Kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) II merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dengan tujuan untuk melatih dan membentuk mahasiswa agar menjadi guru yang profesional, serta mengenalkan lapangan persekolahan. Kegiatan ini juga dapat memberikan pengalaman kepada mahasiswa untuk menerapkan teori dan praktik di lingkup yang sebenarnya. Kegiatan PLP II ini juga dapat dimanfaatkan oleh mahasiswanya sebagai wadah untuk mengeksplorasi, mempelajari karakter peserta didiknya, dan bisa berinteraksi secara langsung dengan peserta didik, guru, maupun petugas sekolah.
Kegiatan PLP II yang diselenggarakan oleh FKIP Universitas Tidar di SMP Negeri 2 Secang dilaksanakan selama 6 minggu terhitung mulai dari tanggal 26 Agustus dan berakhir tanggal 11 Oktober 2024. Selain kegiatan latihan mengajar di dalam kelas, mahasiswa PLP II juga melaksanakan kegiatan lain, seperti membuat logbook harian, membuat video pembelajaran, membuat modul ajar, menyiapkan media pembelajaran, dan juga membantu guru ketika guru tidak bisa mengisi pembelajaran dengan menggantikan di dalam kelas atau ketika kegiatan P5.
Di SMP Negeri 2 Secang ini terdapat mahasiswa PLP II dengan 3 program studi, yaitu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), dan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PIPA), dengan setiap program studi terdapat dosen pembimbing lapangan (dpl) masing-masing.
Dari program studi PBSI terdapat 5 mahasiswa. Untuk pembagian latihan mengajar di dalam kelas, mahasiswa PBSI dibagi dengan setiap mahasiswa bertanggung jawab atas 1 kelas. Saya mendapatkan salah satu kelas VIII yaitu kelas VIII A, dengan jumlah peserta didik 33, 12 siswa perempuan dan 21 siswa laki-laki. Pembelajaran yang saya bawa untuk belajar bersama anak-anak kelas VIII A yaitu pada bab iklan, slogan, dan poster. Pada awal pembelajaran, saya mengenalkan pengertian, tujuan, perbedaan dan persamaan, jenis, dan unsur dari iklan, slogan, dan poster. Selanjutnya kami juga belajar tentang kalimat persuasif dan kalimat imperatif yang ada dalam iklan. Selain pemberian materi, saya juga memberikan tugas individu maupun kelompok. Mulai dari tugas membedakan teks iklan, slogan, dan poster, mengidentifikasi jenis iklan, menentukan unsur dalam sebuah iklan, dan juga membuat sebuah iklan.
Kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang saya lakukan di kelas VIII A ini banyak memberikan saya pembelajaran tambahan. Tidak hanya belajar mengenai materi yang akan saya berikan kepada peserta didik, tetapi juga saya belajar bagaimana memahami karakteristik setiap peserta didik. Berbagai sifat dan karakter di setiap peserta didik membuat saya juga harus menyiapkan ide dan cara agar mereka mau belajar dan menghargai diri saya sebagai guru mereka. Saya juga belajar bagaimana menjadi guru yang profesional dengan mengedepankan kepentingan sekolah dan peserta didik di jam kerja.
Dalam belajar menjadi seorang guru saat berlatih mengajar di SMP Negeri 2 Secang, saya banyak menemukan peserta didik dengan berbagai macam karakter. Beberapa peserta didik di kelas yang saya ampu harus dibimbing ketika pemberian materi maupun pengerjaan tugas. Beberapa dari mereka masih bertanya tentang bagaimana cara mengerjakan tugas ini, atau bagaimana maksud dari tugas ini. Jadi, saya harus menuntun mereka satu per satu untuk memahami dan mengerjakan tugas yang saya berikan. Tidak hanya itu, saya juga harus menuntun untuk mereka mengerjakan tugas sampai selesai.
Selain dalam pengerjaan tugas, saat pemberian materi dan ketika saya meminta mereka membaca atau memberikan contoh yang mereka tahu atau yang ada disekitar, terkadang mereka masih saja belum paham bagaimana perintah yang saya maksudkan. Mereka harus dituntun sedikit demi sedikit dan harus dijelaskan secara detail dan rinci secara perlahan.
