Mengulas Isi Cerita Pendek ‘’Keluarga Kromo’’ Karya Ranang Aji SP


Sumber: JawaPos.com

Cerita pendek merupakan sebuah karya sastra fiksi yang dikemas dalam sebuah tulisan pendek. Cerita pendek ini bisa kita temukan di buku cerita anak, koran, dan juga media digital. Contoh pada media digital adalah melalui blog atau laman, salah satu laman yang rutin dalam menerbitkan cerita pendek adalah laman Jawa Pos. Salah satu cerita pendek yang diterbitkan dari laman Jawa Pos ini adalah cerpen berjudul “Keluarga Kromo” karya Ranang Aji SP. Cerpen yang berjudul “Keluarga Kromo” tidak hanya menarik untuk dibaca dari segi ceritanya saja, namun cerpen ini juga memiliki unsur-unsur intrinsik yang menjadi daya tarik utama dalam membangun sebuah makna dari cerpen tersebut, unsur intrinsik ini mencakup beberapa aspek-aspek penting seperti tema, pemplotan, penokohan, pelataran dan sudut pandang.

Cerpen Keluarga Kromo adalah cerpen yang mengisahkan kehidupan keluarga Kromo yang berawal dari Kromo yang tidak pernah menyukai politik tetapi ayahnya adalah seorang bupati yang menyelami dunia politik. Akan tetapi sang ayah adalah sesorang yang mendukung Belanda tetap ada di negeri ini. Kromo mempunyai dua saudara yang tidak pernah mengikuti perkataan ayahnya karena mereka adalah pejuang republik yang tidak mendukung keberadaan Belanda di Indonesia. Kromo mempunyai ibu yang senantiasa mendampingi suaminya, namun mereka tidak mempunyai hubungan yang baik dengan kedua saudaranya, sehingga pada suatu masa Belanda berhasil diusir dari Indonesia yang akhirnya membuat ayah Kromo terpuruk dan akhirnya bunuh diri. Penderitaan dilanjutkan dengan pertengkaran kedua saudara Kromo dan tidak lama mereka dinyatakan masuk penjara, itu merupakan salah satu faktor yang membuat ibu Kromo depresi sehingga melakukan hal yang sama seperti suaminya yaitu bunuh diri.

Tema pada cerita pendek Keluarga Kromo menggunakan tema non-tradisional yang merupakan tema tidak lazim, tidak sesuai dengan harapan pembaca, dapat mengejutkan, mengesalkan, ataupun mengecewakan dikarenakan dalam cerita tersebut menceritakan kehidupan politik, seperti saat menceritakan tentang pasukan NICA mengenai perebutan wilayah pada tahun 1947. Kemudian tema pada cerita pendek Keluarga Kromo juga meliputi pengalaman jiwa yaitu sosial dan egoik. Sosial yaitu individu yang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya dan bagaimana interaksi tersebut mempengaruhi kesehatan mental, misalnya saat kakak sulung Kromo pernah terlibat dalam kasus penculikan beberapa pejabat kepatihan Solo pada tahun 1945. Begitu juga egoik, yaitu dalam cerita tersebut terdapat sikap egois dan berhubungan dengan sifat ego manusia yang ditunjukkan pada saat sikap ibu Kromo yang jengkel dan meminta suaminya untuk diam pada saat suaminya mengetahui dan berteriak seperti anak kecil ketika pasukan NICA datang. Cerita pendek Keluarga Kromo disajikan dengan metode plot campuran dimana para pembaca akan diajak untuk mengikuti cerita secara maju dan mundur. Pembaca akan disuguhkan apa-apa saja yang terjadi dengan keluarga Kromo dari tahun ke tahun serta kembali tahun yang sebelumnya.

Selain menggunakan plot campuran, cerita ini memiliki plot sub-subplot dimana dalam cerita tersebut, sang penulis tidak hanya ingin menceritakan Kromo saja, namun sang penulis Ranang Aji SP juga menceritakan tentang kisah Ayah dari Kromo. Plot cerita dalam cerpen Keluarga Kromo sangatlah berhubungan antara satu paragraf dengan paragraf lainnya, sehingga cerpen ini digolongkan memiliki plot yang padat, dimana kita para pembaca harus membaca secara seksama agar tidak bingung pada saat membaca cerpen ini. Penokohan dalam cerita pendek dibagi menjadi dua yaitu pembedaan tokoh dan teknik pelukisan tokoh. Dalam pembedaan tokoh dapat dikategorikan menjadi segi peran yaitu tokoh utama dan tambahan, fungsi penampilan tokoh protagonis dan antagonis, perwatakan tokoh sederhana dan tokoh bulat, berkembang atau tidaknya perwatakan tokoh statis dan tokoh berkembang, pencerminan tokoh tipikal dan tokoh netral, sehingga pembaca dapat mengetahui bagaimana sifat tokoh dalam cerita pendek melalui teknik pembedaan tokoh. Teknik penokohan yang kedua dalam cerita pendek ini yaitu teknik pelukisan tokoh yang menggunakan teknik ekspositori yang menggambarkan karakter/tokoh dengan cara yang langsung, seperti sifat, watak, tingkah laku, dan ciri fisik tokoh, sehingga pembaca memahami karakter tanpa ambiguitas, teknik pelukisan yang kedua yaitu teknik dramatik yang menggambarkan karakter secara tidak langsung, tetapi memahami sifat dan watak tokoh melalui tindakan, dialog, dan reaksi terhadap situasi, sehingga pembaca mudah memahami apa isi cerita pendek tersebut.

Pelataran pada cerita pendek keluarga kromo,meliputi dua latar yaitu latar tempat dan latar waktu.Latar tempat merupakan penggambaran suatu peristiwa yang disebutkan didalam teks cerita keluarga kromo dan latar tempat yang terdapat di cerita pendek keluarga kromo yaitu berada di kamar,teras,kursi goyang,sepanjang jalan dan pasar latar tempat diatas memperlihatkan kepada pembaca mengenai peristiwa-peristiwa yang ada didalam teks cerita pendek keluarga kromo,kemudian ditambah dengan latar waktu yang relevan dengan peristiwa yang terjadi didalam teks meliputi tahun seperti 1942,1945,1946,1947,1948 data yang tercantum diatas adalah bukti latar waktu yang disajikan didalam teks sehingga memperlihatkan kepada pembaca mengenai latar waktu yang disajikan didalam cerita pendek keluarga kromo. Sudut pandang yang digunakan oleh penulis dalam menyusun cerpen yang berjudul “Keluarga Kromo” ini menggunakan sudut pandang persona orang ketiga. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan kata “Dia” pada beberapa paragraf yang tersusun dalam cerpen tersebut. Beberapa contoh penggunaan kata “dia” dalam cerpen tersebut seperti kalimat “dia termenung dengan dahi berkeringat” yang terletak pada paragraf pertama cerpen, kemudian kalimat “dia berteriak-teriak seperti anak kecil yang girang di dalam rumah” yang terletak pada paragraf ke dua yang menunjukkan bahwa sudut pandang yang digunakan oleh penulis dalam menyusun cerpen tersebut menggunakan sudut pandang persona orang ketiga “Dia”.

Cerita pendek ‘’Keluarga Kromo’’ terdiri dari beberapa unsur intrinsik diantaranya yaitu menggunakan tema non tradisional, kemudian plot yang digunakan meliputi plot urutan waktu campuran kriteria jumlah berupa sub-subplot dan kriteria kepadatan yang menggunakan plot padat. Penokohan yang digunakan pada cerpen tersebut meliputi tokoh utama dan tokoh tambahan, kemudian dari fungsi penampilan tokoh terdapat tokoh protagonis dan antagonis, dari segi perwatakan terdapat tokoh sederhana dan tokoh bulat serta cara pencerminan tokoh terdapat tokoh berkembang, tokoh tipikal, dan tokoh netral. Latar tempat yang digunakan untuk menggambarkan suatu peristiwa yang disebutkan didalam teks cerita keluarga kromo seperti kamar dan teras,kemudian ditambahkan dengan latar waktu yang releven dengan peristiwa yang terjadi didalam teks meliputi tahun-tahun seperti 1942 dan 1945 yang tercantum dalam teks dan memperlihatkan waktu dan tahun yang terdapat didalam teks cerita. Terkait dengan sudut pandang penulisan, penulis menggunakan sudut pandang orang ke tiga yang ditunjukkan dengan kata “Dia” dalam menyusun cerpen yang berjudul “Keluarga Kromo”.

Penulis: Indah,Kia,Yona,Satria,Bela

1 Like