Mengulas tuntas tentang pendamping nomina dan verba dalam kategori makna leksikal

Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
Gambar dari https://images.app.goo.gl/CUvRK3cUCDbwbLQP9

Halo sobat mijil, apa kabar? Semoga sobat mijil semua dalam keadaan yang baik baik saja ya. Seperti yang kita ketahui bersama, ada lima kategori makna leksikal dalam semantik. Tiga kategori tersebut yakni kategori nominal, kategori verbal, kategori ajektival, kategori pendamping, dan yang terakhir kategori penghubung. Nah salah satu kategori makna leksikal yakni kategori pendamping terdiri atas empat macam yakni pendamping nomina, pendamping verba, pendamping ajektiva, dan pendamping klausa. Lebih lanjut pada kesempatan kali ini saya akan membahas dan mengulik seperti apa dan bagaimana pendamping nomina dan pendamping verba digunakan. Oleh karena itu, simak pembahasan di paragraf selanjutnya ya.

Kategori pendamping merupakan leksem-leksem tertentu yang dipakai untuk mendampingi nomina, verba, ajektiva, dan klausa. Hal tersebut berfungsi untuk memberikan sebuah keterangan yang bukan termasuk keadaan dan sifat.

  1. Pendamping Nomina
    Pendamping nomina memiliki leksem-leksem antara lain:
    a) Pengingkaran
    Satuan kata terkecil yang dipakai hanya kata “bukan” saja diletakkan di depan nomina itu sendiri. Contoh: bukan jam tangan, bukan mobil baru, bukan pemain sepakbola, bukan buku sejarah, bukan dokter gigi.
    b) Kuantitas atau Jumlah.
    Semua leksem yang menyatakan jumlah atau kuantitas terletak di depan nomina. Satuan kata terkecil yang dipakai antara lain:
  • Beberapa, berfungsi untuk menerangkan jumlah yang tidak banyak. Contohnya: beberapa pedagang, beberapa sepeda, beberapa durian. Biasanya di antara kata “beberapa” dengan “nomina” bisa ditambahkan kata-kata tambahan seperti lembar, buah, ekor, butir. Contoh: beberapa lembar kertas, beberapa buah durian, beberapa ekor sapi, dan beberapa butir telur ayam.
  • Semua, berfungsi untuk menerangkan jumlah keseluruhan tanpa terkecuali. Contoh: semua mahasiswa, semua wali kelas, semua peserta lomba.
  • Seluruh, berfungsi untuk menerangkan satu bagian kesatuan. Contoh: seluruh (masyarakat) Jawa Tengah, seluruh anggota tubuhnya, seluruh siswa kelas XII.
  • Sejumlah, berfungsi untuk menerangkan jumlah yang tidak pasti. Contoh: sejumlah menteri, sejumlah anggota BEM, sejumlah hewan kurban.
  • Banyak, berfungsi untuk menerangkan jumlah yang tidak sedikit. Contoh: banyak pohon tumbang hari ini.
    c) Pembatasan
    Satuan kata terkecil yang dipakai yakni kata “hanya” dan “saja”. Terdapat perbedaan dalam pemakaian kedua leksem tersebut. Yakni “hanya” dipakai di depan nomina, sedangkan “saja” dipakai di belakang nomina. Contoh: hanya mahasiswa semester tiga, mahasiswa semester tiga saja.
    d) Tempat berada
    Satuan kata terkecil yang dipakai yakni kata “di” dan “pada”. Leksem “di” berfungsi untuk menerangkan lokasi sesungguhnya, sedangkan leksem “pada” menerangkan lokasi yang bukan sesungguhnya. Contoh: “di hari” dapat diubah menjadi "pada hari” namun “di teras” tidak dapat diubah menjadi “pada teras”
    e) Tempat asal
    Leksem yang dipakai yakni hanya satu kata “dari”. Namun walaupun hanya satu, leksem “dari” memiliki banyak makna yaitu menyatakan asal tempat, menyatakan asal bahan, dan menyatakan asal waktu. Contoh: dari surakarta, dari daging sapi, dari bulan Juli.
    f) Tempat tujuan/arah sasaran
