Indonesia merupakan negara yang memiliki keindahan alam yang luar biasa. Terdapat banyak pulau dan objek wisata yang sangat menawan. Selain itu, Indonesia juga kaya akan sumber daya alam, keragaman suku dan budaya, dan memiliki banyak wisata kuliner yang khas di setiap daerah provinsinya.
Selain dikenal sebagai kota pelajar dan keramah-tamahan warganya, Kota Jogja juga merupakan salah satu kota wisata kuliner yang memiliki beraneka ragam jenis makanan yang tentunya sangat menarik dan menggugah selera. Oleh karena itu, tak heran apabila Kota Jogja menjadi salah satu destinasi wisata kuliner yang banyak disukai oleh para wisatawan mancanegara.
Kuliner khas dari Kota Jogja cenderung dengan rasa manis. Bahkan, kebanyakan orang Jogja merasa ada yang kurang apabila makanan yang mereka makan itu tidak mengandung rasa manis karena lidah orang Jogja sudah identik dengan rasa manis, termasuk saya sendiri. Contohnya, ketika makan kerupuk akan lebih nikmat jika ditambah dengan kecap.
Di Kota Jogja banyak sekali jenis makanan khas yang bisa kalian coba, antara lain adalah sate klathak, gudeg, bakpia Pathok, tiwul, gathot, dan masih banyak lagi. Makanan khas yang paling terkenal di Kota Jogja, yaitu gudeg yang sekaligus akan menjadi topik bahasan saya pada kali ini.
Awal mula munculnya gudeg sudah ada sejak tahun 1500-an. Dimulai pada saat pembangunan Kerajaan Mataram di Alas Mentaok. Pada saat proses pembangunan Kerajaan Mataram di Alas Mentaok, banyak sekali pohon yang ditebang, antara lain adalah pohon kelapa, nangka muda (gori), dan melinjo. Kemudian karena banyaknya nangka muda yang tergeletak membuat para pekerja berinovasi membuat makanan dari nangka muda tersebut. Dalam proses pengolahannya menggunakan alat pengaduk yang bentuknya seperti dayung perahu dan teknik mengaduknya dalam bahasa Jawa disebut hangudek atau hangudeg. Nah, dari situlah nama gudeg berasal.
Pada tahun 1600-an, gudeg menjadi semakin populer dan mulai dikenal oleh masyarakat luas hingga ke luar daerah. Di Kota Jogja terdapat satu pusat gudeg yang sangat terkenal yang lokasinya berada di daerah Wijilan. Kampung gudeg tersebut dibangun pada tahun 1970-an oleh pemerintah setempat yang bertujuan untuk melestarikan makanan yang bercita rasa manis tersebut, yaitu gudeg. Dari kampung itulah yang menyebabkan banyak rumah makan bermunculan untuk menyajikan gudeg-gudeg terkenal yang memiliki ciri khasnya masing-masing. Ciri khas tersebut dapat dilihat dari penyajiannya yang menggunakan komponen pelengkap berbeda-beda, seperti orek tempe, telur bacem, tahu bacem, krecek, ayam kampung, dan lain sebagainya.
Gudeg sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu gudeg basah dan gudeg kering. Gudeg basah merupakan gudeg yang lebih dahulu dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat. Kemudian seiring berjalannya waktu, gudeg mengalami inovasi dengan munculnya gudeg kering. Bahkan, saat ini sudah ada gudeg instan, yaitu gudeg yang dikemas dengan kaleng atau yang biasa disebut dengan gudeg kalengan. Dengan adanya gudeg instan tersebut maka akan memudahkan kita karena kemasannya yang praktis dan mudah dibawa kemana-mana.
Untuk para wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri, wajib banget untuk nyobain gudeg Jogja. Selain memiliki rasa yang nikmat, gudeg Jogja juga memiliki kekhasan tersendiri sehingga bagi siapa saja yang mencobanya dijamin pasti akan ketagihan. Sekian dari saya, semoga bermanfaat!
Gambar dari:
kumparan.com