Menumbuhkan Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar Dalam Pendidikan dan Pengajaran

Bahasa merupakan metode komunikasi manusia lisan dan tulisan. Seseorang yang fasih dalam lebih dari satu bahasa akan lebih mudah menjelaskan konsep-konsep kompleks kepada orang lain. Ketika seseorang berhasil menyampaikan pemikirannya kepada orang lain, mereka akan siap menerimanya. Kemampuan memahami fungsi sosial bahasa merupakan syarat paling mendasar dalam interaksi manusia. Cara kita menggunakan kata-kata itu sewenang-wenang. Dengan demikian, budaya dan status sosial ekonomi komunitas pengguna berhubungan langsung dengan bahasa yang mereka gunakan. Hal ini memfasilitasi variasi regional dalam terminolog, tergantung pada pembelajar bahasa individu itu sendiri untuk memajukan bahasanya. Bahasa tidak diatur oleh hukum ilmiah atau universal, melainkan dikendalikan dan dibentuk dalam konteks sosial tertentu.
Bahasa asli masyarakat Indonesia adalah bahasa Indonesia. Ketika penduduk Indonesia bilingual atau multilingual, bahasa Indonesia seringkali menggantikan bahasa ibu sebagai bahasa kedua. Demikian pula, hal ini dipengaruhi oleh usia pengguna dan konteks penggunaan bahasa tersebut. Pada abad ke-20, individu-individu yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda memahami pentingnya pembentukan satu bahasa nasional yang dapat mempersatukan seluruh bangsa Indonesia. Pada tanggal 28 Oktober 1928, sekelompok pemuda bersumpah setia kepada Indonesia sebagai tanah air, bangsa, dan bahasanya.

Berkat usaha yang disengaja, bahasa Indonesia menjadi bahasa kebersamaan. Ketika Negara Republik Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, bahasa Indonesia resmi menjadi bahasa resmi negara. Semua bentuk media yang disetujui pemerintah—mulai dari TV dan radio hingga media cetak seperti surat kabar dan majalah—harus disiarkan dalam bahasa resmi Indonesia, yaitu bahasa Indonesia. Bahasa formal mengacu pada jenis bahasa yang digunakan dalam pertemuan bisnis, publikasi, dan lingkungan akademik. Deklarasi Kemerdekaan versi bahasa Indonesia merupakan dokumen resmi pemerintah yang pertama.
Perkembangan bahasa Indonesia menjadi tulang punggung negara Indonesia. Sebuah teknik yang membuat takjub dan terkesan para ahli bahasa dari seluruh dunia. Meskipun terdiri dari negara-negara kepulauan dengan puluhan suku yang masing-masing berbicara dalam bahasa mereka sendiri, Indonesia telah menerima bahasa selain bahasa daerah sebagai bahasa nasionalnya.
Sejak sebelum kemerdekaan, bahasa resmi lembaga yaitu bahasa Indonesia karena telah menjadi fokus berbagai inisiatif. Untuk memastikan bahwa satu bahasa umum digunakan di semua lapisan masyarakat dilakukanlah beberapa upaya yang telah dimulai untuk membakukan ejaan, tata nama, terminologi, dan tata bahasanya.
Setiap orang yang tinggal di Indonesia, berapa pun usianya, diharapkan fasih berbahasa Indonesia lisan dan tulisan. Hal ini krusial mengingat Indonesia hanya mempunyai satu bahasa resmi, yaitu bahasa Indonesia. Bahasa ibu harus digunakan dalam semua kegiatan pemerintahan dan pendidikan. Bahasa gaul, yang awalnya dimaksudkan untuk digunakan secara informal, kini semakin diintegrasikan ke dalam lingkungan pendidikan.

  1. Hasil dan Pembahasan
    2.1 Pentingnya Peran Bahasa Indonesia dalam Masyarakat
    Karena statusnya sebagai bahasa resmi negara, bahasa Indonesia memfasilitasi pertukaran informasi. Terdapat korelasi antara ketepatan informasi yang disampaikan dengan ketepatan bahasa yang digunakan. Penggunaan bahasa Indonesia secara akurat sangat penting dalam konteks tertentu, terutama dalam suasana formal. Bahasa gaul adalah salah satu sumber potensi kesulitan ketika mencoba berkomunikasi dalam bahasa Inggris normal. Oleh karena itu, kualitas linguistiknya menurun. Bahasa anak muda, atau biasa disebut bahasa gaul, semakin menggantikan bahasa Indonesia standar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri film.
    Karena keberagaman penduduk Indonesia, bahasa juga dapat digunakan sebagai sarana untuk memfasilitasi sosialisasi dan adaptasi. Karena keragaman tersebut maka diperlukan suatu metode standardisasi. Di sini, kita membutuhkan bahasa untuk menjalankan fungsi integrasi sosialnya.
    Ketika seseorang pindah ke negara baru yang norma, budaya, dan bahasanya sangat berbeda dengan negara asalnya, mereka sering kali mendapati bahwa mempelajari bahasa adalah bagian penting untuk menetap. Kemampuan berkomunikasi satu sama lain sangat penting untuk keberhasilannya dari proses adaptasi ini. Banyaknya penyimpangan dari standar yang berlaku dalam penggunaan bahasa Indonesia, khususnya bahasa Indonesia versi ilmiah sehingga berdampak pada makna pesan yang disampaikan.

