Mondok Sambil Kuliah, Kejar Akhirat Maka Dunia Akan Mengikuti

Jenjang pendidikan setelah SMA/SMK adalah bangku perkuliahan. Seseorang yang sedang menempuh pendidikan di bangku perkuliahan sering kita kenal dengan sebutan mahasiswa/i. Mahasiswa biasanya memilih perguruan tinggi tempat dia berkuliah yang jauh dari rumah karena berbagai pertimbangan. Beberapa dari mereka ada yang memilih tinggal di kontrakan atau kos-kos an. Di kontrakan mereka dapat melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan keinginan mereka. Namun, sebagian dari mereka ada juga yang memilih tinggal di pondok pesantren. Pondok pesantren adalah tempat pendidikan agama islam, dimana santri-santrinya hidup secara bersama-sama di sebuah asrama bersama dengan kyai selaku pengasuh pondok pesantren. Pesantren juga memiliki kegiatan harian yang wajib dilaksanakan oleh para santri setiap harinya serta beberapa peraturan yang harus ditaati oleh para santri.

Jika ada pertanyaan “Mondok sambil kuliah, emang bisa?”, jawabannya tentu saja bisa. Banyak orang yang beranggapan bahwa seorang santri yang tinggal di pondok pesantren, tidak bisa bebas dalam bertingkah laku sesuai keinginan, karena ada aturan yang membatasinya. Mungkin anggapan seperti itu adalah anggapan bagi mereka yang belum pernah merasakan hidup di dunia pesantren yang sebenarnya. Saya mengatakan demikian karena saya juga beranggapan seperti itu, sebelum saya masuk ke pondok pesantren.

Sekarang ini saya baru merasakan bagaimana rasanya hidup sebagai santri di pondok pesantren dan juga seorang mahasiswa di perguruan tinggi. Ini merupakan pengalaman pertama kali dalam hidup saya. Lingkungan di perguruan tinggi tentunya berbeda dengan yang ada di pondok pesantren. Kondisi seperti inilah yang menjadikan seorang santri sekaligus mahasiswa mau tidak mau harus belajar bagaimana cara beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda dalam satu waktu.

Pondok Pesantren tempat saya menuntut ilmu agama kebanyakan santrinya adalah mahasiswa, jadi kegiatan pesantrennya menyesuaikan jadwal kuliah masing-masing santri, apabila ada yang berhalangan tidak mengikuti kegiatan harian dengan alasan yang jelas, misalnya ada jadwal perkuliahan atau organisasi maka diperbolehkan. Disini juga membebaskan santrinya untuk menggunakan HP, namun ada batasan waktunya yaitu mulai jam 16.00-21.30 HP dikumpulkan.

Kegiatan pesantren di mulai dengan sholat tahajud sendiri-sendiri dilanjutkan sholat subuh berjama’ah di masjid. Kegiatan pagi di mulai dengan binnadzori membaca alquran dilanjutkan belajar kitab kuning kemudian sholat dhuha selesai pukul 06.30 wib. Setelah itu bisa melakukan aktivitas masing-masing, ada yang kuliah, sekolah dan lain-lain. Adapun kegiatan malam di mulai dengan sholat maghrib berjamaah di masjid dilanjutkan bil ghoib setoran hafalan sampai isya, kemudian sholat isya berjamaah. Kegiatan madin (madrasah diniyyah) dimulai pukul 20:00-21:00 wib dilanjut dengan membaca surat al mulk bersama-sama. Rangkaian kegiatan malam selesai pada pukul 21:30 wib. Akhirnya waktu istirahat telah tiba, biasanya para santri memanfaatkannya untuk belajar atau mengerjakan tugas.

Dengan jadwal yang begitu padat antara kegiatan mondok dan kuliah, disitulah terdapat pelajaran yang berharga yaitu bagaimana cara kita bisa memanajemen waktu sebaik mungkin, supaya kegiatan mondok tidak mengganggu waktu kuliah dan sebaliknya. Keduanya sama-sama penting jadi harus seimbang dalam melaksanakan aktivitas mondok dan kuliah, jangan sampai kita menghabiskan seluruh energi yang kita miliki di kampus sehingga saat pulang ke pondok pesantren badan terasa lelah dan tidak bersemangat untuk melaksanakan kegiatan pondok.

Ingat tanggung jawab yang kita miliki ada dua yaitu menjadi santri dan mahasiswa. Menjadi santri sekaligus mahasiswa memang tidaklah mudah. Berbagai masalah dan cobaan yang datang harus dihadapi dengan rasa ikhlas, sabar dan qona’ah. Percaya dan yakin bahwa keikhlasan dan kesabaran yang kita miliki akan membuahkan hasil di kemudian hari adalah kunci sebuah kesuksesan.

1 Like