Pendakian atau bisa juga disebut hiking adalah sebuah aktivitas perjalanan di sebuah jalur yang sudah ada melalui pegunungan, semak-semak, dan daerah pedesaan. Setiap orang pasti belum tentu menyukai pendakian kemungkinan dikarenakan oleh belum tau tentang manfaat dari pendakian, hanya melihat dari segi negatifnya saja. Pedakian memiliki manfaat yang banyak antara lain, menguatkan kesehatan fisik, meningkatkan kesehatan mental, menambah pengalaman baru, menjadikan sarana hiburan, menurunkan berat badan, dan masih banyak yang lain sebagainya. Maka dari itu, manfaat mendaki gunung dapat mengajarkan kita untuk belajar hidup mandiri dan bertahan tanpa bantuan teknologi. Berikut akan saya sampaikan pengalaman saya waktu mendaki Gunung Merbabu pada tahun 2017.
Pertama kali saya mendaki gunung itu pada saat saya masih duduk di bangku SMP, waktu itu yang mengajak adalah Pak Larso selaku pembina pecinta alam di SMP. Pendakian itu diikuti kurang lebih 30 anak dan saya juga ikut sebagai pengurus di acara itu. Saya tergabung dalam organisasi pecinta alam di SMP. Menurut saya materi yang disampaikan masih kurang karena praktiknya juga masih kadang-kadang. Saya mendata siswa yang ikut dan memiliki riwayat penyakit. Walaupun saya sebagai pengurus atau panitianya tapi pengetahuan saya tentang pendakian masih amatlah kurang karena ini pendakian pertama saya. Praktik yang paling mengambil resiko yaitu pendakian gunung dan membawa orang di luar organisasi pecinta alam yang belum sama sekali mempunyai pengetahuan tentang pendakian.
Kita melakukan pendakian tapi dengan hanya alat seadanya. Kita tidak membawa tenda, hanya membawa satu tenda hanya untuk orang yang sakit. Kita tidur hanya di semak-semak atau rerumputan. Sesekali jika kedinginan saya bergabung dengan warga lokal di tempat camp yang menyalakan api unggun. Logistik yang kita bawa pun masih tergolong sangat sedikit karena memang belum tahu tentang manajemen logistik dalam pendakian.
Awal kita berangkat melakukan pemdakian dari basecamp Gunung Merbabu pukul 9 malam. Sampai di tempat camp kurang lebih jam 12 dini hari. Kita sampai di tempat camp tetapi kita hanya beristirahat, tidak mendirikan tenda dan lain-lain. Jadi kita disana diajarkan sekali untuk survival walaupun memang beresiko tinggi tetapi memang itu pointnya dari acara pendakian tersebut. Setelah kita istirahat dan makan, kita melanjutkan pendakian menuju puncak yang memakan waktu kurang lebih 5-6 jam. Rombongan yang terdiri dari 30 anak ini berpencar selama perjalanan, karena perjalanan ini bergantung pada kekuatan fisik kita masing-masing, namun tidak baik juga jika dipisahkan dari rombongan, karena kita bisa tersesat di pegunungan. Memang dari pendakian ini hampir semua anak tidak tahu tentang teknik pendakian, semuanya asal mendaki saja tanpa tahu ilmunya.
Dalam perjalanan menuju puncak saya berkelompok 5 orang. Lima orang ini adalah teman dekat saya sehingga jika ada yang kecapekan kita semua istirahat. Jadi, kita tidak pernah memaksakan satu sama lain. Waktu itu saya memang sudah hampir putus asa saat perjalanan karena tenaga sudah terkuras , perutpun terasa lapar dan air pun tinggal sedikit, hanya dapat memakan roti. Tetapi, setelah saya melihat sekeliling pemandangan gunung dan melihat matahari terbit, semangat saya terbangun kembali dan bersyukur dapat melihat kekuasaan tuhan bagaimana indahnya alam semesta. Setelah itu saya dan teman-teman saya melanjutkan perjalanan. Kurang lebih pukul 8 pagi kita belum juga sampai puncak. Kita memutuskan istirahat di jalur pendakian, dengan penuh pertimbangan kita tidak memaksakan fisik kita sehingga kita memutuskan untuk turun dan tidak melanjutkan ke puncak Gunung Merbabu. Oleh karena itu, tujuan mendaki gunumg adalah bukan untuk sampai puncak, tetapi pulang dengan selamat dan pelajaran yang dapat diambil. Sejak saat itu mendaki gunung menjadi salah satu hobi saya. Karena pada tahun 2017 saya tidak sampai puncak merbabu maka tahun berikutnya saya mendaki lagi ke Gunung Merbabu dengan pengalaman tahun lalu yang dapat saya pelajari maka di tahun 2018 saya dapat menggapai puncak Gunung Merbabu.
Dari pengalaman yang saya alami, banyak pelajaran yang dapat kita petik. Antara lainnya, mengajarkan kita bagaimana cara kita untuk bertahan hidup di alam, bagaimana kita untuk bekerjasama tim, menuntut kita agar tidak egois, menuntut kita untuk mandiri, dan menuntut kita untuk mengetahui kemampuan dalam diri kita sendiri. Untuk itu gunung bukanlah tempat bermain, gunung adalah salah satu cara kita untuk menemukan jati diri kita masing-masing. Jangan mendaki jika belum mempunyai fisik dan pengetahuan yang cukup.