Selama enam minggu mahasiswa dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Univeritas Tidar harus memenuhi mata kuliah Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) II untuk berlatih mengajar sekolah. Selain dari berlatih mengajar, PLP II untuk membentuk mahasiswa menjadi guru yang profesional. PLP II ini sebagai tempat untuk menerapkan teori dan praktik yang telah ditempuh selama perkuliahan di kampus. Belajar untuk memahami katakter peserta didik, berinteraksi langsung dengan warga sekolah baik itu, kepala sekolah, guru, dan staf sekolah. Wadah untuk mengeskplorasi dan pengalaman.
Madrasah Aliyah Negeri Kota Magelang menjadi salah satu tempat PLP II dari berbagai daftar sekolah yang ada di SIMAPAN (tempat memilih sekolah, mengisi log book, dan mengunggah laporan). MAN Kota Magelang yang terletak di Jl. Payaman No. 1, Magelang. MAN Kota Magelang dapat menampung 12-13 kelas untuk setiap angkat dan terdapat empat jurusan, yaitu IPA, IPS, Agama, dan Bahasa. Di sana juga, dipertemukan dari berbagai program studi (prodi), Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), dan Pendidikan Biologi (PBIO). Pertemuan dari berbagai prodi ini menjalin kisah selama PLP II di MAN Kota Magelang. Banyak cerita dan pengalaman yang terlukis selama PLP II di sana.
Sebelum mulai mengajar, harus membuat modul ajar sebagai pegangan selama mengajar nanti. Di dalamnya memuat materi, bahan ajar, model, dan media yang digunakan di setiap pertemuannya. Setelah itu baru bisa mulai untuk mengajar. Kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 kelas yang saya ampu untuk praktik mengajar di MAN Kota Magelang. Kata guru pamong, Ibu Lilik untuk kelas tersebut, peserta didiknya bisa diajak kerja sama dalam pembelajaran. Dilihat dari kaca mata saya sebagian besar dari mereka memang anak penurut dan juga mau ikut arus pembelajaran, tapi ada juga dari mereka ada anak yang sedikit mengabaikan saat saya mengajar. Dari itu butuh adanya pendekatan khusus, seperti menghampiri dan bertanya langsung apa yang dibutuhkan oleh mereka ini. Permasalahannya merupakan kurang lebih sama, yaitu mereka tidak atau kurang paham atas materi yang diajarkan. Nah, dari situ saya mulai untuk mengulas materi tersebut kepada mereka. Pengalaman ini menjadikan saya untuk lebih peduli dan sabar dalam menghadapi sesuatu.
Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang digunakan pada MAN Kota Magelang. Kurikulum tersebut juga ada Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang tujuannya untuk membentuk karakter peserta didik sesuai dengan nilai yang tercermin pada idelogi Pancasila, hal tersebut sangat berbeda semasa saya SMK dulu. Kurikulum ini banyak meminta peserta didik untuk lebih berkreasi dan unjuk gigi. Dari itu, dalam pembelajaran banyak hal yang saya lakukan agar pembelajaran menarik dan juga melibatkan peserta didik agar ikut aktif dalam pembelajaran di antaranya, membuat power point (PPT), memasukan video di dalam PPT, membuat Wordwall & Quizizz untuk latihan soal, membuat lembar kerja peserta didik secara berkelompok maupun berpasangan, dan membuat media ajar berupa games lepar dadu.
Penanaman nilai karakter juga ditanamkan pada MAN Kota Magelang pada peserta didiknya, dengan berbagai kegiatan, misal senyum, salam, sapa, sopan, dan santun (5S) saat peserta didik datang di gerbang madrasah. Berdoa bersama sebelum dan setelah kegiatan pembelajaran, membaca surah Al-Quran setelah berdoa, salat zuhur bersama di masjid madrasah, untuk peserta didik perempuan sedang datang bulan diminta untuk berkumpul di aula atau perpustakaan dan meminta untuk bersalawat dan melantunkan Asmaul Husna. Adanya amal di hari Jumat.
Tak hanya mengajar di kedua kelas XI IPS I dan XI IPS 2, saya juga ikut teman lain ke kelas saat mereka mengajar, seperti ikut ke kelas XI IPS 3, XI IPS 4, XI Bahasa, XI Agama I (untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut), X 2, dan X 13 (untuk mata pelajaran IPA Biologi) (kelas yang saya ingat). Melihat teman PLP lainnya cara mereka mengajar di kelas, bagaimana mereka berinteraksi dengan peserta didik, juga bagi saya bisa berkenalan dengan peserta didik di kelas tersebut. Sering kali kita (mahasiswa PLP) di minta oleh guru untuk kelas kosong dari berbagai mata pelajaran baik itu, mata pelajaran Matematika, Prakarya & Kewirausahaan, Al-Quran & Hadis, Akidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab, Fikih, PPKn baik itu kelas X, XI, dan XII. Hal itu menjadikan pengalaman bagi saya dan juga bisa mengenal secara dekat peserta didik dari berbagai kelas. Ada hal-hal yang saya tanyakan ke mereka, seperti “nanti mau kuliah gak?” “kamu orang mana?”, banyak cerita juga yang mereka ceritakan ke saya, juga menjadikan ajang sharing mengenai kehidupan. Di kala saat saya baru mengisi kelas kosong ada hal lucu bagi saya, yaitu saat saya memperkenalkan diri. Saat menjelaskan asal saya dari Jakarta, tidak menduga akan rekasi mereka langsung ada yang menceletuk “dari Jaksel bukan, mas?” lalu saya menjawab “iya”, mereka langsung berteriak seperti tidak menyangka dan ada juga ada yang meragukan kalau saya dari Jakarta.
Selama PLP II di MAN Kota Magelang, banyak kegiatan lainnya yang saya ikuti, seperti melihat latihan ekstrakulikuler yang ada di MAN, mengawas Sumatif Tengah Semester (STS), kegiatan P5, class meeting, kegiatan World Clean Up Day, pendampingan donor darah, pendampingan Lomba Olimpiade Matematika Tematic VI, dan Pengukuhan & Penerimaan Prismatama.
Hari demi hari berlalu tidak terasa enam minggu sudah berlalu, setiap pertemuan ada perpisahan. Tak disangka waktu cepat berlalu, PLP II menjadikan pengalaman dalam perjalanan hidup saya. Penuh dengan warna-warni selama PLP II ini. Banyak hal yang saya pelajari dan mereka juga mengajari banyak hal untuk saya. Terima kasih saya ucapkan kepada kelas XI IPS 1 & XI IPS 2, kelas X, XII, & XII, guru pamong, dosen pembimbing lapangan (DPL), guru-guru madrasah, kepala madrasah, warga madarsah (staf tata usaha, penjaga sekolah, pak satpam), dan teman PLP ku yang berjumlah 10 orang.
Semoga cita-cita kalian tercapai, dan menjadi orang sukses (untuk kelas X, XI, dan XII).
Sampai jumpa di lain waktu.