Mengulik Frasa Koordinatif: Frasa yang Setara

Screenshot (2)
Halo kawan mijil,

Masih dalam ranah sintaksis, kali ini kita akan mengenal lebih dekat mengenai frasa koordinatif. Eits… sebelumnya alangkah lebih baik kita pemanasan terlebih dahulu. Kalian pasti tidak asing dengan “frasa” bukan? Bahkan waktu duduk dibangku sekolah menengahpun pasti telah berkenalan dengan frasa. Terdapat banyak pendapat yang merumuskan apa itu frasa, namun kita kutip salah satu pendapat tokoh saja ya, kalau disebutkan semua tidak selesai sampai lusa. Abdul Chaer mendefinisikan frasa sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat non-predikatif. Lalu ia menambahkan bahwa frasa lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat (Chaer, 1994:222).

Adakah yang masih bingung atau kesulitan memahami definisi Abdul Chaer di atas? Non predikatif bisa diartikan tidak mengandung predikat ya kawan. Jadi singkatnya frasa adalah gabungan kata (dua atau lebih kata) yang dapat disebut bagian suatu kalimat, namun berbeda dengan klausa. Bisa dikatakan frasa sebagai bentuk sederhana dari kalimat. Kalau kalian masih bingung membedakan frasa dan klausa coba perhatikan contoh berikut:

jaket biru itu/ sepeda tua itu

jaket itu biru/ sepeda itu tua

Perbedaan yang paling mudah dikenali yakni pada predikat. Ingat ya frasa tidak mengandung predikat, lalu klausa adakah predikat? Jawabannya ada. jaket biru itu/ sepeda tua itu termasuk frasa, sedangkan jaket itu biru/ sepeda itu tua termasuk klausa.

Nah ada juga anggapan yang menyatakan frasa sejenis dengan makna majemuk. Berbeda ya, frasa berbeda dengan makna majemuk. Pada contoh tersebut jaket biru tetap bermakna jaket tetapi ditambah pewatas bersifat biru. Sedangkan makna majemuk sangat berbeda dengan makna kata yang menjadi unsur-unsurnya. Misalnya besar kepala bukan bermakna kepala yang besar, tetapi lebih pada makna idiomatis yakni orang yang sombong. Cukup jelas ya mengenai frasa, selanjutnya kita bedah salah satu jenis frasa.

Tulisan kali ini akan mengulik mengenai salah satu jenis frasa yakni frasa koordinatif. Frasa ini merupakan bagian dari frasa endosentrik berdasarkan unsur langsung yang membentuk frasa. Menurut Ramlan, frasa endosentris dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu frasa endosentris atributif, koordinatif, dan apositif (Ramlan, 1987:155). Menurut Rosliana hubungan antara unsur-unsur pembentuknya merupakan hubungan yang setara karena semua unsur pembentuknya, kecuali konjungsi yang menjadi penghubung antar unsurnya, merupakan inti frasa golongan ini (Rosliana, 2015:55). Membentuk hubungan yang sejajar atau koordinatif artinya kelas kata yang sama dapat dihubungkan dengan frasa ini.

Frasa koordinatif dapat dihubungkan dengan konjungsi tunggal seperti dan, atau, tetapi, maupun konjungsi terbagi seperti baik…baik…, entah…entah…, makin…makin…, baik… maupun… (Surastina, 2012:16). Agar lebih mudah memahami, berikut contoh frasa koordinatif. Ingat ya, unsur pembentuknya setara.

  • nomina dan nomina : baik guru, maupun dosen pria atau wanita
  • adjektiva dan adjektiva : miskin tetapi bahagia entah benar, entah tidak
  • preposisi dan preposisi : dari dan ke Bandung untuk dan atas nama negara dari, oleh, dan untuk rakyat

Selesai sudah pembahasan mengenai frasa koordinatif. Bagaimana, menyenangkan bukan belajar sintaksis? Jangan lelah belajar dan menulis ya kawan, agar tetap tumbuh.

Referensi

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Jaya.

Ramlan, M.Prof.Dr. 1987. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono.

Rosliana, L. (2015). Frasa Endosentris pada Bahasa Jepang. Izumi, 4(1), 51-56.

Surastina, S. (2012). Frasa dalam Bahasa Indonesia. Lentera: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 2, 18-35.