang ada di imajinasinya saat awal. Ini adalah bagian yang tak disangka bagi penonton bahkan orang tua yang menonton sekalipun akan meneteskan air matanya. Sebuah masa kecil yang menjadi impian anak bisa bahagia tertawa riang sembari bermain dihabiskan dengan kebohongan yang tercipta. Belum sampai disini ceritanya, ending yang akan menjadi pembelajaran semua kalangan bisa ditonton melalui aplikasi Netflix. Sedikit penutup dari Bunny,
“Kenapa aku tidak bisa punya kau saat aku punya Ibu?”

“Kenapa aku tidak bisa punya Ibu saat aku punya kau?”

Film ini akan menjadi film favorit yang kutonton di tahun 2022.
Selamat menonton!

2 Likes