Menginjak 2 Bulan PLP, Saya Belajar Banyak Hal

Menginjak masa-masa semester 7 ini, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Imu Pendidikan melaksanakan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) atau yang dahulu familiar dengan sebutan PPL. Pada program itu mahasiswa FKIP akan melakukan praktik mengajar di sekolah-sekolah mitra kampus, termasuk saya. Saya Lulun Safira Nurzilla mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Indonesia, degan bekal pengetahuan selama semester-semester sebelumnya, ditambah nilai baik dalam mata kuliah microteaching tentu sudah merasa siap untuk melaksanakan PLP ini. Bertempat di SMK Satya Karya Karanganyar, sebuah sekolah kejuruhan dengan mayoritas laki-laki serta masih sering disebut sebagai STM oleh masyarakat, disitulah saya ditempatkan untuk melaksankaan PLP.

Kami tidak hanya mengajar saja ketika di sana. Ada banyak kegiatan yang kami lakukan. Kebetulan satu sekolah ada beberapa mahasiswa PLP, jadi saya menyebutnya sebagai sebuah tim. Pada bulan pertama pelepasan oleh koordinator dosen pembimbing yaitu bulan September, pada saat itu para siswa masih melakukan UTS sehingga KBM belum terlaksana. Lebih lagi, pada saat itu sekolah sudah mempersiapkan untuk melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), maka dari itu pada bulan September kami membantu sekolah untuk menyelenggarakan vaksinasi untuk seluruh siswa. Masih pada suasana sebelum PTM, kami tetap ke sekolah untuk melaksanakn piket dan senam bersama disetiap Jum’at pagi. Guru pamong saya, Bu Anita sangat membimbing saya menceritakan karakter-karakter siswa yang ada di sekolah ini. Sehingga dengan begitu, saya dapat menyusun RPP dengan metode yang nantinya efektif untuk siswa. Maka pada bulan September, sebelum PTM saya mulai menyusun RPP untuk kelas X, karena kebetulan saya mendapat mandate untuk mengampu kelas X TKRO 4 dan X TKRO 5.

Menginjak masa kegiatan PTM berlangsung, saya sudah mulai mengajar di kelas-kelas. Tentu ini adalah pengalaman pertama mengajar di depan kelas, dengan disaksikan murid-murid secara langsung. Selama melakukan PTB di bulan September dan Oktober saya mengalami beberapa kendala. Antara lain seperti kondisi psikologis siswa yang berubah-ubah sehingga sering tergelincir dari fokus, metode pembelajaran yang kurang variatif karena terkendala peraturan PTM, jam pelajaran yang lebih sedikit dari biasanya lebih-lebih jika jam pelajaran ini harus terpotong karena siswa belum datang ketika saya mendapat jam pagi alias telat. Selebihnya kendala lain dari diri pribadi saya yang tiba-tiba merasa tidak pede untuk menimpali jokes murid-murid laki-laki. Sebenarnya saya berusaha untuk memasukkan jokes-jokes garing ditengah penjelasan materi. Itu berfungsi untuk mengembalikan fokus siswa. Karena mereka sangat suka bercanda maka kadang kelas menjadi ramai, itu tidak masalah karena kami sama-sama suka pembelajaran yang santai. Namun masalahnya ketika kembali ke materi semangat siswa kembali turun. Saya pernah ada di siuasi pembelajaran yang ramai sekali sampai sulit untuk mengontrol. Itu terjadi ketika jam peljaran terakhir dan setelah siswa-siswa olahraga. Keadaan perut mereka lapar, badan penuh keringat sehingga hampir semua siswa menjadikan buku mereka sebagai kipas angin dadakan. Itu situasi yang kurang saya suka.

Hampir dua bulan PLP, saya sangat menikmati peran menjadi guru. Kadang saya selipkan nasihat-nasihat di tengah pembelajaran, seperti yang diajarkan Guru Pamong ketika mengajar. Melihat kendala-kendala yang saya alami selama PLP entah mengapa itu tidak membuat semangat saya turun. Meski kadang ketika menjelaskan materi sedikit ngos-ngosan karena bersuara lantang sambil memakai masker, tapi saya suka ketika bertemu dengan murid-murid dan belajar bersama. Semangat saya untuk menjadi seorang guru masih sama seperti sebelum-sebelumnya, tidak berkurang. Saya ingin lebih banyak pengalaman dalam hal mengajar. Inginnya menerapkan metode-metode keren yang efektif untuk siswa belajar. Saya berharap bisa lebih banyak mendapat ilmu selama PLP di SMK Satya Karya. Bismillah…

2 Likes