Menyelami Dunia Pendidikan: Pengalaman PLP yang Tak Terlupakan

Pengenalan Lapangan Persekolahan atau yang biasa disebut PLP, merupakan salah satu langkah untuk menuju akhir dari perjalanan yang saya tempuh. Bahagia, bimbang, hingga takut melangkah, itu yang saya rasakan di awal perjalanan dimulai.

Empat puluh sembilan hari melaksanakan kegiatan PLP di SMA Negeri 1 Temanggung, begitu banyak hal yang saya jumpai. Mulai dari beragamnya karakteristik siswa, pembuatan pembelajaran interaktif hingga cara untuk mengendalikan emosi jiwa. Pengalaman PLP ini merupakan pengalaman yang tak ternilai harganya. bimbingan dan dukungan dari DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) dan guru pamong turut serta dalam setiap langkah yang saya lalui.

Minggu pertama kegiatan PLP diisi dengan pelaksanaan observasi atau pengamatan terhadap guru pamong dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Di minggu pertama itu, saya berkesempatan masuk ke kelas untuk hanya melihat maupun ikut membagikan sedikit penyegaran terhadap siswa. Pelaksanaan praktik mengajar di SMA Negeri 1 Temanggung dimulai di minggu kedua dan selesai di minggu ketujuh. Dalam melaksanakan praktik mengajar ini, saya ditugaskan untuk memberi pengajaran di kelas X-1, XI-1, XI-2, XI-4, XI-5, dan XI-9. Keenam kelas tersebut memiliki kepribadian dan karakter yang berbeda sehingga metode yang saya terapkan juga harus mengikuti karakteristik setiap kelas tersebut. Saya mengambil contoh di kelas X-1, siswa dan siswi di kelas tersebut cenderung kekanakan serta ingin selalu diperhatikan sehingga butuh penanganan ekstra. Kemudian di kelas XI-2 sangatlah berbeda dengan XI-9. Kelas XI-2 merupakan kelas yang pasif dan kurang antusias dengan pembelajaran, sedangkan XI-9 merupakan kelas yang paling ambisius dalam kegiatan pembelajaran. Dari dua kelas itu saja, saya belajar melakukan penanganan yang berbeda karena perbedaan karakteristik tersebut.

Hari-hari yang dilakukan untuk praktik mengajar juga dibarengi dengan membiasakan diri untuk 3S (senyum, sapa, salam) saat melakukan interaksi dengan sesama warga sekolah. Tidak hanya itu, kegiatan pendampingan ekstrakurikuler, pendampingan kerohanian setiap pagi, serta terlibat dalam acara pengajian akbar merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi untuk memperluas interpretasi dunia persekolahan.

Saya menyadari bahwa kehidupan untuk menjadi pengajar yang sesungguhnya sangat berbeda dengan praktik yang saya lakukan di perkuliahan. Membuat modul ajar, merancang media pembelajaran, hingga menyiapkan pembelajaran pada aslinya jauh berbeda dengan teori yang didapat. Sedikit sulit untuk beradaptasi, tetapi tidak menghalangi saya untuk pantang menyerah dan terus melanjutkan langkah dalam perjalanan ini. Pada akhirnya saya menyimpulkan bahwa untuk menjadi guru yang baik, perlu ketelatenan dan inovatif agar bisa melakukan pembelajaran yang menyenangkan.

SMA Negeri 1 Temanggung merupakan sekolah yang saya impikan sejak kecil. Tapi bukannya masuk dengan seragam putih abu-abu, malah berdiri di depan kelas dengan panggilan ibu. Saya sangat berterima kasih karena dengan kegiatan PLP ini, saya berkesempatan untuk menjadi keluarga besar SMA Negeri 1 Temanggung walaupun dalam waktu yang singkat. Kegiatan PLP ini mempertemukan saya dengan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) lain dan mahasiswa Pendidikan Biologi (PBIO) untuk bersama-sama mendapat pengalaman baru serta berbagi cerita tentang kesulitan yang dihadapi.

Sampai saat ini, semua yang saya lakukan dan pelajari masih tergambar jelas di ingatan. Momen-momen kecil saat beberapa siswa mengandalkan saya menjadi hal yang tidak akan terlupakan sampai kapanpun. Perpisahan setiap kelas di minggu terakhir menjadi salah satu hal yang mengharukan di hidup saya ditambah dengan kesan pesan yang dituliskan setiap siswa menjadi sarana untuk kembali meningkatkan value pada diri saya.

Terima kasih banyak saya ucapkan kepada SMA Negeri 1 Temanggung yang telah memfasilitasi saya belajar dan berkembang melalui kegiatan PLP ini. Terima kasih juga saya ucapkan kepada DPL dan guru pamong atas bimbingan, arahan, serta dukungan untuk membantu memahami dunia pendidikan yang sesungguhnya. Tak lupa kepada siswa-siswi kelas X-1, XI-1, XI-2, XI-4, XI-5, dan XI-9 yang telah bersedia untuk belajar serta mengembangkan materi secara bersama-sama. Saya akan mengenang masa-masa indah saat PLP ini dengan bangga. Kegiatan ini merupakan bentuk simulasi terhadap apa yang akan saya hadapi di dunia persekolahan. Saya berkomitmen untuk terus mengembangkan diri dan mengimplementasikan segala pelajaran yang telah didapatkan selama kegiatan PLP berlangsung.

1 Like