Mengurai Makna : Beragam Kajian Analisis Tekstual dan Kontekstual

Oleh Hilda Ramadhita Hidayat & M. Rohmadi

Dalam kehidupan bermasyarakat tentu terdapat komunikasi antar manusia. Alat yang digunakan untuk berkomunikasi ini adalah bahasa. Bahasa dalam kehidupan manusia memiliki peran yang begitu penting. Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan perasaan sesorang melalui lisan atau tulisan. Setara dengan pendapat Winarsih, E. (2018) menjelaskan bahwa Bahasa digunakan untuk membentuk pikiran dan perasaan, menyatakan keinginan, dan perbuatannya, mempengaruhi dan dipengaruhi.

Masyarakat menggunakan bahasa untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Oktavia, W., & Zuliyandari, D. (2019) menjelaskan bahwa dapat digaris bawahi komunikasi dapat dilihat dari komunikasi secara lisan maupun tulisan. Dalam sebuah proses komunikasi manusia tentu tidak akan terlepas dari wacana. Pendapat yang disampaikan oleh Chaer yang dikutip dalam Oktavia, W., & Zuliyandari, D. (2019) menjelaskan bahwa wacana merupakan satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hirarki gramatikal adalah satuan gramatikal
tertinggi dan terbesar. Dengan cakupan yang lebih luas Jorgensen yang dikutip dalam Oktavia, W., & Zuliyandari, D. (2019) mengatakan bahwa wacana adalah gagasan umum bahasa yang ditata menurut pola-pola berbeda yang diikuti oleh ujaran para pengguna bahasa.

Berdasarkan sumber yang ditemukan, bentuk wacana terbagi menjadi dua, yakni wacana tekstual dan kontekstual. Sesuai dengan pengertiannya, wacana tekstual memiliki makna satuan bahasa yang berupa teks dan bersifat abstrak. Menurut Van Dyk yang dikutip dalam Oktavia, W., & Zuliyandari, D. (2019) menjelaskan bahwa teks lebih bersifat konseptual yang kemudian berkembang pemahaman tentang teks lisan dan teks tulis. Istilah tersebut sama dengan wacana lisan dan tulis. Analisis wacana tekstual dibagi menjadi dua yaitu
gramatikal dan leksikal.

  1. Aspek Gramatikal
    Aspek gramatikal merupakan analisis wacana yang dapat dilihat dari segi bentuk dan
    strukturnya. Menurut Suwandi yang dikutip dalam Agustia, I. dkk (2022) menjelaskan
    bahwa hubungan gramatikal merupakan tata makna yang diturunkan dari fungsi
    leksem dan kalimat. Dalam aspek gramatikal ini analisis wacana meliputi referensi,
    pelepasan, dan penyulihan. Selain itu dalam aspek gramatikal juga menggunakan
    unsur kebahasaan untuk mengasosiasikan teks sehingga mudah dipahami dengan teks lain

  2. Aspek Leksikal
    Aspek leksikal ini memiliki pengertian kegandaan makna yang ditimbulkan dari
    adanya butir leksikal yang memiliki makna ganda. Menurut Sumarlam yang dikutip
    dalam Agustia, I. dkk (2022) mengatakan bahwa kohesi leksikal dalam wacana dapat
    dibedakan menjadi enam macam, yakni repetisi, sinonimi, kolokasi, hiponimi,
    antonimi, dan ekuivalensi. Berbeda dengan analisis wacana kontekstual. Dalam analisis kontekstual ini tentu selalu berkaitan dengan konteks Menurut Setiawan yang dikutip dalam Oktavia, W., & Zuliyandari, D. (2019) mengatakan bahwa konteks dapat dianggap sebagai sebab dan alasan terjadinya suatu pembicaraan atau dialog. Selain itu pendapat yang disampaikan oleh Sumarlam yang dikutip dalam dalam Agustia, I. dkk (2022) mengatakan bahwa wacana kontekstual adalah aspek internal wacana dan segala sesuatu yang mencakup wacana secara eksternal. Dalam
    analisis wacana kontekstual ini dapat terbagi menjadi dua, yakni konteks linguistik dan ekstralinguistik. Menurut Oktavia, W., & Zuliyandari, D. (2019) menjelaskan bahwa konteks wacana secara garis besar dapat dibedakan menjadi konteks bahasa dan luar bahasa. Konteks luar bahasa ini dapat disebut dengan konteks situasi dan kebudayaan. Pemahaman tentang konteks situasi dan budaya dalam konteks wacana dapat dilakukan dengan pinsip penafsiran dan analogi. Pada prinsip penafsiran terdiri dari, prinisp penafsiran personal, prinsip penafsiran lokasional, pinsip penafsiran temporal, dan prinsip analogi.

Dengan demikian, bahasa memiliki peran yang penting dalam kehidupan manusia, digunakan untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan perasaan. Dalam komunikasi, manusia menggunakan bahasa secara lisan maupun tulisan, yang tidak terlepas dari wacana. Wacana merupakan satuan bahasa yang lengkap, dapat berupa teks atau konteks. Wacana tekstual terdiri dari teks lisan dan tulisan, dengan analisis gramatikal dan leksikal. Aspek gramatikal meliputi referensi, pelepasan, dan penyulihan, sementara aspek leksikal melibatkan kegandaan makna leksikal. Wacana kontekstual terkait dengan konteks bahasa dan luar
bahasa, meliputi konteks situasi dan kebudayaan. Analisis wacana kontekstual melibatkan konteks linguistik dan ekstralinguistik. Konteks wacana dapat dipahami melalui prinsip penafsiran dan analogi, seperti prinsip penafsiran personal, lokasional, temporal, dan analogi.

SUMBER :
Agustia, I., Muhyi, D. M. Z., & Fauziyyah, D. F. (2022). ANALISIS WACANA
TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL NASKAH DRAMA BERJUDUL SARAPAN
TERAKHIR KARYA ANDRIAN EKA SAPUTRA. Didaktik: Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang, 8(2), 1718-1730.

Oktavia, W., & Zuliyandari, D. (2019). Analisis Wacana Tekstual Dan Kontekstual Dalam Naskah Drama Bunga Rumah Makan Karya Utuy Tatang Sontani. Lingua: Jurnal Bahasa dan Sastra, 15(2), 223-233.