Metode Rekonstruksi dalam Lingusitik Bandingan Historis

Para ahli bahasa mengembangkan suatu metode baru untuk mengadakan pemulihan (rekonstruksi) baik fonem-fonem purba (proto) maupun morfem-morfem proto yang dianggap pernah ada dalam bahasa-bahasa purba yang sama sekali tidak memiliki naskah-naskah tertulis. Teknik rekonstruksi merupakan suatu teknik pra-sejarah bahasa. Rekonstruksi fonem dan moro fonem dimungkinkan karena para ahli menerima asumsi bahwa jika diketahui fonem-fonem kerabat dari suatu fonem bahasa proto, maka sebenarnya fonem proto tersebut dapat ditelusuri kembali bentuk tuanya. Pengadaan rekonstruksi fonem-fonem dan bentuk-bentuk morfem bahasa kerabat kepada fonem atau morfem proto yang diperkirakan menurunkan bahasa-bahasa kerabat tersebut, maka dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut

  1. Mencatat semua korespondensi fonemis dalam bahasa yang diperbandingkan
  2. Memperbandingkan unsur-unsur yang menunnjukkan kontras
  3. Mengadakn rekonstruksi tiap fonem
    Teknik rekonstruksi fonem maka dilakukan perbandingan pasangan-pasangan kata dalam berbagai bahasa kerabat dengan menemukan korespondensi fonemis dari tiap fonem yang membentuk kata kerabat. Ditemukannya korespondensi fonemis maka dapat diperkirakan fonem proto proto mana yang kiranya menurunkan fonem berkorespondensi tersebut. Bila dalam sebuah rekonstruksi dengan sebuah perangkat korespondensi, telah ditetapkan sebuah fonem yang dijadikan fonem proto yang memantulkan fonem-fonem bahasa kerabat sekarang, maka fonem itu tidak fonem itu tidak boleh digunakan kembali untuk menyatakan fonem proto untuk korespondensi yang lain.
    Rekonstruksi morfemis (antar bahasa kerabat), yang mencakup rekonstruksi atas alomorf-alomorf (rekonstruksi untuk menetapkan bentuk tua dalam satu bahasa). Rekonstruksi fonemis yang dilakukan maka diperoleh dua hal se morfemiskaligus:
  4. Rekonstruksi fonem proto yang memantulkan atau menurunkan fonem-fonem dalam bahasa kerabat sekarang.
  5. Memulihkan semua fonem bahas kerabat sekarang sebagai yang tercermin dalam pasangan kata-katanya ke suatu fonem proto, maka sudah berhasilpula dilakukan rekonstruksi morfemis.
    Rekonstruksi dalam adalah rekonstruksi yang dilakukan dalam satu bahasa untuk mendapatkan bentuk-bentuk tuanya. Rekonstruksi dalam adalah suatu mode yang mencoba memulihkan suatu bahasa pada tahap perkembangan tertentu pada masa lampau dengan tidak mempergunakan data dari bahasa itu sendiri. Rekonstruksi dalam dilakukan karena beberapa kenyataan berikut yaitu adanya alomorf, netralisasi, reduplikasi, dan adanya bentuk infeksi. Rekonstruksi di atas morfem mengandung asumsi bahwa terdapat relasi antara bahasa-bahasa yang dibandingkan. Rekonstruksi fonemis dan morfemis pun merupakan peluang yang tinggi hanya mengenai bentuk-bentuk tertentu, dan tidak mencakup semua unsur dan morfem.
    Penerapan reknonstruksi dapat dilakukan bila suatu masyarakat bahasa yang homogen tiba-tiba dicerai-beraikan oleh bencana alam ke empat daerah yang secara geografis berpisah satu dari yang lain, maka secara logis dapar diterima bahwa akan timbul empat bahasa baru. Pengadaan rekonstruksi merupakan suatu usaha untuk menulusuri kembali jejak perpisahan itu. Harus diingat bahwa proses rekonstruksi diadakan dengan mempergunakan prinsip-prnsip tertentu: kesederhanaan, penghematan, dan bahwa tidak ada faktor yang mengganggu evolusi itu dan evolusi itu berada dalam situasi isolasi yang kuat.