Mundur Selangkah untuk Maju Seribu Langkah

Berbicara tentang program studi Ilmu Administrasi Negara, sebenarnya tidak banyak yang saya ketahui. Sebelum mendaftar, saya hanya sebatas tahu bahwa program studi tersebut mempelajari tentang proses administrasi dalam lingkup negara.

Pada awalnya, saya yang sebenarnya menghabiskan masa tiga tahun SMA di jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) sama sekali tidak berpikir akan lintas jurusan dan menempuh jenjang perkuliahan di program studi Ilmu Administrasi Negara. Masih melekat di ingatan saya ketika penghujung 2019, saya belum menentukan program studi apa yang akan saya ambil untuk mendaftar di perguruan tinggi. Saat itu, saya merasa dilema untuk memilih program studi yang linier dengan jurusan saya atau memilih lintas jurusan.

Akhirnya, saya memutuskan untuk mendaftar Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2020 dengan jurusan campuran, yaitu Saintek dan Soshum. Pilihan pertama saya, yaitu S1 Teknologi Pangan yang merupakan rumpun Saintek, sedangkan pilihan kedua saya, yaitu S1 Ilmu Administrasi Negara yang merupakan rumpun Soshum. Kedua pilihan saya tersebut berada di Universitas Sebelas Maret (UNS). Namun, pada Maret 2020 terjadi pandemi Covid-19 yang sangat berdampak pada dunia pendidikan. UTBK 2020 pun ditunda hingga waktu yang belum dapat ditentukan. Semua kegiatan belajar mengajar yang semula luring dialihkan menjadi daring. Saat itu saya merasa kaget dengan perubahan yang tiba-tiba. Saya membutuhkan beberapa waktu untuk dapat beradaptasi dalam keadaan tersebut dan berusaha kembali fokus belajar untuk menghadapi UTBK 2020.

Sembari menunggu kejelasan jadwal UTBK 2020, saya mendaftar jenjang diploma di Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret melalui jalur nilai rapor. Tidak disangka-sangka, ternyata saya diterima di D3 Manajemen Administrasi Sekolah Vokasi UNS. Kemudian, tidak lama setelah pengumuman, muncul pengumuman jadwal UTBK 2020 yang akan dilaksanakan pada Juli 2020.

Kurang lebih satu bulan setelah UTBK 2020, saya menerima pengumuman bahwa saya tidak lolos UTBK 2020. Setelah mencoba melalui Jalur Mandiri pun saya tetap tidak diterima. Saat itu saya merasa sedih dan kecewa. Saya diberi dukungan oleh keluarga dan teman-teman terdekat untuk kembali bersemangat. Kemudian, saya memilih untuk melanjutkan registrasi di D3 Manajemen Administrasi.

Namun, perjuangan saya belum berhenti. Pada Desember 2020, saya mempertimbangkan saran dari orang tua saya untuk kembali mengikuti UTBK pada tahun berikutnya. Setelah mempertimbangkan beberapa hal, saya yang masih berstatus berbagai mahasiswa D3 Manajemen Administrasi memutuskan untuk mengikuti UTBK 2021. Pilihan pertama saya adalah S1 Manajemen, sedangkan pilihan kedua adalah S1 Ilmu Administrasi Negara. Kedua pilihan saya berada di Universitas Sebelas Maret. Terhitung tiga bulan sebelum pelaksanaan UTBK 2021, saya belajar materi UTBK. Saat itu saya sempat merasa kesulitan membagi waktu kuliah dan waktu belajar materi UTBK. Saya membuat target minimal dua jam per hari saya harus belajar materi UTBK. Namun, beberapa kali saya tidak bisa merealisasikannya karena tugas kuliah yang cukup banyak.

Setelah menghabiskan sekitar tiga bulan untuk belajar, materi UTBK tetap tidak selesai saya pelajari. Parahnya lagi, tanggal pelaksanaan UTBK saya bertepatan dengan pelaksanaan Ujian Tengah Semester. Ada dua mata kuliah yang melaksanakan UTS pada hari tersebut, yaitu Bahasa Indonesia pada pagi hari dan Kewarganegaraan pada siang harinya. Namun, karena saya mendapat jadwal UTBK di pagi hari, diperkirakan saya dapat mengikuti UTS Kewarganegaraan. Kemudian, saya menghubungi dosen Bahasa Indonesia untuk bernegosiasi agar dapat mengikuti UTS susulan. Beruntungnya, karena jadwal UTS saya juga bertepatan dengan hari pertama puasa, dosen Bahasa Indonesia saya memutuskan untuk menunda UTS.

Pada hari pelaksanaan UTBK 2021, saya tidak tidur setelah sahur karena saya mendapat jadwal pukul 06.00 WIB dan perlu waktu tiga puluh menit untuk menempuh perjalanan dari rumah menuju tempat tes, yaitu di Universitas Sebelas Maret. Setelah selesai UTBK, saya langsung bergegas pulang ke rumah karena masih harus melaksanakan UTS Kewarganegaraan.

Selama hampir dua bulan saya menunggu pengumuman, saya sedikit lupa bahwa saya mengikuti UTBK karena disibukkan dengan tugas kuliah, kegiatan organisasi, dan Ujian Akhir Semester (UAS). Saat hari pengumuman tiba, saya tertidur dan terlambat membuka pengumuman karena kelelahan setelah melaksanakan UAS. Saat bangun, saya langsung menghampiri kedua orang tua saya untuk melihat pengumuman bersama-sama. Saya sama sekali tidak berekspektasi tinggi mengenai hasilnya karena saya merasa persiapan saya masih kurang. Ternyata saat itu saya diterima di program studi S1 Ilmu Administrasi Negara Universitas Sebelas Maret. Saya merasa kaget sekaligus bangga kepada diri saya sendiri. Saya juga merasa senang karena melihat raut bahagia orang tua saya. Meskipun harus meninggalkan program studi saya yang sebelumnya dan kembali mengulang kuliah dari awal, saya tidak keberatan dan justru merasa senang karena saya bisa mewujudkan keinginan orang tua saya untuk menyekolahkan saya hingga sarjana. Bagi saya tidak apa-apa mundur selangkah untuk maju seribu langkah.