UUD 1945 menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara hingga saat ini, bahasa ini diajarkan sebagai bahasa kedua di beberapa negara. Bahasa gaul berkembang sebagai akibat dari pergeseran sosial, sehingga menambah kerumitan dalam penguasaan bahasa Indonesia. Bahasa mendapat manfaat dari pesatnya pertumbuhan teknologi komunikasi. terkait dengan perkembangan platform media sosial. Sekitar pergantian milenium dan awal tahun 2000-an, bahasa gaul paling menonjol di masyarakat arus utama, terutama di kalangan anak muda.
2.2 Bahasa Indonesia vs Bahasa Gaul
Pengaruh bahasa gaul menjadi salah satu penghambat utama kemajuan bahasa Indonesia. Bahasa gaul masih dapat diterima untuk digunakan saat bercakap-cakap dengan orang lain, mengirim pesan teks, menggunakan Twitter, atau tampil di panggung atau televisi. Namun, ditemukan bahwa siswa sering menggunakan bahasa informal ketika melakukan aktivitas bahasa seperti menulis dan berbicara di kelas. Formulir tanggapan ujian, tugas siswa, dan presentasi kelas semuanya menampilkan penggunaan bahasa gaul yang berat.
Pengaruh bahasa gaul pada tata bahasa Indonesia telah berkembang seiring berjalannya waktu dan khususnya terlihat jelas di negara ini, meluasnya penggunaan bahasa gaul mempunyai dampak negatif jangka panjang terhadap evolusi identitas bangsa Indonesia. Bahasa gaul digunakan secara luas di masyarakat saat ini, dan semakin buruk jika bahasa tersebut merasuki generasi muda. Generasi muda inilah yang bertanggung jawab mengganti bahasa Indonesia baku dengan bahasa gaul. Menanamkan apresiasi yang mendalam terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional pada generasi penerus akan membantu mengekang penggunaan bahasa gaul yang banyak ditemui di masyarakat saat ini.

Bahasa Indonesia mewakili bangsa Indonesia dalam pergaulan internasional. Tumbuh kembangnya bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa dan munculnya bahasa gaul di masyarakat mempunyai berbagai akibat atau implikasinya, seperti berikut ini: Bahasa gaul pada awalnya merupakan ancaman terhadap status bahasa Indonesia itu sendiri. Akibat dampak globalisasi terhadap identitas nasional, semakin banyak orang yang tidak lagi menggunakan bahasa Indonesia standar dan memilih bahasa gaul. Jelas sekali bahwa penggunaan bahasa sehari-hari secara luas sudah ada dan hanya akan meningkat pada generasi berikutnya, yang secara intrinsik terkait dengan penggunaan bahasa sehari-hari.
Kedua, kemerosotan bahasa Indonesia secara umum. Karena bahasa Indonesia masih dalam tahap awal dibandingkan dengan bahasa lain, tidak mengherankan jika bahasa lain telah berkembang lebih jauh dalam sejarah perkembangannya. Kita semua tahu bahwa Barat bertanggung jawab atas sebagian besar kemajuan ilmu pengetahuan saat ini. Masuk akal bahwa bahasa mereka juga akan menyebar seiring dengan pemahaman ini. Bukan hal yang mustahil bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia untuk bisa menguasai Jakarta.
Bahasa Indonesia, pada dasarnya adalah bahasa yang membatasi, memungkinkan adanya asimilasi ke dalam terminologi asing. Banyak asumsi yang salah dapat dibuat dalam kondisi seperti ini. Komunitas ilmiah tidak mengakui bahasa Indonesia sebagai bahasa yang sah. Di sisi lain, bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya dijunjung tinggi. Oleh karena itu, kemahiran seseorang dalam berbahasa Inggris atau bahasa asing seringkali dijadikan tolak ukur tingkat pendidikan seseorang. Oleh karena itu, keinginan untuk belajar bahasa asing lebih penting daripada kemahiran sebenarnya dalam bahasa tersebut.

