Menyelam Lebih dalam di Pulau Ilmu Morfologi

Halo kawans mijil semuanya, kembali lagi bersama saya dan tentunya tidak lupa dengan topik baru yang menyertainya. Nah, kali ini saya akan memaparkan tentang morfologi. Sebelumnya apa sih morfologi itu? Morfologi adalah cabang linguistik mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal, satuan tersebut dinamai “Morfem”. Morfem sendiri berarti satuan gramatikal terkecil yang memiliki makna. Contohnya adalah pada kata berarti, secara morfologis terdiri atas dua satuan minimal, yaitu ber- dan arti. Dalam morfologi, kata tersebut (berhak dan arti) dapat diartikan sebagai morfem satu atau lebih.
Morfem dalam morfologi mengalami proses morfemis. Proses morfemis adalah proses pembentukan kata dengan menggabungkan morfem-morfem tertentu. Proses morfemis ini dibagi menjadi empat, yaitu:

  1. Pengafiksan atau pengimbuhan, artinya morfem dasa diberi imbuhan.
  2. Pengklitikan, artinya menambah klitika pada morfem dasar.
  3. Pemajemukan, artinya menggabungkan dua morfem dasar atau lebih.
  4. Reduplikasi, artinya menggabungkan dua morfem dasar yang sama.

Berdasarkan proses morfemis tersebut, morfem-morfem dapat diklasifikasikan dalam beberapa bentuk, yaitu:

  1. Bentuk Morfem berdasarkan kebebasan dalam bertutur:
    a. Morfem Bebas
    Morfem bebas adalah morfem berupa kata dasar atau morfem yang belum mengalami proses morfemis. Contohnya adalah kata pulang, makan, rumah, baik, buruk, dan sebagainya
    b. Morfem Terikat
    Morfem terikat adalah morfem yang terbentuk apabila meleburkan diri pada morfem yang lain. Contohnya, dalam kata ber-arti.

  2. Bentuk Morfem berdasarkan keutuhan bentuknya :
    a. Morfem Utuh
    Morfem utuh adalah morfem yang terdiri dari satu kata yang utuh. Contohnya pada kata gelang, kalung, sungai, tinta, dan sebagainya.
    b. Morfem terbagi
    Morfem Terbagi adalah morfem yang terdiri dari kata dan imbuhan. Contohnya pada kata indah , mendapatkan imbuhan [ke-] dan [-an] menjadi keindahan.

  3. Bentuk Morfem berdasarkan jenis fonem yang membentuknya
    a. Morfem Segmental
    Morfem Segmental adalah morfem yang tebentuk karena adanya fonem segmental. Fonem segmental sendiri berarti fonem yang dapat dianalisa keberadaannya. Contohnya, kata {tinta} menjadi [t-i-n-t-a, dan {buat} menjadi [b-u-a-t].
    b. Morfem Suprasegmental
    Morfem Suprasegmental adalah morfem yang terbentuk karena adanya unsur-unsur suprasegmental, seperti tekanan, nada, durasi, dan sebagainya. Contohnya :
    • Bersihkan!
    • Sedang membersihkan

  4. Morfem Beralomorf Zero/ “Nol”
    Morfem beralomorf zero atau nol (lambangnya berupa Ø), yaitu morfem yang salah satu alomorfnya tidak berwujud bunyi segmental maupun berupa prosodi (unsur suprasegmental), melainkan berupa ”kekosongan”. Morfem beralomorf zero hanya dapat ditemukan dalam bahasa inggris berupa kata dan tidak berlaku pada Bahasa Indonesia.
    Contohnya:
    Bentuk tunggal : I have a car ; I have a sheep
    Bentuk jamak : I have two cars ; I have two sheep

  5. Berdasarkan pembentukan kata
    a. Morfem dasar (morfem yang bisa berdiri sendiri). Contohnya arti dalam kata berarti.
    b. Morfem Pangkal (morfem dasar yang mengalami proses infleksi). Contohnya mengangisi yang bentuk pangkalnya berupa tangisi.
    c. Morfem akar (morfem yang tidak bisa dianalisis lagi). Contohnya menyapu yang akarnya adalah sapu.

Nah, itu dia penjelasan mengenai morfologi, proses morfemis dan bentuk-bentuk morfem. Semoga dapat menambah pengetahuan kita semua.

Referensi

Verhaar, J.W.M. (2001). Asas-Asas Linguistik Umum Cetakan ke-3. Yogyakarta: UGM Press.
Chaer, Abdul. (2014). Linguistik Umum Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

4 Likes