Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik maupun psikis. Salah satu ciri yang menandakan masa pubertas perempuan adalah menstruasi yang biasanya dialami oleh perempuan dimulai pada usia 10-16 tahun, tergantung pada faktor meliputi : berat badan, kesehatan wanita, status nutrisi. Biasanya menstruasi terjadi selama sebulan sekali, dan juga biasanya remaja mengalami nyeri di perut atau biasanya disebut dismenore. Dismenore yaitu kekakuan diperut bagian bawah yang terjadi menjelang atau selama menstruasi, biasanya dismenore terjadi
pada 2-3 hari, durasi nyeri sekitar 10-15 menit muncul dan hilang.
Masih sangat banyak angka kejadian nyeri menstruasi di seluruh dunia, persentase kejadian
nyeri menstruasi di dunia rata-rata lebih dari 50% atau berkisar sebesar 15,8-89,5% wanita di setiap negara mengalami nyeri menstruasi.
Haid (menstruasi) merupakan terjadinya perdarahan pada uterus yang mengalir dari rahim dan keluar dari vagina. Haid ini siklus normal pada perempuan yang umumnya terjadi setiap bulan secara periodik. Pada saat dan sebelum haid (menstruasi), seringkali wanita mengalami rasa tidak nyaman yang dirasakan di perut bagian bawah, kadang-kadang disertai pusing, lemas, mual, dan muntah. Akan tetapi jika rasa tidak nyaman itu sampai mengganggu sehingga harus meninggalkan pekerjaannya dan memaksanya harus beristirahat atau mencari pengobatan keadaan ini disebut sebagai nyeri haid (dismenore). Terdapat dua jenis dismenore, yaitu primer dan sekunder.
Beberapa perempuan yang mengalami nyeri haid mereka mengatasi serta menyembuhkannya yaitu dengan mengkonsumsi obat-obatan anti nyeri
secara berkala. Namun sifat obat tersebut hanya menghilangkan rasa sakit sementara dan akan menimbulkan ketergantungan terhadap obat tersebut. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat memberikan efek negatif bagi kesehatan perempuan. Dalam penggunaan obat-obatan tersebut memberikan efek samping seperti gangguan pada lambung, anemia dan yang lebih parah adalah dampak mental psikologis yang membuat penderitanya tersugesti dan tidak bisa melepaskan diri dari obat. Mereka menganggap agar tidak nyeri pada saat menstruasi harus minum obat
Untuk mengatasi nyeri haid (dismenore) dapat dilakukan terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi antara lain, pemberian obat analgetik, terapi hormonal, obat nonsteroid prostaglandin, dan dilatasi kanalis servikalis. Untuk terapi non farmakologi dilakukan antara lain kompres hangat, olahraga, terapi mozart dan relaksasi, dan minum minuman herbal.
Saat ini produk herbal memang sedang menjadi alternatif terutama bagi remaja putri yang ingin mengurangi rasa nyeri tanpa mendapatkan efek samping. Ramuan herbal yang telah di percaya khasiatnya yang berasal dari bahan-bahan tanaman. Beberapa bahan tanaman di percaya dapat mengurangi rasa nyeri yaitu kunyit, asam jawa, kayu manis, cengkeh, dan jahe.
Salah satu produk herbal yang familiar bagi para remaja putri yang ingin mengurangi nyeri haid adalah minuman kunyit asam. Minuman kunyit asam adalah minuman yang bahan utamanya berasal dari kunyit dan asam. Kunyit secara alamiah di percaya memiliki kandungan senyawa fenolik sebagai antioksidan, bermanfaat sebagai analgenetika, anti-inflamasi, antimikroba, serta pembersih darah. Dalam hal ini masyarakat Indonesia percaya bahwa memiliki kebiasaan minum minuman kunyit untuk mengurangi keluhan pada saat haid.
Senyawa aktif yang terdapat pada kunyit adalah curcumine. Lebih spesifik dapat dijelaskan bahwa kandungan curcumine pada kunyit dan anthocyanin pada asam jawa akan menghambat reaksi cyclooxygenase (COX) sehingga menghambat atau mengurangi terjadinya inflamasi sehingga akan mengurangi atau bahkan menghambat kontraksi uterus yang menyebabkan nyeri haid. Dan curcumenol sebagai analgetik akan menghambat pelepasan prostaglandin yang berlebihan melalui jaringan epitel uterus dan akan menghambat kontraksi uterus sehingga akan mengurangi terjadinya dismenore.