Menyapa Lebih Dekat Dengan Morfologi dan Klasifikasi Morfemnya

Morfologi dan klsifikasi morfem
dok. pribadi

Halo sobat mijil, kali ini Saya akan mengenalkan kepada sobat mijil mengenai salah satu cabang linguistik yaitu mengenai morfologi. Sebelum menuju pada pengertian morfologi, tentunya sobat mijil tahu terlebih dahulu mengenai linguistik itu sendiri. Linguistik merupakan studi keilmuan yang mempelajari sebuah bahasa, yakni bahasa manusia.

Ya, betul sekali. Morfologi merupakan sebuah cabang linguistik yang mempelajari mengenai struktur sebuah kata, sehingga membentuk suatu makna dalam kata. Kemudian Verhaar (1984:52) mendefinisikan morfologi sebagai cabang linguistik yang mempelajari susunan dari sebuah kata secara gramatikal. Dari penjelasan di atas mengenai morfologi dapat disimpulkan bahwa morfologi merupakan cabang linguistik yang mempelajari sebuah susunan struktur kata secara gramatikal, sehingga dapat membentuk sebuah makna dalam kata.

Kemudian, dalam morfologi terdapat sebuah unit terkecil dalam sebuah kata, sehingga membentuk makna tertentu yang sering disebut sebagai morfem. Morfem sudah tidak dapat terurai menjadi bagian terkecil. Misalnya, pada kata baca jika terbagi menjadi sebuah kata ba dan ca, maka kata tersebut tidak termasuk ke dalam morfem.

Morfem dapat diklasifikasikan ke dalam berbagai bentuk, di antaranya.

1.Morfem terikat dan Morfem bebas

  • Dalam morfem ini sangat membutuhkan bantuan dari morfem lain, karena tidak bisa berdiri dengan sendirinya, disebut sebagai morfem terikat.
    Contoh : bersama, bertaut, dan bertutur.

  • Morfem ini dapat berdiri tanpa bantuan dari morfem yang lain, disebut morfem bebas.
    Contoh : tidur, lelah, dan minum.

2.Morfem terbagi dan Morfem utuh

  • Morfem yang diapit oleh unsur lain atau dengan imbuhan diartikan sebagai morfem terbagi.
    Contoh : kemanusiaan, kedaulatan, dan berpakaian.

  • Suatu morfem memiliki strukturnya tetap, utuh dan tidak terbagi, disebut sebagai morfem utuh.
    Contoh : turun, naik, dan duduk.

3.Morfem segmental dan Morfem suprasegmental

  • Morfem segmental, terjadi karena adanya fonem segmental atau dapat terbagi.
    Contoh : bola [bo-la atau b-o-l-a], dadu [da-du atau d-a-d-u].

  • Morfem suprasegmental. Morfem ini terjadi apabila terdapat unsur-unsur seperti nada, tekanan, dan durasi.
    Misalnya pada kalimat, Ibu mertua, memiliki jeda ibu//mertua.

4.Morfem beralomorf zero

  • Morfem ini dikatakan kosong, maksudnya tanpa adanya bunyi, sehingga diperoleh morfem nol/ beralomorf zero.
    Contoh : Siti tanya kepada temanya, kata “tanya” dikatakan sebagai morfem beralomorf zero karena terdapat kekosongan, yang biasanya mendapatkan imbuhan [ber-].

5 Morfem nonleksikal dan morfem leksikal

  • Morfem ini tidak memiliki artian apabila berdiri sendiri, sehingga membutuhkan morfem lain disebut sebagai morfem nonleksikal.
    Contoh : umurnya beranjak 18 tahun.

  • Morfem yang satu ini sudah memiliki arti yang sebenarnya, sehingga tidak membutuhkan morfem lain, sering disebut morfem leksikal.
    Contoh : gitar (alat musik yang dipetik) dan kursi (tempat duduk).

6.Morfem dasar, pangkal, dan akar

  • Morfem dasar, ini dapat berdiri sendiri maupun gabungan morfem
    Contoh : bertahan dari morfem ber- dan tahan.

  • Morfem pangkal, morfem yang memperoleh imbuhan afiks kemudian terdapat morfem pada pangkal kata.
    Contoh : berjanji, “janji” merupakan morfem pangkal.

  • Morfem akar, morfem yang terdapat gabungan beberapa imbuhan.
    Contoh : memberhentikan, dari kata dasar henti.

Sumber Referensi :

Kuntarto, E. (2017). Telaah Linguistik untuk Guru Bahasa.

Verhaar, J.W.M. (2001). Asas-Asas Linguistik Umum Cetakan ke-3. Yogyakarta: UGM Press.

1 Like