    Satuan kata terkecil yang digunakan yakni kata “ke” dan “kepada”. Leksem ke umumnya berfungsi untuk menyatakan tempat yang sesungguhnya, sedangkan leksem “kepada” berfungsi untuk menyatakan tempat yang tidak sesungguhnya. Contoh: “kembali ke negara asal” tidak bisa diubah menjadi “kembali kepada negara asal”, dan kalimat “kembali kepada yang merawatnya dari kecil” tidak bisa pula diubah menjadi “kembali ke yang merawatnya dari kecil”
    g) Hal atau perkara
    Satuan kata terkecil yang dipakai yakni tentang, mengenai, perihal, dan masalah. Umumnya pendamping ini digunakan di depan nomina yang terletak dalam klausa intransitif. Contoh: berunding mengenai tata tertib sekolah, berdebat masalah pendidikan jarak jauh, berdiskusi tentang kesehatan mental sejak dini.
    h) Alat
    Leksem yang dipakai adalah kata “dengan”. Selain untuk menyatakan alat, leksem "dengan” juga dapat menyatakan kebersamaan. Contoh: mewarnai dengan spidol, melihat dengan mata, berjalan dengan kakak, main bulutangkis dengan adik, dan lain-lain.
    i) Pelaku
    Satuan kata terkecil yang digunakan adalah kata “oleh”. Leksem “oleh” ditempatkan di depan nomina tersebut. Contoh: oleh dosennya, oleh ketua kelas, oleh kepala desa.
    j) Batas tempat dan batas waktu. Satuan kata terkecil yang dipakai ialah kata “sampai” dan “hingga” yang terletak di depan nomina tempat maupun nomina waktu. Contoh: sampai tepi pantai, sampai surakarta, hingga larut malam, hingga bulan Juli.
  1. Pendamping Verba
    Pendamping verba memiliki leksem-leksem antara lain:
    a) Pengingkaran
    Berbeda pada pendamping nomina, leksem pengingkaran pada pendamping verba terdiri atas dua kata yakni “tidak” dan “bukan”. Dua leksem ersebut biasa ditempatkan di depan verba itu sendiri. Contoh: “dia bukan menyerah, melainkan istirahat sebentar”, “kakak tidak mandi karena udara dingin”.
    b) Berbagai aspek
  • Aspek perfektif (selesai) dengan leksem “pernah”, “sudah”, dan “telah”
  • Aspek imperfek (belum selesai) dengan leksem “lagi” dan “masih”
  • Aspek inkoatif (baru mulai) dengan leksem “mulai”
    Contoh: adik sudah berangkat sekolah, semua murid telah masuk ruang kelas, ayah masih menunggu di mobil.
    c) Berbagai modalitas
    Satuan kata terkecil yang dipakai yakni “belum”, “sedang”, “akan”, “boleh”, “dapat”, “harus”, “wajib”, “mesti”, dan “jangan”
    Contoh: ibu sedang memasak, adik harus belajar yang rajin, siswa wajib memakai dasi.
    d) Kuantitas
    Leksem yang dipakai ialah “sering”, “seringkali”, “banyak”, “jarang”, “acapkali”, “kurang”, “selalu”, dan lain-lain.
    Contoh: kakak jarang bermain bersamaku, ayah selalu bangun pagi, ibu sering menggoreng tempe.
    e) Kualitas
    Satuan kata terkecil yang digunakan ialah “agak”, “paling”, “sangat”, “cukup”, dan “sekali”. Leksem-leksem tersebut umumnya mendampingi kata kerja keadaan. Contoh: keberadaannya sangat merepotkan orang lain, prestasimu cukup membanggakan orang tua.
    f) Pembatasan
    Leksem yang dipakai ialah kata “saja” dan “hanya”. Leksem saja terletak di belakang verba, sedangkan leksem hanya terletak di belakang verba. Contoh: tersenyum saja, hanya tersenyum.

Nah, di atas tadi merupakan penjelasan mengenai pendamping nomina dan verba. Pendamping nomina memiliki leksem-leksem antara lain pengingkaran, kuantitas atau jumlah, pembatasan, tempat berada, tempat asal, tempat tujuan atau arah sasaran, hal atau perkara, alat, pelaku, serta batas tempat dan batas waktu. Di samping itu, pendamping verba juga memiliki leksem sendiri yakni antara lain pengingkaran, berbagai aspek, berbagai modalitas, kuantitas, kualitas, dan pembatasan. Sekian yang dapat saya sampaikan, semoga pembahasan di atas dapat dimengerti dan dipahami oleh sobat mijil semua. Selamat belajar!