Mengulik Frasa Verbal Sebagai Objek

triojol120619-1

Sebelumnya apakah kalian pernah mendengar kata frasa? Kalau sudah, apa itu frasa? Menurut Tarmini (2012:11) frasa adalah konstruksi yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang dapat memenuhi fungsi sintaksis tertentu dalam sebuah kalimat. Tetapi tidak melebihi batas fungsi klausa atau penamaan frasa tidak bersifat prediktif. Seringkali dalam mencari frasa masih menemukan kesulitan untuk membedakan frasa dengan kalimat majemuk. Bisa dibilang keduanya mirip tapi tak sama. Perbedaan antara frasa dan kata majemuk yaitu bisa dilihat dari kajiannya. Kata majemuk adalah gabungan dua kata yang dapat membentuk makna baru sedangkan frasa tidak membentuk kata baru. Frasa terdiri dari inti dan pewatas. Dilihat dari kajian linguistik, frasa termasuk dalam sintaksis dan kata majemuk termasuk dalam morfologi.

Pada kesempatan ini kita akan membahas frasa verbal sebagai objek. Pada frasa verba dalam susunannya memiliki sebuah inti verba. Contoh Rumah Tinggi verba rumah sebagai inti dan tinggi sebagai pewatas. Mengutip Moeliono (2017:183) verba dapat diperluas dengan menambahkan unsur tertentu, tetapi hasil perluasan itu masih tetap ada pada tataran sintaksis yang sama. Verba datang dapat menjadi sudah datang dan tidak datang. Melihat pendapat Ramlan (2001:139) bahwa frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas satu kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatan. Frasa tak bisa melampaui batas fungsi dan jabatan yang mana frasa itu sendiri bisa terdapat pada S, P, O, Pel atau K.

Frasa verbal sebagai objek dapat dilihat pada kalimat Ayah memberi makan bebek. Pada kalimat tersebut terdapat verba memberi makan, akan tetapi dilihat dari fungsinya kedua verba tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Verba memberi memiliki fungsi sebagai predikat sedangkan verba makan memiliki fungsi sebagai objek. Dari contoh tersebut juga sudah dapat dipastikan bahwasannya frasa tidak dapat melampaui batas fungsi dan jabatannya.

Mungkin ini bisa menjadi tambahan ilmu untuk temans, namun penulis belum dapat dikatan begitu ahli untuk menyampaikan mengenai frasa verbal sebagai objek. Kritik dan saran pasti sangat dibutuhkan untuk kemajuan ilmu pengetahuan kita bersama. Maka dari itu, tidak ada salahnya bagi kita untuk mencoba dan terus belajar. Semangat!!!

Referensi :

Moeliono, A.M., dkk. (2017). TATA BAHASA BAKU BAHASAS INDONESIA Edisi Keempat. Jakarta : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2017.

Alwi, H.(2003) Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka

Panjaitan, R. (2007). FRASA VERBAL DAN FUNGSINYA DALAM KALIMAT BAHASA BATAK TOBA.

1 Like