Menjalin Komitmen untuk Pertama Kalinya

Cerita ini berawal dari aku, Adinda, yang baru saja pindah dari Banyumas, kota asalku, ke Magelang untuk menimba ilmu di Universitas Tidar. Aku adalah mahasiswa baru angkatan 2023. Awalnya, terasa aneh karena ini pertama kali aku tinggal sendirian di kota orang, tanpa orang tua, dan tanpa saudara, alias nge-kos. Kata orang-orang sih seru, tapi di awal aku sering nangis gara-gara kangen rumah. Namun, selang beberapa hari semua berubah karena aku dipertemukan dengan teman-teman kelas yang seru dan mulai akrab dengan penghuni kost lainnya.

Awal-awal kuliah aku masih agak kaget dengan berbagai mata kuliah yang ada. Maklum saja, dari anak SMA IPA masuk ke jurusan permesinan. Meski ada juga materi yang berhubungan dengan pelajaran SMA, tapi tetap saja, ini pengalaman baru. Di awal, sudah mulai praktek pengelasan, mengikir, dan kegiatan praktek lainnya. Capek sih sebenarnya, tapi semua itu tertutupi dengan lingkungan perkuliahan yang seru. Kadang aku merasa butuh seseorang buat cerita keluh kesah, melewati hari-hari yang melelahkan di perkuliahan. Meskipun bisa cerita ke orang tua, saudara, atau teman, rasanya tetap beda.

Suatu hari, aku ketemu teman cowok satu prodi tapi beda rombel. Aneh aja, sebelumnya aku belum pernah lihat dia. Waktu itu aku lagi praktek teknologi mekanik, sedangkan dia praktek pengelasan, kebetulan ruang lab-nya bersebelahan. Saat aku lagi asyik mengikir, tiba-tiba dia datang ke meja praktekku dengan lagak kaya ngajak kenalan. Pertanyaan pertamanya, “Asalnya dari mana?” Aku cuma jawab singkat, “Banyumas,” dengan nada cuek karena lagi fokus praktek.

Hari-hari berikutnya berjalan biasa saja, sampai akhirnya dia mulai mengirim pesan lewat WhatsApp, sekadar minta nomor, dan aku baru tahu namanya Rafi, tapi kebanyakan orang manggil dia Faisal. Suatu hari, ada pertandingan futsal, dan prodi kami ikut. Aku jadi supporter, dan keren banget melihat kekompakan para mahasiswa di pertandingan itu. Setelah pulang ke kost, aku ingat butuh nomor kakak tingkat untuk suatu keperluan. Aku coba tanya ke teman-teman, tapi nggak ada yang punya. Akhirnya, aku minta ke Rafi, dan benar, dia punya.

Setelah minta nomor itu, chat kami masih berlanjut. Dia mulai nanya-nanya lebih banyak, meski awalnya biasa saja. Malam harinya, dia ngajak aku keluar, dan aku iyain karena merasa sudah mulai kenal. Saat itu belum terlalu malam, sekitar jam 7. Dia jemput di kost. Sepanjang perjalanan canggung banget, mungkin karena pertama kali keluar bareng. Kita cuma mampir ke Indomaret, dan dia beliin aku coklat, es krim, dan makanan manis lainnya. Jam 9 malam aku pulang karena kostku dikunci jam segitu. Setelah itu, masih lanjut chat, tapi tetap ingat buat tidur.

Beberapa hari kemudian, setelah sering ketemu di kampus, dia ngajak aku keluar lagi buat makan. Kita makan di sebuah cafe di Magelang, malam hari setelah selesai perkuliahan. Awalnya sih biasa aja, tapi sebelum pulang, dia ngomong kalau dia mau lebih serius dan ingin ngejalanin komitmen berdua. Waktu itu aku bingung, jadi aku bilang, “Aku gatau mau jawab apa, aku pikirin dulu.” Untungnya dia responnya baik. Setelah kejadian itu, kita masih baik-baik aja.

Sekitar satu minggu kemudian, di pertengahan Oktober, dia ngajak aku nonton bioskop. Aku iyain ajakannya. Kita nonton film horor, tapi aku kebanyakan nutup mata karena takut. Setelah selesai, di perjalanan pulang, dia bahas lagi soal pertanyaannya di cafe . Kali ini aku nggak bingung lagi, karena aku udah memikirkan hal itu. Akhirnya, aku jawab, “Iya,” dan ternyata dia seneng banget.

Hari-hari setelahnya kita lewati dengan santai. Meski sering ada masalah karena beda pendapat, tapi itu wajar. Kita saling bantu karena sama-sama anak rantau di Magelang. Jadi, sering tukar pikiran tentang tugas-tugas dan hal-hal lain soal perkuliahan. Awalnya aku sering sedih karena kangen rumah, tapi sejak ada Rafi, aku punya seseorang yang bisa diajak cerita dan bikin aku lebih semangat kuliah. Rafi orangnya suka bercanda, dan itu bikin aku sering ketawa. Kalau bukan karena dia, mungkin aku masih sering nangis di malam hari.

Itu pengalaman pertamaku, dan sampai sekarang, kita masih jalanin semuanya bareng-bareng.

1 Like