Mimpi yang menjadi nyata

Aku tak pandai bersajak, maupun menyusun kata-kata indah. tapi aku ingin menceritakan sedikit kisahku disini, di masa perjuangan masuk ke dunia perkuliahan yang ku impikan

Aku bukan salah satu siswa berprestasi di sekolahku, dan akupun tidak masuk peringkat siswa eligible di sekolah, Sedih? tentu saja. Memiliki kakak yang lolos SNMPTN di salah satu PTN di Indonesia merupakan keminderan tersendiri bagiku, namun itu bukanlah akhir dari segalanya, tapi itulah awal kisahku dimulai.

Dikarenakan aku tidak lolos peringkat eligible di sekolah, aku mengikuti SBMPTN dengan pengetahuanku yang terbatas, dan bahkan akupun tak yakin akan diterima di salah satu PTN yang kutuju. Aku memiliki mimpi menjadi dokter di masa kecilku, karena itu kumasukkan kedokteran di salah satu PTN pada pilihan pertama. Sekarang masalahnya, pilihan kedua akan kuisi apa?

Guru

Itu yang ibuku katakan padaku. Ibuku memang memiliki mimpi agar salah satu anaknya bisa menjadi guru, untuk melanjutkan mimpi masa lalunya. Awalnya aku tak yakin, apakah aku bisa ?, dan setelah berfikir beberapa hari, pada akhirnya akupun mengiyakan permintaan ibuku.

Pendidikan Matematika

aku menjatuhkan pilihanku di matematika pada pilihan keduaku, karena jujur aku suka matematika dari SMP. dan yap, sekarang aku harus berjuang untuk mendapatkannya.
Aku membeli buku khusus SBMPTN untuk menemaniku karena aku tidak ikut les, sehingga aku belajar secara mandiri. Saat belajar pun banyak hal yang tak ku ketahui, akupun semakin takut untuk memulai peperanganku di depan. Dengan sajadah dan mukena ku berdoa di sepertiga malamku, untuk semakin menyakinkan hatiku. Sebenarnya akupun juga mendaftar vokasi dan kedinasan, namun nihil tidak ada yang aku dapatkan. Beruntung diriku memiliki keluarga dan sahabat yang selalu menyemangati serta Tuhan yang selalu menjagaku.

12 April 2021 adalah saat puncak perjuanganku, mendapat hari pertama dan sesi pertama membuatku sedikit khawatir, tetapi tetap kuteguhkan dalam hati untuk melewatinya. Aku mulai mengerjakan, walau tidak semua soal dapat kumengerti.

Hari-hari pun berganti hingga menuju bulan juni, bulan penentuan dan penantian. Dan saat hari pengumuman tiba, masi kuinget dengan jelas saat aku menanti hasil perjuanganku selama ini, semua rasa seperti berkecamuk di dalam hati, dengan keringat dingin akupun mulai mengetik nomor peserta dan tanggal lahirku disana.

SELAMAT

membaca kata itu aku pun menangis di dalam dekapan ibuku. Dan kejutannya, aku diterima di pilihan yang diimpikan ibuku. Yap Pendidikan Matematika, aku sangat bahagia saat itu, perjuangku ternyata tak sia-sia.

Kehilangan impian masa kecil mungkin sedikit mengecewakan, tapi aku bersyukur masi diberi kesempatan pada Tuhan untuk berkuliah di salah satu PTN di Indonesia, dengan jurusan yang memang aku minati dari dulu.

Tetapi ini bukanlah akhir, iya kan?
Masi ada banyak tantangan yang harus ditempuh untuk membuat bangga keluargaku.

terima kasih sudah mau membaca sedikit kisahku, yang mau ku sampaikan disini hanyalah Harapan yang tak sesuai dengan kenyataan bukan alasan untuk kecewa. Segala sesuatu pasti ada hikmahnya.

Salam cinta dariku, semangat untuk kita generasi masa depan😊.