Menuju Batavia - Bagian 1

April 2021, waktu itu bulan puasa. Saya yang sehabis mengerjakan UTBK memiliki satu dua rencana untuk bepergian keluar kota, dalam rangka self reward ke diri sendiri atas perjuangan selama ini. Ya memang, sekarang masih pandemi, karena itu saya masih memikirkan jadi atau tidak agenda-agenda ini.

21 April 2021, kakak saya yang saat ini sedang menempuh kuliah di salah satu perguruan tinggi di Kota Kembang, sedang mencari tempat magang untuk melengkapi tugas-tugas kuliahnya. Alih-alih dicarikan kampus, kakak saya inisiatif mencari lowongan magang itu sendiri. Dan ya, ada di salah satu perusahaan BUMN di Jakarta. Magangnya mulai tanggal 1 Mei, selama 1 bulan. Itu artinya ia terpaksa tidak dapat ikut serta merayakan Hari Raya bersama keluarga kami.

25 April 2021, Kami memesan tiket menuju kota Jakarta melalui aplikasi redbus. Ya, benar. Kami akan berangkat menunggangi moda transportasi bus. Jaran Priyayi asal Tulungagung menjadi pilihan kami waktu itu. 2 buah tiket kelas VIP dipesan, seat 3AB. Sial, hotseatnya sudah terisi. Okelah, tidak apa-apa. Toh yang dinikmati dari Perusahaan Otobus satu ini bukanlah kecepatannya, jadi sedikit tidak terlalu menyesal. Transaksi senilai 440.000 via transfer sukses, print-out tiket sementara sudah di tangan. Tanggal 28, kami siap diberangkatkan.

Mungkin Sobat Mijil bertanya, mengapa memilih Harapan Jaya? Mengapa dari sekian banyak pilihan menuju ibukota, memilih Harapan Jaya? Cepat? Enggak. Murah? Nggak juga. Ada pramugarinya? Enggak lah. Kalau mau yang itu, silahkan kawan, ada 3 huruf dari Maospati yang siap memberi tawaran-tawaran diatas. Lantas, kembali ke pertanyaan tadi, mengapa memilih Kuda Jepun?

Harapan Jaya terpilih karena PO satu ini memiliki integritas tinggi, kualitas dan track record yang terjamin. Mereka seolah olah sudah memikat animo masyarakat, sesederhana “Mau ke Jakarta, naik Harapan Jaya saja.” Mindset ini yang mereka bangun di tengah-tengah masyarakat sejak dari dulu. Menjadikan mereka salah satu perusahaan yang mampu memberangkatkan lebih dari 70 armada setiap harinya. Dan ajaibnya, fullseat.

28 April 2021, sehabis buka puasa dan sholat maghrib, kami berangkat menuju agen bus Harapan Jaya di Terminal Gendingan, Ngawi. Mohon maaf, tapi saya lupa menanyakan nama serta nomor Mbak Agen yang bertugas waktu itu. Tapi, terima kasih untuk Aqua gratisnya, Mbak. Sebuah servis sederhana tapi serasa tidak menelantarkan calon penumpang. Salut. Kami menukar print-out tiket sementara dengan tiket aslinya. Ternyata tiketnya berbentuk struk, padahal terasa lebih berkelas tiket sampulan hahaha. Kami pun menunggu unit armada kami datang. Di tiket tertulis Bus 41, saat saya tanyakan ke agen, ternyata bus masih di Kertonegoro, Ngawi. Pikir saya “Aduh, masih mampir di Duta, kemungkinan masih lama sampai Gendingan.”

Benar saja, 19.30 armada yang akan kami naiki menuju ibukota baru sampai. Avante HDD berkode H523 memasuki shelter terminal Gendingan dan kenek langsung membukakan pintu, mengecek manifesto dan membawakan barang bawaan kami ke bagasi. Kami langsung naik dan menuju tempat duduk kami. 19.35 armada ini diberangkatkan dari Terminal Gendingan.

Didapur pacui oleh Hino RN 285, bus ini melaju santai menyusuri Alas Mantingan yang terkenal akan cerita wingitnya itu. Jalan yang penuh tambalan aspal masih dapat diatasi dengan baik oleh balon balon air suspensionnya. Limbungnya pun tidak cukup terasa, mengingat tingginya hanya 3,7 meter, ditambah muatan yang masih sedikit. Terhitung masih 7 orang sudah termasuk 2 driver dan 1 co-driver.

Sesampainya di Sragen, memasuki Terminal Pilangsari sekitar pukul 20.00. Mulai banyak penumpang yang mengisi unit ini, lebih dari separuh bangku dari total 36 seat terisi penumpang.

“Wah penumpang Bumi Sukowati banyak juga. Ini malam Kamis lho, bukan malam Senin.” Mungkin memang masyarakat sudah punya keyakinan untuk memilih Harapan Jaya seperti yang tadi penulis jelaskan. Kami melajutkan perjalanan menuju Kota Solo. Menyusuri jalanan Sukowati yang kala itu terbilang lengang. Sesampainya di simpang Pungkruk, bus belok kanan menuju GT Sragen. Kartu e-toll sudah ditempel, gardu telah dibuka, dan pedal gas segera diinjak. Melewati jalanan tol Sragen-Solo dengan santai. Didahului berkali kali oleh armada lain, tapi ya sudahlah, biarkan kuda ini berjalan senyamannya.