Saya bertanya pada diri saya sendiri, apakah saya salah memberikan arahan atau bagaimana? Sedangkan mereka sudah menginjak kelas VIII. Setelah saya pelajari lebih dalam, ternyata peserta didik ini dari awal kurang penegasan dari guru.
Selain permasalahan peserta didik yang kurang bisa menangkap materi dan tugas di dalam kelas, saya juga menemukan peserta didik di kelas IX yang menurut saya terkena dampak dari perubahan kurikulum dan penerapan aturan baru yaitu zonasi. Ketika saya meminta mereka mengerjakan tugas mereka menolaknya, dan ketika saya bertanya alasan kemudian saya menyatakan bahwa ākalau tidak dikerjakan tidak dapat nilaiā, saya cukup berfikir lagi dengan jawaban mereka karna salah satu mereka menjawab bahwa āmengerjakan atau tidak pasti lulus jadi tidak usah mengerjakanā. Dampak dihapuskannya Ujian Nasional (UN) menurut saya sangatlah buruk. Mereka menggampangkan hal sekecil mengerjakan tugas. Tak hanya itu, penghapusan aturan ujian semester untuk menentukan naik atau tidaknya ke kelas atasnya juga berdampak buruk. Pasalnya, peserta didik akan menganggap remeh dalam pengerjaan tugas karena mereka berfikir bahwa dikerjakan atau tidakpun mereka akan tetap naik kelas dan mendapatkan nilai.
Berbeda dengan kurikulum dan aturan lama, peserta didik terdahulu lebih takut dengan ujian semester maupun ujian nasional karena nilai dan usaha mereka benar-benar menentukan nasib mereka selanjutnya. Mereka tidak bisa menganggap remeh ujian karena sekali saja nilai mereka kurang maka mereka bisa tidak naik kelas ataupun tidak bisa lulus.
Ketegasan yang kurang dari beberapa guru juga membuat peserta didik menganggap remeh guru tersebut. Mereka sering keluar kelas tanpa izin, tidak masuk kelas sama sekali dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran, mereka tidak mengerjakan tugas, bahkan mereka tidak menghormati guru. Kebanyakan dari mereka hanya takut pada guru yang tegas dan menganggap remeh guru yang kurang tegas. Mereka juga menganggap guru mereka bukan orang tua di sekolah, tetapi teman sebaya, karena beberapa kali saya melihat mereka masih bersikap kurang menghormati kepada guru terutama guru muda.
Tak hanya pembelajaran di dalam kelas, mahasiswa PLP II di SMP Negeri 2 Secang ini juga membantu guru ketika guru tidak bisa hadir di dalam kelas. Terkadang menggantikan memberikan materi ataupun hanya menunggu di dalam kelas untuk mengawasi peserta didik yang telah diberikan tugas oleh guru pengampu mata pelajaran. Selain itu, kami juga ikut berkontribusi dalam pendampingan kegiatan P5. Kegiatan P5 biasanya dilakukan setiap hari Kamis di jam pelajaran ke 7-9 dan hari Jumat di jam pelajaran ke 1-9.
Kegiatan yang biasa dilakukan di hari Kamis seperti menghafalkan asmaul husna dan penilaian hafalan asmaul husna. Kemudian, di hari Jumat kegiatan yang dilakukan dipagi hari seperti jalan sehat, senam, sarapan bersama, kebersihan, dan lainnya. Kegiatan selanjutnya yaitu pengisian materi oleh guru yang bertanggung jawab atau pembinaan oleh wali kelas.
Kegiatan penarikan PLP II di SMP Negeri 2 Secang yang dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2024 diikuti oleh mahasiswa PLP II, guru pamong, dosen pembimbing lapangan, perwakilan peserta didik, kepala sekolah, dan juga kesiswaan. Kegiatan PLP II selesai oleh mahasiswa PBI. Untuk mahasiswa PBSI terdapat tambahan 2 minggu terhitung dari penarikan dan mahasiswa PIPA terdapat tambahan 4 minggu terhitung dari penarikan.
Pada tanggal 11 Oktober 2024, mahasiswa PBSI selesai melaksanakan PLP II di SMP Negeri 2 Secang. Di hari itu, kami berpamitan dengan siswa, guru, dan petugas sekolah.