Mengulik Partikel Penegas

Partikel penegas yakni kata yang tidak mengikuti perubahan bentuk dan hanya berfungsi menampilkan unsur yang diiringinya saja. Kata-kata yang masuk kedalam kategori partikel umumnya tidak dapat digolongkan menjadi salah satukategori dari verba, adjektiva, adverbial, atau nomina. Morfem-morfem yang digunakan untuk menegaskan sesuatu ialah partikel penegas. Ada empat partikel penegas dalam bahasa Indonesia, yaitu –kah, -tah, -lah, dan –pun.

Mari kita pelajari mulai dari partikel penegas –kah. Partikel ini biasanya digunakan pada akhir kata Tanya atau akhir kata yang digunakan sebagai kalimat tanya. Jika dipakai dalam kalimat deklaratif, partike –kah akan mengubah kaimat tersebut menjadi kalimat introgatif. Misalnya kalimat “Dia yang akan datang” bila kalimat tersebut disisipi partikel –kah, maka kalimatnya akan berubah menjadi kalimat introgatif sebagai berikut, “Diakah yang akan datang?”. Sebagai contoh lain terdapat kalimat “Hari ini tugas bahasa Indonesia harus selesai” menjadi “hari inikah tugas bahasa Indonesia harus selesai?”.

Selanjutnya mari bergeser menuju partikel penegas –lah. Partikel ini umunya dipakai pada kata kerja untuk memberi kesan halus, serta untuk menegaskan kata dalam kalimat berita. Berikut contoh kaidah pemakaiannya :

  • Dalam kalimat imperatif atau kalimat perintah, -lah dipakai untuk menghaluskan nada perintah yang terkandung dalam kalimat. Misalnya “Pergi sekarang sebelum hujan turun!” menjadi “Pergilah sekarang sebelum hujan turun!” Ada juga contoh lain misalnya “Bawa mobil ini ke bengkel besok pagi!” menjadi “Bawalah mobil ini ke bengkel besok pagi!”
  • Dalam kalimat deklaratif, -lah dipakai untuk menegaskan kata dalam kalimat tersebut. Misalnya “Dari ceritamu, jelas kamu yang salah.” Menjadi “Dari ceritamu, jelas kamulah yang salah.”.

Dari pemakaian partikel –lah pada contoh kalmat imperative di atas, tampak bahwa partikel itu cenderung dilekatkan pada predikat kalimat.

Kemudian ada juga partikel penegas –tah. Partikel ini biasanya dipakai pada akhir kata Tanya dalam kalimat, namun penanya sebenarnya tidak megharapkan jawaban. Ia seolah-olah hanya bertanya kepada diri sendiri karena keraguannya. Penggunaan partikel ini misalnya pada kalimat “Apatah artinya hidup ini tanpa engkau.” Contoh lain yakni “Siapatah gerangan orang yang mau menolongku.” Penggunakaan partikel –tah sekarang ini tidak terlalu dianjuran karena termasuk jenis partikel arkais (ketinggalan zaman). Partikel ini dahulu sering dipakai dalam sastra lama, tetapi sekarang penggunaanya tidak lagi dipakai. Jadi, sebaiknya menggunakan partikel penegas –kah.

Yang terakhir yakni partikel penegas –pun. Partikel ini hanya dipakai dalam kalimat deklaratif dan dalam bentuk tulisan partikel itu dipisahkan dari kata yang mendahuluinya. Sebagai contoh yakni, “Mereka pun akhirnya setuju dengan usul kami”. Contoh lain misalnya “Siapa pun yang tidak setuju pasti akan ditanyakan alasannya”.

Partikel penegas –pun bisa juga dipakai pada kata benda dan memiliki makna sejajar dengan “juga”. Contoh kalimatnya yakni, “Aku suka makan gado-gado. Adikku pun suka makan gado-gado.” Contoh lain misalnya, “Gula membuat minuman terasa manis. Madu pun membuat minuman terasa manis.”

Namun, partikel –pun pada kata-kata meskipun, biarpun, walaupun, dan sungguhpun bukan termasuk partikel penegas. Pun pada kata-kata tersebut merupakan bagian dari keseluruhan kata yang berfungsi sebagai kata penghubung.

Referensi :

Hasan Alwi, A. M. (1988). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Prihantini, A. (2015). Master Bahasa Indonesia : Panduan tata Bahasa Indonesia Terlengkap. Semarang: Bentang B First.