Menjadi Satu-satunya Harapan Keluarga

Chevi Afriati merupakan anak ketiga dari 3 bersaudara. Chevi merupakan mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES). Ia lahir dari keluarga menengah ke bawah. Ayahnya bekerja sebagai penjahit dan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Ia dapat berkuliah karena mendapat beasiswa. Ia berharap dengan berkuliah dapat membahagiakan kedua orang tuanya. Ia juga menjadi harapan satu-satunya di dalam keluarga. Kedua kakanya bekerja sebagai kuli bangunan, hanya ia yang dapat melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi.
Waktu ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) ia selalu diremehkan oleh teman-temannya karena memiliki otak yang kurang cerdas. Akibat perkataan teman-temannya ia merasa tidak percaya diri dan sakit hati. Ia juga sering berada di peringkat bawah. Namun, saat ia mulai duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) ia belajar lebih giat, sering membaca buku untuk memperluas pengetahuan dan menambah pengalaman dengan menikuti organisasi di sekolah seperti OSIS. Berkat kerja kerasnya ia mengalami peningkatan dalam hal akademik. Peringkatnya selalu naik tidak pernah berada di bawah lagi. Kini ia juga memiliki banyak teman, tidak seperti waktu SD dulu yang hanya memiliki teman sedikit.
Saat SMA ia juga bertekad untuk belajar lebih giat lagi, mengingat karena ia anak Perempuan satu-satunya yang menjadi harapan keluarganya untuk dapat mengangkat derajat kedua orang tuanya. Dulu keluarganya sering dipandang sebelah mata karena hidupnya yang berada di bawah. Setelah SMA ia memiliki keinginan untuk berkuliah, namun karena kondisi keluarganya yang tidak memungkinkan ia belajar lebih keras lagi supaya bisa mengikuti SNMPTN dan beasiswa. Jadi, sejak kelas 1 SMA ia harus meningkatkan nilai-nilainya.
Meskkipun kenyataannya tidak sesuai dengan ekspektasinya ia masih terus berusaha.
Awalnya ia tidak lolos mengikuti SNMPTN, ia memutuskan untuk mengikuti SBMPTN dan
mendaftar bidikmisi. Puji syukur akhirnya ia lulus mengikuti SBMPTN dan diterima di kampus UNNES jurusan Bahasa Jawa. Betapa bersyukurnya dan bangganya kedua orang tuanya karena anaknya bisa berkuliah. Chevi ingin membuktikan bahwa ia bisa berkuliah dan menggapai cita-citanya setelah ia lulus kuliah.
Kini ia bisa membuktikan bahwa anak orang susah bisa berkuliah selagi kita memiliki kemampuan dan yang paling penting adalah kemauan. Ia juga sering memotivasi orang-orang terdekatnya bahwa, jika kite memiliki suatu keinginan kejarlah keinginan itu, lakukan apapun caranya agar keinginan itu dapat terwujud. Tidak ada salahnya mencoba sesuatu hal yang sama sekali kita belum pernah mencobanya. Selalu berdoa dan berikhtiar kepada Allah SWT untuk sebuah tujuan yang ingin dicapai karena belajar saja itu tidak cukup.
Kegiatan selama berkuliah ia gunakan untuk mengikuti organisasi dan berbagai macam
lomba. Di bangku perkuliahan ia gunakan sebaik mungkin, tidak hanya belajar saja namun ia juga
mengikuti organisasi untuk menambah pengalamannya. Organinasi yang pernah ia ikuti yaitu pengurus divisi Pendidikan dan kepelatihan di Himpunan Mahasiswa Bahasa Jawa dan anggota
divisi Pendidikan di Ikatan Mahasiswa Bahasa Sastra Daerah Se-Indonesia (IMBASADI). Banyak
pengalaman yang ia dapatkan serta banyak teman yang ia kenal.
Chevi juga mencoba mengikuti lomba esai yang diadakan pada acara Temu Budaya Nusantara
yang dilaksanakan di Sumatera Utara. Tak disangka ternyata ia memenangkan lomba tersebut. Hal
tersebut membuat diri ia bangga dan kedua orang tuanya pun bangga atas pencapaian putrinya itu.
Hal itu dapat memotivasi ia dengan menambah kepercayaan diri, mencoba hal baru untuk
meningkatkan kualitas diri, keluar dari zona nyaman dan mencoba peluang. Selain karena
kegigihannya dalam belajar hal itu terjadi atas kehendak Allah dan doa kedua orang tuanya.