Menuju Titik Ini

Halo! Selamat datang di tulisan pertama saya di sini. Cerita pertama ini akan saya mulai dengan siapa dan bagaimana saya bisa sampai di titik ini. Saya adalah mahasiswa yang saat ini menempuh semester 2 di salah satu perguruan tinggi Kota Solo. Banyak pengalaman baru yang saya dapatkan selama 2 semester menjadi mahasiswa, adaptasi dengan sistem perkuliahan apalagi dilaksanakan secara daring hingga hal-hal baru terkait materi yang ada di mata kuliah. Kembali lagi ke judul cerita pertama saya, Menuju Titik Ini. Awal mula bagimana saya memulai kehidupan perkuliahan.

Saya lahir dan besar dalam keluarga kecil yang sederhana di Kota Solo. Hidup bersama kedua orang tua yang suportif dalam setiap langkah yang akan saya ambil selama hampir 19 tahun merupakan salah satu hal yang selalu saya syukuri kepada Tuhan. Sebagai anak, cucu, dan keponakan pertama serta orang pertama di dalam keluarga yang mencapai bangku perkuliahan bukanlah hal yang mudah bagi saya. Salah satu kesulitan yang saya hadapi adalah minimnya infomasi tentang perkuliahan. Hal pertama yang saya rasakan adalah kebingungan tentang apa saja jalur masuk menuju bangku kuliah. Sekolah Menengah Atas tempat saya bersekolah selama 3 tahun mengambil peran yang besar untuk masalah ini.

Saat tahun pertama SMA, saya berpikir “masih lama, jangan pusing mikir kuliah dulu”. Nah, pemikiran seperti ini jangan sampai terlintas ya, teman! Untungnya pemikiran ini tidak diikuti dengan sikap malas saya dalam belajar. Selain fokus dan maksimal selama belajar sejak kelas 1 SMA, saya juga mulai aktif dalam kegiatan-kegiatan di luar jam belajar dari mengikuti organisasi Palang Merah Remaja hingga berkesempatan mengambil bagian dalam perlombaannya sampai beberapa kali mengikuti olimpiade astronomi. Itulah salah satu dari banyak alasan mengapa SMA menjadi batu lompatan yang besar di hidup saya, banyak hal baru yang saya dapatkan selama di sana.

Seiring dengan kenaikan tingkat tepatnya kelas 2 SMA, mulai sering ditanyakan mengenai rencana hidup jangka panjang, cita-cita menjadi apa, kuliah dimana, mau mengambil jurusan apa, dan lain sebagainya. Saat itu jujur saya takut, takut kalau gagal dan menghancurkan ekspektasi orang karena saat itu saja saya masih bingung mau mengambil jurusan apa. Akhir kelas 2 SMA, saya mendengar satu jurusan yang asing tetapi di dalam hati langsung klik. Saya mulai rajin mencari informasi tentang jurusan itu, semakin lama saya mencari semakin yakin kalau sepertinya jurusan ini cocok dengan diri saya. Sejak saat itu, anak umur 16 tahun ini memiliki tujuan mau kemana selepas lulus SMA.

Tibalah rangkaian pertama dari alur masuk perguruan tinggi, SNMPTN. Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau istilahnya jalur undangan, dimana hanya menggunakan nilai rapor dari semester 1 sampai 5 dan beberapa sertifikat keaktifan diri. Awalnya saya tidak menyangka kalau mendapat kesempatan untuk mendaftar tetapi setelah itu saya kembali merasa bingung, perguruan tinggi mana yang akan saya tuju. Ingin sekali rasanya untuk pergi merantau tetapi banyak pertimbangan : biaya hidup, jauh dari orang tua, restu Ayah dan Ibu, dan segala keperluan lainnya. Perasaan belum ikhlas untuk melepas impian itu sangat mendominasi, dorongan dari teman-teman untuk melanjutkan impian yang saya miliki menambah kebingungan. Akan tetapi, semua ini saya serahkan kepada Tuhan. Saya memohon kepadaNya kalau memang jalan saya untuk tidak merantau dan tetap di Solo maka lancarkanlah SNMPTN ini, begitu pun sebaliknya. Saya menjadi lebih sering mengunjungi BK (Bimbingan & Konseling) untuk konsultasi terkait nilai dan jurusan yang akan saya tuju. Pihak BK sangat suportif dan menyediakan berbagai infomasi yang sangat membantu, khususnya saya sebagai orang yang sangat minim informasi terkait perguruan tinggi.

Langkah terakhir adalah menunggu. Menunggu dan berdoa, banyak orang di luar sana yang pastinya juga menginginkan jurusan ini. Saya bersaing dengan ratusan orang. Hingga tibalah hari pengumuman, pukul 1 siang di tanggal 8 April 2020. Tangis haru menyelimuti hari itu, saya berhasil lolos di jalan yang sudah Tuhan pilihkan. Saya menjadi orang pertama dalam keluarga yang sampai di bangku perkuliahan. Perasaan bersyukur akan perjuangan saya selama 3 tahun di SMA langsung dibayar Tuhan di langkah awal dari rangkaian alur menuju perguruan tinggi. Banyak sekali hal yang saya dapatkan di perjalanan ini, biarkan saya merangkumnya.

  1. Ikhlas dan percaya rancangan Tuhan
  2. Persiapkan diri kalian dari awal ya, teman!
  3. Doa dan restu orang tua adalah hal yang paling penting
  4. Kerjakan segala sesuatu dengan maksimal

Semangat semuanya, sampai bertemu di cerita saya yang akan datang! Terima kasih sudah mau membaca.