Sekitar pukul 20.30, bus keluar tol via GT Gondangrejo, Karanganyar. Menuju agen Tirtonadi untuk menaikkan penumpang terakhir. Agennya ada di sebelah barat Taman Balekambang kurang lebih 100 m. Manifesto lengkap, dan bus siap meluncur ke Batavia. Menuju GT Ngemplak untuk langsung ngetoll sampai rumah makan.

Benar saja, Hino RN tak pernah keliru dengan bantingan suspensinya. Empuk. Pembawaan sopir yang santai membuat kami terlelap, kantuk menyerang dan kami pun ambles dalam buai kenyamanan.

Saya terbangun saat bus masih melaju di jalan tol. Saya lihat ponsel saya dan mengecek jam berapa sekarang ini, dan sampai mana. Saya dapati jam menunjukkan pukul 22.40, dan bus melaju di ruas tol Tembalang, sebuah pemandangan cityscape yang memanjakan mata apalagi di malam hari. Lampu lampu kota menghiasi perbukitan di Kawasan Semarang ini. Tak lama kami memasuki GT Kalikangkung. Berjalan Bersama 1 ekor harapan jaya yang lain. Unit bertuliskan stiker Scania K410iB, tinggi, panjang, besar. Yap, inilah unit Double Decker Harapan Jaya. Armada yang tadinya ingin saya jadikan unit untuk kembali ke timur. Sepanjang tol kami berjalan beriringan. Sampai akhirnya kami keluar di Exit tol Weleri, Kendal. Servis makan yang kemaleman. Pukul 23.10, kami masuk RM Sari Rasa.

Kupon servis makan langsung saya tukarkan ke petugas yang berjaga di depan pintu RM. Lanjut mengambil piring, sendok, dan garpu, kemudian mengambil jatah makan. Ada ayam, sayur, tempe orek, krupuk, serta teh hangat. Kurang lebih 30 menit kami di RM untuk ishoma. Tak lama kami diisyaratkan untuk kembali ke dalam bus. Saat akan berangkat, kami diberi nasi kotak untuk makan sahur nanti.

“Oh pantas saja nggak dapet snack, gantinya nasi kotak. Boleh juga.”

Bus kembali melaju memasuki GT Weleri, menuju ke Jakarta. Dan pada akhirnya, saya terlelap kembali, suspensi udara yang empuk, pembawaan pengemudi yang halus, seat nyaman, selimut tebal, bantal empuk, siapa yang tak terbuai jaran satu ini. Selamat malam Trans Jawa, sampai jumpa nanti waktu sahur.

03.15, saya terbangun. Saya lihat bus memasuki daerah Subang, Jawa Barat. The Real Sahur on the Road. Saya buka nasi kotak yang tadi dibagikan. Sayang sekali nasinya sudah dingin, tapi tidak apalah. Setidaknya cukup untuk bekal 1 hari di Ibu Kota. Selesai sahur saya menuju kamar mandi di ujung belakang bus untuk cuci muka sekaligus buang air kecil. Toiletnya besih dan wangi, tetapi ya tentu saja, sempit.

Bus memasuki wilayah Karawang, saya tayamum untuk sholat subuh karena sulit wudhu di toilet tadi, apalagi kondisi bus berjalan. Bus berhenti untuk menurunkan penumpang di agen Cikarang, Bekasi. Tepat jam 5 pagi bus kembali berjalan memasuki tol menuju Jakarta. Sinar matahari pagi mulai nampak menyinari sudut sudut kota seiring kami berjalan. Pukul 05.30 bus exit tol menuju Terminal Terpadu Pulo Gebang (TTPG), terminal terbesar se-Asia Tenggara. Beberapa penumpang turun, dan kami melanjutkan perjalanan kembali. Jam 06.10, Menyusuri ruas Tol JORR, melewati kawasan gedung-gedung tinggi Jakarta Selatan. Armada kami mampir checkpoint di pool Harapan Jaya Pasar Rebo. Tak berselang lama, bus kembali diberangkatkan untuk menuju tujuan berikutnya, yaitu Lebak Bulus.

06.40, bus sampai di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Saya dan kakak saya turun disini, untuk selanjutnya menuju daerah Kuningan. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada crew yang bertugas, semoga selalu diberi perlindungan dan keselamatan di setiap perjalanan. Bus kembali berangkat menuju tujuan akhirnya, yaitu Ciputat.

Overall armada ini “aman” untuk anda yang tidak terburu oleh waktu, sampai tujuan sudah pagi. Tidak ribet di oper-oper armada, track record terjamin dan pastinya servis dua jempol. Halo Ibukota, dan tak lupa, Terimakasih Harapan Jaya.

3 Likes

Dua jam Subang - Bantar Gebang. Padahal jaraknya mungkin ada kali 150 km. Ngebut banget itu.

belum pernah naik HJ😀

Salam bus Mania :ok_hand::bus::bus::bus: