Menuju Tak Terbatas dan Melampauinya

photo_2021-08-31_09-38-59
Halo sobat Mijil! Perkenalkan namaku Sintia. Saat ini aku duduk di bangku kuliah, tepatnya di program studi Pendidikan Matematika di sebuah PTN yang terletak di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Pada tulisan ini, aku akan menceritakan secara singkat mengenai perjuanganku dalam mendapatkan kursi di Pendidikan Matematika, serta alasan mengapa aku mengambil jurusan tersebut.

Semua ini bermula ketika aku masih menempuh sekolah dasar. Sejak SD, aku berkeinginan untuk menjadi tenaga pendidik karena terinspirasi oleh kedua orangtua dan guru-guru di sekolah. Keinginan itu berlanjut hingga aku SMA.

Meskipun demikian, aku mengalami dilema yang berat saat SMA. Di SMA, aku menjadi tangan kanan sekolah untuk mengikuti lomba-lomba Bahasa Inggris. Dua tahun masa SMA juga aku habiskan untuk menjadi asisten guru Bahasa Inggris. Oleh karena itu, aku berpikir bahwa sebaiknya aku masuk ke Pendidikan Bahasa Inggris. Akan tetapi, aku merupakan murid dari jurusan MIPA sehingga jika aku mengambil Pendidikan Bahasa Inggris, aku harus lintas jurusan ke IPS. Orangtuaku tidak merekomendasikan untuk lintas jurusan, begitu pula kakakku. Kala itu aku nyaris putus asa karena aku sendiri merasa tidak terlalu cakap dalam menekuni mapel-mapel di MIPA.

Oleh sebab itu, aku menghabiskan banyak waktu di kelas sebelas untuk berdiskusi bersama orangtua dan kakak mengenai jurusan yang seharusnya aku ambil. Orangtua dan kakak meyakinkanku sekali lagi bahwa aku tidak perlu masuk Pendidikan Bahasa Inggris karena menurut mereka, kemampuan Bahasa Inggrisku sudah cukup bagus sehingga sebaiknya kemampuan tersebut digunakan untuk menunjang karirku di bidang lain. Kemudian, mereka menyarankan untuk mengambil Pendidikan Matematika.

Sejak saat itu, aku mulai membulatkan tekad untuk masuk ke Pendidikan Matematika. Aku selalu berusaha memperjuangkannya meski di tengah perjalanan, aku sering meragukan kemampuan matematikaku. Bahkan, terkadang aku merasa insecure ketika melihat teman-teman di sekolah dan bimbel yang mahir matematika. Namun, aku selalu mengingat sebuah perkataan dari tokoh Buzz Lightyear dari film Toy Story. Dia sering berkata, “Menuju tak terbatas dan melampauinya!”. Aku senang mengutip perkataan tersebut karena perkataan itu seakan memotivasiku untuk berusaha tanpa batas sehingga aku dapat meraih keinginanku.

Hingga tak terasa musim SNMPTN tiba. Namaku tercatat di daftar siswa eligible sekolahku sehingga aku bisa mendaftar SNMPTN. Pada saat itu, aku banyak berkonsultasi dengan guru BK dan guru bimbel dalam menentukan pilihan di SNMPTN. Akhirnya, aku hanya mengisi satu pilihan di SNMPTN dan pilihan tersebut aku letakkan di prodi tercinta, Pendidikan Matematika. Namun, aku mengisi kolom prestasi SNMPTN dengan sertifikat-sertifikat lomba Bahasa Inggris. Jadi, antara pilihan jurusan dengan prestasi sebenarnya tidak terlalu berkorelasi.

Pada tanggal 22 Maret 2021 saat pengumuman SNMPTN, aku mendapatkan warna merah di halaman pengumuman sehingga aku harus mengikuti UTBK. Aku sedikit trauma dengan PTN yang aku ambil di SNMPTN kemarin sehingga di SBMPTN, aku memilih PTN di Semarang. Selain mengikuti UTBK, aku juga sempat mengikuti ujian masuk poltekkes negeri.

Singkat cerita, aku diterima di kedua seleksi tersebut. Namun, orangtuaku mengingatkan bahwa tujuan utamaku bukanlah PTN di Semarang maupun poltekkes, melainkan di Pendidikan Matematika di PTN dekat rumah. Oleh karena itu, aku mengikuti seleksi mandiri di PTN dekat rumah dan di sebuah PTN di Jogja.

Aku sangat bersyukur karena lagi-lagi aku diterima di kedua seleksi tersebut. Pada akhirnya, aku mengambil Pendidikan Matematika di PTN dekat rumah dan meninggalkan PTN-PTN lain yang telah menerimaku. Aku bangga terhadap diriku sendiri karena dapat berjuang sampai sejauh ini. Selain itu, aku juga merasa berhasil dalam mewujudkan perkataan Buzz Lightyear untuk selalu menuju tak terbatas dan melampauinya. Cheers!