Kenyataan bahwa orang-orang yang berbicara dalam bahasa selain bahasa Indonesia cenderung memiliki hasil sosial yang lebih baik hanya akan semakin menurunkan gengsi bahasa Indonesia di mata masyarakat umum. Oleh karena itu, meluasnya penggunaan bahasa gaul di kalangan generasi muda saat ini kemungkinan besar disebabkan oleh kemajuan pendidikan dan teknologi yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir. Pengguna mungkin kesulitan berkomunikasi secara efektif dalam bahasa Indonesia karena banyaknya bahasa gaul. Meskipun demikian, kita wajib untuk selalu menggunakan bahasa Inggris yang baik dan tepat ketika mewakili diri kita sendiri dalam lingkungan profesional atau akademis. Mengerjakan tugas sekolah, kuis, atau pekerjaan rumah dalam bahasa gaul adalah hal yang mustahil. Karena bahasa akademis yang baik tidak boleh mengandung bahasa gaul. Demikian pula, kami tidak diperbolehkan menggunakan bahasa gaul dalam laporan apa pun yang kami buat untuk kantor. Oleh karena itu, jika berada dalam suasana formal, jangan gunakan bahasa gaul.
Perlu ada upaya untuk mengatur segalanya seperti anak-anak, orang dewasa, sekolah, dan masyarakat. Karena generasi muda, termasuk pelajar, memiliki kompetensi yang sangat rendah dalam menggunakan bahasa Indonesia, penggunaan bahasa “Alay” mengancam akan melemahkan penggunaan tata bahasa Indonesia dan bahasa lainnya. Ketika mereka memberikan ceramah atau pembicaraan, orang-orang mempelajarinya. Banyak siswa yang sering menggunakan kata “alay” menunjukkan kurangnya pemahaman terhadap tata bahasa Indonesia.
Banyak hal telah berubah sekarang. Saat kita berjalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan atau kumpulan toko, kita sering lupa bahwa kita sedang berada di Indonesia karena hampir tidak ada perusahaan yang menggunakan nama Indonesia untuk unit bisnisnya. Outlet media, baik cetak maupun digital, berupaya lebih keras untuk menginggriskan konten mereka.
Penggunaan bahasa Inggris dalam iklan menjadi semakin umum. Tampaknya ada gagasan pemasaran yang tidak terucapkan bahwa jika suatu bisnis, lokasi, atau produk diberi nama dalam bahasa Inggris, konsumen akan lebih tertarik padanya. Segalanya tampak terbebas dalam periode baru perubahan dan demokrasi ini. Dengan beralihnya bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, bahasa kasual mulai mendominasi media cetak dan elektronik. Tidak disarankan lagi menggunakan bahasa Indonesia secara tepat. Semakin sulit menemukan orang yang bisa berbicara dan menulis bahasa Indonesia dengan akurat.

2.3 Peran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Pemersatu
Masyarakat Indonesia sudah lama hidup berdampingan di ketiga dimensi tersebut. Pada suatu ketika, Gajah Mada bersumpah di bawah palapa, “Kalau nusantara sudah kutaklukkan, aku akan berbuka,” menyatukan pulau-pulau yang tersebar di bawah kekuasaannya. Jika Anda berasal dari tempat berikut: Gurun Pasir, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Kalahkan Sunda, Palembang, atau Tumasik, saya akan mengakhiri puasa saya dan makan.
Mengesampingkan kekuatan militer sejenak, bahasa Indonesia mempunyai potensi untuk memberikan pengaruh yang sangat besar. Bung Tomo yang fasih berbahasa Indonesia mengobarkan semangat patriotisme perlawanan pada 10 November 1945. Bung Karno, seorang yang fasih sedikitnya tujuh bahasa, menyampaikan pidato-pidato yang membekas dan meluluhlantakkan hati masyarakat Indonesia. Pernyataannya didukung oleh konten yang dalam dan substansial. Setiap kali dia berbicara, orang-orang merasakan gelombang energi baru sebagai hasil dari cara dia menyusun kalimat.
Kita semua telah menyaksikan kekuatan kata-kata dalam meredakan gejolak ekonomi, meredakan ketegangan sosial dan politik serta mengubah kesan pertama yang tidak menyenangkan menjadi positif di zaman modern.

