Menulis Liputan Investigasi

investigasi jurnalism
foto : DASAR JURNALISME INVESTIGASI STRATEGIS | DPP APWI

Ibarat mencari jarum dalam tumpukan jerami, adalah sebuah analogi yang sangat tepat untuk para wartawan yang sedang melakukan tahap penelusuran dalam peliputan investigasi. Mereka harus tahu teknik yang tepat untuk menemukan bukti/fakta-fakta yang kuat dan otentik dalam proses investigasi ini.

Dandhy Dwi Laksono dalam bukunya Jurnalisme Investigasi memaparkan metode-metode apa saja yang bisa dilakukan seorang wartawan dalam investigasi.

  1. Material/Paper Trail, merupakan metode penelusuran bukti dokumen cetak, foto, rekaman video dan audio,
  2. People Trail, merupakan metode penelusuran seseorang dalam hal keterkaitan antar kasus. Seringkali dalam sebuah kasus melibatkan tak hanya satu orang, tetapi beberapa orang. Beberapa orang inilah yang menjadi obyek penelusuran investigasi demi mendapatkan informasi apa peran mereka dalam kasus ini. Selain itu juga bertujuan mencari keterkaitan kasus satu dengan lainnya dengan obyek orang sebagai benang merahnya. Yang terakhir metode ini bertujuan untuk menemukan sumber lain yang bisa memecahkan kasus tersebut, jika konteksnya sumber utama ternyata tidak bisa memberikan informasi-informasi kunci.
  3. Money Trail, merupakan metode penelusuran dengan menggunakan alat uang. Dengan mengikuti uang, bisa jadi kita menemukan motif-motif tersembunyi yang dimiliki pelaku kejahatan

Sesuai pengalaman-pengalaman para wartawan investigasi, ternyata metode people trail ini yang sering digunakan pertama kali dalam pemecahan sebuah kasus. Seperti yang dipaparkan Karaniya Dharmasaputra, wartawan Viva News, beliau berpendapat dengan menemukan narasumber kunci ini maka kita akan dihantarkan kepada sumber-sumber informasi pendukung lainnya atau kepada bukti-bukti yang belum terungkap dan dengan itulah akan mempermudah kinerja investigasi selanjutnya. Tetapi sekali lagi, memang metode inilah yang cukup sulit untuk dilakukan, karena untuk menemukan narasumber kunci tidaklah mudah. Bisa jadi, jurnalis dipersulit untuk bertemu dan wawancara langsung kepada narasumber. Atau bisa pula dihalang-halangi oleh pihak lain yang juga memiliki kepentingan dengan narasumber utama.
Metode pople trail ini juga menjadi andalan Yosef Ardhi dalam kinerjanya menelusuri isu-isu korupsi dalam bisnis dan pemerintahan. Selama 20 tahun dia telah mengkliping potongan koran yang berisi iklan kematian seseorang, yang biasanya diiklankan oleh kalangan atas (kaya). Dengan begitu ternyata ada fungsinya, tak lain mengetahui silsilah keluarga para konglomerat atau orang-orang penting.

Metode selanjutnya adalah Money Trail yang kerap juga digunakan, seperti yang dikatakan Andreas Harsono, pendiri majalah pantau, beliau memaparkan sebuah kejahatan pasti ada peran uang, dengan kata lain uang selalu mengikutinya. Dari sinilah bisa dimanfaatkan para wartawan untuk menelusuri jejak peredaran uang tersebut, misal mengecek transaksi pelaku kejahatan di bank terkait.

Yang terakhir adalah Material Trail yang sangat penting dan mendukung bukti kasus dalam investigasi. Rekaman CCTV, percakapan antar orang, data, laporan, catatan rapat, beberapa contoh material trail yang menunjukkan fakta yang krusial. Material ini bisa didapat dari narasumber kunci/utama.

Namun perlu diingat, ketiga metode tersebut dalam praktiknya pasti membutuhkan pengumpulan informasi. Pengumpulan informasi ini tidak bisa dilakukan secara terang-terangan, tetapi butuh cara-cara khusus tersendiri, seperti contohnya adalah dengan menyamar. Penyamaran dilakukan dengan 3 jenis pula, yaitu melebur (kita benar-benar menyamar, melebur, menjadi bagian kasus dan berinteraksi langsung dengan pelaku kejahatan), menempel (memanfaatkan subyek lain menjadi kendaraan fakta), yang terakhir adalah penyamaran berjarak, artinya penyamaran yang tidak berinteraksi langsung dengan obyek pengamatan investigasi.

1 Like