MENYAPA ARTIKULA : Kata Sandang

Pengertian Artikula

Artikula atau yang bisa disebut dengan kata sandang merupakan kata yang tidak mempunyai arti tetapi tugasnya yang membatasi kata nomina atau kata benda. Kata sandang sering digunakan untuk mendampingi kata benda dasar dan nomina yang terbentuk dari verba, promina atau verba pasif.

Fungsi dan Jenis-jenis Artikula
Apa si fungsi artikula? Fungsi artikula ialah bergantung pada jenis artikula itu sendiri, seperti sang berfungsi untuk meninggikan harkat dan martabat seseorang atau benda yang unik. Para berfungsi untuk mengisyaratkan kedudukan. Nah, di dalam bahasa Indonesia artikula dibagi menjadi 3 jenis yaitu :

  1. Artikula yang bersifat gelar
    Artikula yang bersifat gelar berfungsi untuk mengkhususkan nomina singularis, jadi bermakna spesifikasi. Artikula yang bersifat gelar antara lain :

A. Sang
Digunakan untuk manusia atau benda unik dengan maksud untuk meninggikan harkat dan martabat kata yang didampinginya, biasanya bergabung dengan nomina, baik persona, satwa, maupun benda dan menyatakan personifikasi. Sang juga dapat menyatakan maksud mengejek atau menghormati, kadang-kadang juga dipakai dalam gurauan atau sindiran.
Contoh:
• Sang Merah Putih berkibar dengan jaya di seluruh tanah air.
• Pagi ini sang mentari menampakkan diri dengan senyum terindahnya.

B. Sri
Digunakan untuk mengkhususkan orang yang sangat dihormati, misalnya seseorang yang memiliki martabat tinggi dalam keagamaan atau kerajaan.
Contoh:
• Bulan depan Sri Paus dijadwalkan akan berkunjung ke Amerika.
• Kedatangan Sri Baginda disambut dengan meriah oleh seluruh rakyat.

C. Hang

Digunakan untuk laki-laki yang dihormati, dan pemakaiannya terbatas pada nama tokoh dalam cerita sastra lama.

Contoh: Segera Hang Tuah pergi merantau.

D. Dang
Digunakan untuk wanita yang dihormati, pemakaiannya terbatas pada nama tokoh dalam cerita sastra lama.
Contoh: Dang Merdu adalah nama tokoh terkenal dalam hikayat sastra Melayu.

  1. Artikula yang mengacu ke makna kelompok
    Artikula ini bertugas untuk mengkhususkan makna kelompok atau mengacu ke makna kolektif. Artikula ini mengisyaratkan kedudukan, jadi penulisan nomina yang diiringinya tidak dinyatakan dalam bentuk kata ulang. Artikula yang demikian antara lain:
    A. Para
    Digunakan untuk mengkhususkan atau menegaskan makna kelompok bagi manusia yang memiliki kesamaan sifat tertentu, khususnya yang berkaitan dengan pekerjaan atau kedudukan.
    Contoh: Para guru hari ini akan mengadakan rapat.
    B. Kaum
    Digunakan untuk mengkhususkan kelompok yang berideologi sama.
    Contoh: Bagi kaum wanita yang beragama islam diwajibkan untuk menutup auratnya.
    C. Umat
    Digunakan untuk mengkhususkan kelompok yang memiliki latar belakang agama yang sama, atau yang memilki konotasi keagamaan.
    Contoh: Umat islam merayakan hari raya idul fitri setiap tanggal 1 syawal.
  2. Artikula yang menominalkan
    Disisi lain artikula yang menyatakan gelar dan kelompok, ada pula artikula yang menominalkan. Artikula yang menominalkan antara lain:
    A. Si
    Artikula si yang menominalkan dapat mengacu ke makna tunggal atau generic, bergantung pada konteks kalimatnya. Misalnya frasa si miskin dalam kalimat Tak sampai hatiku melihat si miskin mengambil makanan dari tumpukan sampah, mengacu pada satu orang yang kebetulan miskin. Akan tetapi, dalam kalimat Dalam masa krisis si makinlah yang selalu menderita, frasa si miskin mengacu ke pengertian generik (umum), yakni kaum miskin di dunia ini.
    Artikula si dipakai untuk mengiringi nama orang, membentuk nomina dari ajektiva atau verba, dan dalam bahasa yang tidak formal untuk mengiringi pronomina dia. Berikut adalah contoh pemakaiannya.
    a) Si Amat akan meminang si Halimah minggu depan.
    b) Aduh, cantiknya si hitam manis ini.
    c) Si terdakwa tidak dapat menjawab pertanyaan hakim.
    d) Mengapa si dia tidak kamu ajak.

B. Yang
Kata yang berfungsi ganda dalam sintaksis. Sebagai artikula, yang membentuk frasa nominal (yang terhormat, yang berkepentingan, yang hadir) dari verba, adjektiva, atau kelas kata lain, yang bersifat takrif atau definit. Sifat yang sama akan muncul jika yang mengantarai nomina dengan pewatasnya. Di samping itu, kata yang menjadi pengantar klausa relatif. Berikut ini beberapa contoh penggunaan artikula yang:
• Bu Santi membeli pakaian mahal (sifat tak definit)
• Bu Santi membeli pakaian yang mahal (sifat definit)

Daftar Pustaka
Hasan Alwi, Anton M. Moeliono, Hans I-apoliwa, Sty Satrya Tjatur Wisnu Sasangka, Siiglyono. (2017). TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA (Edisi Keempat). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.