Mengulik Konjungtor: Bagian dari Kata Tugas

konjungtor
Sumber: lektur.id

Tulisan kali ini akan mengupas sedikit, mungkin hanya sebagian permukaan saja mengenai konjungtor sebagai bagian dari kata tugas. Lalu apa sebenarnya konjungtor? Seringkali kita mendengar kata konjungsi, namun masih sedikit asing dengan istilah konjungtor. Konjungtor atau kata sambung menurut Finoza (1993) adalah kata tugas yang berfungsi menghubungkan kata atau dua kalimat. Kridalaksana (2009) berpendapat bahwa konjungsi adalah partikel yang dipergunakan untuk menggabungkan kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan paragraf. Konjungtor memiliki ciri-ciri sebagaimana ciri-ciri kata tugas yakni hanya memiliki arti gramatikal dan tidak memiliki arti leksikal; tidak dapat menjadi dasar kata atau dengan kata lain tidak dapat bergabung dengan afiks; dan tergolong kelas kata tertutup (Alwi, 2003).

Mengapa banyak dijumpai kesalahan penggunaan konjungtor?

Dalam berbagai jenis tulisan masih banyak ditemukan kesalahan penulisan konjungtor yang kurang tepat, apakah disebabkan karena banyaknya jenis konjungtor? Alwi (2003) mengemukakan bahwa konjungtor berdasarkan perilaku sintaksisnya dalam kalimat dibagi menjadi empat, yakni konjungtor koordinatif, konjungtor korelatif, konjungtor subordinatif, dan konjungtor antar kalimat yang berfungsi sebagai tataran wacana. Pentingnya memahami bagaimana penggunaan konjungtor yang tepat untuk memudahkan memahami bacaan dan menghindari kerancuan terhadap kalimat yang ditulis. Apabila kalimat tersebut rancu, maka pembaca akan kesulitan dalam memahami makna yang ada dalam bacaan.

Mari kita berkenalan lebih dekat mengenai jenis-jenis konjungtor yang telah disinggung sebelumnya. Pertama, konjungtor koordinatif adalah kata yang menghubungkan dua buah konstituen yang kedudukannya sederajat. Berdasarkan penelitian oleh Solok (2018) terdapat enam jenis yakni konjungtor penjumlahan (dan, dengan, serta), konjungtor pemilihan (atau), konjungtor pertentangan (tetapi), konjungtor pengurutan (sesudah, sebelum, setelah itu), konjungtor penyamaan (adalah, yaitu, ialah), serta konjungtor penyimpulan (dari hal itu, oleh karena itu, karena itu). Lain halnya dengan konjungtor subordinatif yang menghubungkan dua buah konstituen yang kedudukannya tidak sederajat. Terdapat lima jenis konjungtor subordinatif yang digunakan yaitu konjungtor penyebaban (karena, sebab), konjungtor persyaratan (kalau), konjungtor tujuan (agar, supaya, untuk), konjungtor kesewaktuan (ketika, saat), serta konjungtor pengakibatan (sehingga). Coba teman-teman perhatikan kalimat berikut:

Jangankan makan cukup, minum air bersihpun sulit bagi mereka.

Nah contoh kalimat termasuk dalam kategori konjungtor korelatif karena menghubungkan dua kata, frasa atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama. Contoh konjungtor korelatif lainnya:

baik…, maupun

tidak hanya…, tetapi juga

demikian…, sehingga

apa(kah)…, atau

entah…, entah

Terakhir, konjungtor antar kalimat yang merangkaikan dua kalimat, namun masing-masing merupakan kalimat sendiri-sendiri (Alwi, 2003).

Nah selesai sudah kita mengulik bersama mengenai kata tugas: konjungtor. Semoga kita dapat mengambil manfaat dari tulisan ini dan meminimalisir kesalahan penulisan konjungtor lagi, ya teman-teman. Sampai jumpa

Referensi

Alwi, Hasan, Dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai

Pustaka.

Finoza, Lamuddin. 1993. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi.

SOLOK, U. THE USE OF CONJUNCTIONS IN STUDENTING FKIP STUDENTS ON EDUCATIONAL EDUCATION STUDENT DEVELOPMENT IN UMMY SOLOK PENGGUNAAN KONJUNGTOR DALAM MAKALAH MAHASISWA FKIP PADA MATA KULIAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK. Jurnal Penelitian Pendidikan, 4(i2), 304-313.

Kridalaksana, Harimurti. 2009. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.lektur.id