Dengan mengurangi retorika, kita dapat mencegah tindakan pemerintah yang tidak diinginkan. Kita semua ingat ketika kata “kenaikan harga” diubah namanya menjadi “penyesuaian harga” atau “gelandangan”, yang memberikan konotasi negatif pada kata “tunawisma”. Apa pun sebutannya, kita semua tahu bahwa harga komoditas akan terus naik setelah adanya “penyesuaian harga”, dan bahwa orang yang hidup di jalanan tidak akan tiba-tiba menjadi kaya jika kita menyebut mereka “tunawisma”.
Masyarakat dari berbagai ras dan wilayah di Indonesia dapat belajar berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia, cara mendasar untuk mencapai dan mempertahankan Bhinneka Tunggal Ika. Pemerintah tidak berkewajiban menyediakan materi kebijakan dalam lebih dari satu bahasa. Peneliti, wisatawan, legislator, pebisnis atau siapa pun tidak perlu menguasai bahasa lokal untuk melakukan perjalanan ke daerah pedesaan di Indonesia.
Mempertahankan status bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara memerlukan kehati-hatian dan perhatian terus-menerus terhadap perkembangan bahasa tersebut, kosakata dan tata bahasa bahasa asing yang umum digunakan selalu bisa lebih baik. Namun, para ahli bahasa, pendukung bahasa, dan pembelajar bahasa tidak dapat mengatasi tantangan ini sendirian. Pemerintah dan kepala negara harus terlibat dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi bahasa nasional.

2.3 Urgensi Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam bidang Pendidikan dan Pengajaran
Mereka yang mematuhi norma-norma sosial yang berlaku di Indonesia dapat berbicara bahasa tersebut dengan lancar dan efektif. Oleh karena itu, bahasa Indonesia, yang tidak terlalu terikat dengan aturan bahasa standar, sering digunakan dalam konteks yang lebih informal dan pribadi seperti kafe, pasar, pertemuan sosial, dan lapangan sepak bola. Penutur bahasa Indonesia resmi dan formal yang juga jeli berbahasa harus merasa percaya diri dalam mengekspresikan diri dalam berbagai konteks, termasuk ceramah, seminar, dan pidato resmi.
Tidak terbayangkan jika pejabat pemerintah tidak fasih berbahasa Indonesia. Ketika bahasa asing menggantikan bahasa Indonesia sebagai bahasa dominan seperti yang terjadi di beberapa negara yang berbatasan dengan Indonesia, siapkah kita? Haruskah kita menunda sampai UNESCO secara resmi mengakui bahasa Indonesia sebagai bahasa yang terancam punah? Perlukah kita marah jika di kemudian hari tetangga kita mengadopsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional padahal kita sendiri tidak berupaya untuk mempelajarinya?
Kita sebagai warga negara Indonesia yang baik perlu melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan agar bahasa gaul tidak menggantikan bahasa Indonesia sebelum terlambat. Prosedurnya adalah sebagai berikut: Sebagai langkah awal, kita harus mengambil upaya preventif untuk memastikan bahwa sekolah berfungsi sebagai platform pemerolehan bahasa. Guru dapat memanfaatkan status bahasa standar sebagai simbol komunitas akademis untuk keuntungan mereka dengan mengajarkannya kepada siswanya. Bahasa Indonesia Baku, menurut ahli bahasa Keraf, Badudu, Kridalaksana, Sugono, Sabariyanto, Finoza, Arifin, dan Amran, adalah seperangkat bahasa yang digunakan untuk persekolahan (berupa buku teks, buku akademik, rapat resmi, dan sebagainya), pemerintahan ( berupa perundang-undangan dan wacana teknis), dan wacana kebahasaan (dalam bentuk analisis wacana).
Kedua, kefasihan berbahasa Indonesia lisan dan tulisan sangat penting. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang digunakan oleh mereka yang mengikuti norma-norma sosial yang diterima di negara tersebut. Kafe, pasar, pertemuan sosial, dan lapangan sepak bola hanyalah beberapa tempat di mana dapat dan harus mempekerjakan pekerja informal Indonesia. Gunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal dalam situasi yang diharapkan, seperti di ruang kelas, seminar, dan pidato kenegaraan.

Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang menganut standar apa pun yang telah ditetapkan untuk bahasa tersebut. Ejaan, konstruksi kata, struktur frasa dan paragraf, serta pengorganisasian argumen merupakan contoh kaidah linguistik. Penerapan aturan ejaan yang hati-hati dan kepatuhan terus-menerus terhadap norma pembentukan kata adalah hal yang menentukan penggunaan bahasa yang dapat diterima. Sebaliknya, jika kaidah bahasa dilanggar maka penggunaan bahasa tersebut dianggap tidak baku atau salah.
Ketiga, diperlukan hukum linguistik. Ada optimisme bahwa masyarakat Indonesia akan mampu mengikuti peraturan penggunaan bahasa tersebut dan berhenti menggunakan bahasa gaul di negaranya sendiri. Misalnya, banyak penutur bahasa Indonesia yang bukan penutur asli mengalami kesulitan berkomunikasi dengan penduduk setempat karena mereka menggunakan gaya bicara yang lebih formal daripada yang lazim di Indonesia.
Topik keempat adalah nilai dan kepraktisan berbagai bahasa. Ada heterogenitas linguistik dalam jarak yang sangat jauh karena ada begitu banyak orang yang berbicara dalam setiap bahasa. Proses peralihan dari satu bahasa formal ke bahasa formal lainnya disebut diglosia. Alamat kenegaraan, bahasa pendidikan, khotbah, korespondensi resmi, dan buku teks semuanya diterbitkan dalam sejumlah bahasa resmi yang berbeda. Satu-satunya tempat di mana orang dapat belajar berbagai bahasa secara formal adalah di sekolah. Saat ini, ragam bahasa yang lebih kasual digunakan di lingkungan seperti rumah, pub, jalan, dan surat serta catatan yang dikirimkan kepada diri sendiri.
Langkah kelima adalah memastikan bahwa bahasa Indonesia terus digunakan di Indonesia. Jika kita menganggap Republik Indonesia sebagai negara kesatuan, maka bahasa nasional dan bahasa negara Indonesia adalah bahasa Indonesia, yang juga merupakan bahasa yang paling banyak digunakan di negara ini. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar beberapa mata pelajaran yang diajarkan kepada anak sekolah dasar dipermudah dengan digunakannya bahasa daerah di wilayah negara republik sebagai sumber pengembangan bahasa nasional. Hal ini membuat penutur bahasa-bahasa daerah tersebut menjadi asing dalam bidang linguistik dan sosial.
3. Kesimpulan
Mengingat kendala-kendala tersebut, berbicara dan menulis bahasa Indonesia yang akurat merupakan suatu tugas yang sulit. Berikut beberapa langkah yang dilakukan untuk memastikan bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa masyarakat Indonesia dan bangsanya. Langkah pertama adalah berhenti menggunakan istilah yang umum di kalangan generasi penerus negara ini. Tujuannya adalah untuk membantu masyarakat semakin menghargai dan memahami Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional Indonesia. Tanggung jawab orang tua, pendidik, dan pemerintah adalah membantu generasi muda Indonesia belajar dan mencintai bahasa Indonesia. Dengan begitu, akan semakin banyak orang yang bisa berbicara dan menulis bahasa Indonesia dengan benar di masa depan.
Kedua, kelangsungan bahasa Indonesia, bahasa nasional, bahasa pemersatu, dan bahasa pengajaran di lingkungan pendidikan, memerlukan langkah nyata dari semua pihak yang berkepentingan.
Ketiga, meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, akan pentingnya menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Oleh karena itu, mereka lebih mengutamakan bahasa Indonesia standar dan formal daripada bahasa informal. Baik orang tua maupun pendidik dapat berpartisipasi dalam meningkatkan kesadaran dengan cara ini pada anak-anak mereka. Pemerintah juga dapat berperan dalam mendorong penggunaan bahasa Indonesia dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu tersebut.
Memperkuat bangsa Indonesia dengan mendorong penggunaan bahasa Indonesia di kalangan generasi muda dan masyarakat umum merupakan cara yang keempat. Sudah menjadi rahasia umum bahwa berbicara bahasa Indonesia merupakan sarana ampuh untuk memperkuat kohesi dan kedaulatan nasional Indonesia. Jika kita bisa membuat masyarakat Indonesia bersemangat menggunakan bahasa Indonesia, kita bisa membantu mereka mengedepankan bahasa gaul. Rumah, sekolah, dan tempat umum merupakan tempat yang memungkinkan untuk memediasi konflik.

Kelima,pemerintah Indonesia harus mendorong penggunaan bahasa Indonesia yang lebih menonjol baik dalam film layar lebar maupun sinetron yang dibuat di negara tersebut. Penggunaan bahasa Indonesia dalam film nasional yang benar oleh para pemeran aktor dan aktris idola penonton akan mendorong masyarakat luas untuk memanfaatkan bahasa tersebut dengan cara yang sama. Keenam, penguatan infrastruktur pendidikan bahasa Indonesia. Siswa dapat berlatih bahasa Indonesia melalui kegiatan-kegiatan termasuk permainan peran dan teater improvisasi, debat kelompok kecil dan besar, penulisan artikel dan esai, dan analisis teks sastra seperti cerita pendek dan puisi. Mereka dapat meningkatkan penguasaan bahasa dan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dalam bahasa Indonesia melalui latihan rutin.