Mengulas tuntas tentang konjungtor

Pengertian-Jenis-serta-Ciri-Konjungsi-dan-Contohnya-686x420
Apakah teman-teman masih asing ketika mendengar kata konjungtor? Sekarang kita akan sedikit mengulasnya. Konjungtor yang juga dinamakan kata sambung adalah kata tugas yang menghubungkan dua satuanan bahasa yang sederajad; kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa. Perhatikan contoh kalimat berikut:
Bentuk seperti karena, sejak, dan setelah dapat menghubungkan kata, frasa, maupun klausa. Dalam hubungannya dengan kata dan frasa, bentuk-bentuk itu bertindak sebagai preposisi ada juga yang hubungannya dengan klausa bentuk-bentuk itu bertindak sebagai konjungtor.
Dari gambaran berikut terdapat konjungtor yang hanya dapat berfungsi sebagai preposisi, ada bentuk yang hanya berfungsi sebagai konjungtor, dan ada bentuk yang dapat berfungsi baik sebagai preposisi maupun sebagai konjungtor.

Preposisi : Di, ke, dari, pada
Preposisi & Konjungsi : Karena, sejak, sesudah, sebelum
Konjungtor : Meskipun, kalau, walaupun, sedangkan

Dilihat perilaku sintaksisnya dalam kalimat, konjungtor dibagi menjadi empat kelompok: (1) konjungtor koordinatif, (2) konjungtor korelatif, (3) konjungtor subordinatif. Disamping itu ada pula (4) konjungtor antar kalimat, yang berfungsi pada tataran wacana.

  1. Konjungtor Koordinatif
    Konjungtor yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya, dan memiliki status yang sama seperti yang dinyatakan di atas dinamakan konjungtor koordinatif. Dapat pula disebut dua unsur yang memiliki status yang sama. Istilah lainnya adalah konjungsi kalimat majemuk setara. Berikut ini daftar konjungtor koordinatif:
    a. Dari - adalah penanda hubungan penambahan
    b. Serta - adalah penanda hubungan pendampingan
    c. Atau - adalah penanda hubungan pemilihan
    d. Tetapi - adalah penanda hubungan perlawanan
    e. Melainkan - adalah penanda hubungan perlawanan
    f. Padahal - adalah penanda hubungan pertentangan
    g. Sedangkan - adalah penanda hubungan pertentangan
    Konjungtor dan dan atau ada kalanya digunakan bersamaan. Penulisan yang benar ketika keduanya digunakan bersamaan adalah dengan garis miring di antara keduanya, yaitu: dan/atau
    Contoh: Kami mengundang ketua dan/atau sekretaris dari masing-masing pimpinan anak cabang.
    Penggunaan kata dan/atau memiliki makna penyerta sekaligus pemilihan. Misalnya dalam kalimat di atas, yang diundang adalah ketua dan sekretarisnya. Jika tidak bisa dua-duanya bisa ketua saja, atau sekretaris saja. Selain memiliki makna pemilihan, atau juga memilii makna penambahan. Konjungtor atau pada umumnya dipakai jika makna kalimatnya berkaitan dengan hal yang dianggap kurang baik. Penggunaan atau juga bisa dirangkai dengan partikel pun sehingga menjadi ataupun.

  2. Konjungtor Korelatif
    Konjungtor korelatif adalah konjungtor yang berfungsi untuk menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi korelatif memiliki dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu frasa, kata, atau klausa. Berikut contohnya:
    a. Baik … maupun…
    b. Tidak hanya…, tetapi juga…
    c. Bukan hanya …, melainkan juga…
    d. Demikian … sehingga …
    e. Sedemikian rupa … sehinga…
    f. Apakah … atau …
    g. Entah … entah …
    h. Jangankan …, … pun…

  3. Konjungtor Subordinatif
    Konjungsi subordinatif adalah konjungtor yang menghubungkan antara dua klausa, atau lebih, dan klausa itu tidak memiliki status sintaksis yang sama antara satu dengan yang lain. Salah satu dari dua klausa tersebut adalah anak kalimat dari klausa lainnya.
    Ada tiga belas jenis konjungtor subrodinatif yaitu:
    a. Konjungtor subordinatif waktu: sejak, semenjak, sedari, sewaktu, ketika, tatkala, sementar, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai.
    b. Konjungtor subordinatif syarat: jika, kalau, jikalau, asalkan, asal, bila, manakala.
    c. Konjungtor subordinatif pengandaian: manakala, andaikan, seandainya, umpanya, sekiranya.
    d. Konjungtor subordinatif tujuan: agar, supaya, biar.
    e. Konjungtor subordinatif konsesif: biarpun, meski, meskipun, walau, walaupun, sekalipun, sungguhpun, kendati, kendatipun.
    f. Konjungtor subordinatif pembandingan: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, sperti, sebagai, laksna, daripada, ibara, alih-alih.
    g. Konjungtor subordinatif sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab.
    h. Konjungtor subordinatif hasil: sehingga, sampai, sampai-sampai, maka, makanya.
    i. Konjungtor subordinatif alat:dengan, tanpa.
    j. Konjungtor subordinatif cara: dengan, tanpa.
    k. Konjungtor subordinatif komplementasi: bahwa
    l. Konjungtor subordinatif atributif: Yang
    m. Konjungtor subordinatif perbandingan: sama … dengan, lebih … daripada …

  4. Konjungtor Antar kalimat
    Jika konjungtor-konjungtor yang lain menghubungkan antara dua kata atau frasa atau klausa, konjungtor antarkalimat adalah konjungtor yang menghubungkan antara kalimat satu dengan kalimat sebelumnya. Oleh karean itu, konjungtor semacam ini selalu diawali dengan huruf kapital (huruf besar). Berikut ini adalah daftar konjungsi antarkalimat:

  • Biarpun demikain, biarpun begitu, walaupun demikian, walaupun begitu, sekalipun demikian, sekalipun begitu, meskipun demikian, meskipun begitu, sungguhpun demikian, sungguhpun begitu, kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu, sebaliknya, sesungguhnya, bahwasanya, malahan, bahkan, tetapi, akan tetapi, kecuali itu, namun, dengan demikian, oleh karena itu, oleh sebab itu, sebelum itu,
    Jika dikelompokkan, konjungsi antarkalimat dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berikut ini:
  • Pertentangan; Kelanjutan; Hal, peristiwa, atau keadaan lain; Kebalikan; Menyatakan sebenarnya; Menguatkan; Menguatakan keadaan yang dinyatakan sebelumnya; Menyatakan pertentangan; Menyatakan keeksklusifan (kekhususan); Menyatakan konsekuensi; Menyatakan akibat; Menyatakan kejadian yang mendahului.

REFERENSI:
Alwi, H., Anton M., M., Hans, L., Sry, S. T., & Sugiyono. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.