Mengikuti Pencak Silat Harus Siap Mental dan Fisik

Pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi,karena pencak silat merupakan suatu bela diri yang melibatkan seluruh tubuh pada jurus serangan, bergulat, melempar, dan penggunaan senjat. Semua anggota tubuh lawan dapat menjadi sasaran pada pencak silat, kecuali leher keatas, tidak boleh diserang.

Di dalam pencak silat ini terdiri dari :

Fighter, yaitu berfokus pada tarung laga dengan lawan.

Seni tunggal, yaitu berfokus pada keindahan dan kelincahan gerakan jurus yang dilakukan oleh satu orang saja.

Seni ganda, yaitu berfokus pada keindahan dan kelincahan gerakan jurus yang dilakukan oleh dua orang.

Seni beregu, yaitu berfokus pada keindahan dan kelincahan gerakan jurus yang dilakukan oleh tiga orang.

Pencak silat sudah menjadi bagian dari saya sejak saya masih duduk di bangku SD, saat itu saya berlatih di Gor Gemilang. Selang 1 tahun saya berlatih saya ditawari oleh pelatih saya untuk mengikuti kejuaraan Nasional di Jogja, yaitu kejuaraan Yogyakarta Championship 1 (YKTC) yang diselenggarakan di Gor Amungrogo, saat itu terjadi pro kontra antara saya dan orang tua saya karena orang tua saya tidak tega kalau saya harus bertarung, saat itu saya hanya berlatih yang fighter saja, pada waktu itu saya tetap bersikeras untuk tetap mengikuti pertandingan tersebut dan akhirnya orang tua saya mengizinkan saya untuk mengikuti pertandingan, dan alhamdulillah saya mendapatkan juara 2. Sejak saat itu orang tua saya sangat mendukung saya untuk mengikuti kejuaraan-kejuaraan lainnya, saya mengikuti kejuaraan lagi saat SMP, kejuaraan Yogyakarta Championship 2 yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan kejuaraan-kejuaraan tingkat POPDA selama SMP sampai dengan SMA, alhamdulillah setiap tahunnya selalu mendapatkan juara, setelah itu saya diminta untuk belatih di Muntilan yang dimana tempat itu menjadi tempat latihan yang dipantau oleh Pimda. Tetapi, dibalik semua itu ada perjuangan yang luar biasa, mandi keringan setiap hari,badan memar-memar, harus memaksakan diri saat latihan fisik, disaat teman-teman saya sibuk bermain pergi kesana kemari, saya harus merelakan waktu bermain saya hanya untuk berlatih, berlatih, dan berlatih. Terkadang saya merasa malas untuk berlatih, tetapi saya harus melawan rasa malas itu untuk mewujudkan tujuan awal saya atau cita-cita saya. Suatu ketika saya diminta oleh pelatih saya untuk berlatih seni tunggal, hanya dalam waktu 1 bulan saya sudah hafal semua jurusnya atau gerakannya, disitulah awal mula saya cidera lumayan parah selama saya mengikuti pencak silat ini. Pada saat itu saya harus berlatih fighter dan juga seni tunggal, jam 07.00-12.30 saya harus bersekolah sehabis itu saya dispen, jam 13.00-15.00 saya harus belatih seni tunggal dan jam 15.30-17.30 saya harus berlatih fighter, tidak mungkin kalau saya tidak capek dengan jadwal yang seperti itu,tetapi saya bahagia dalam menjalankannya, suatu ketika saat saya sedang kurang enak badan saya tetap memaksakan diri untuk berlatih dan alhasil saat berlatih guntingan pinggang saya terasa sakit sekali sehingga saya tidak bisa berjalan dengan sempurna sebagaimana mestinya orang saat berjalan, ternyata tulang pinggang saya geser, saya dibawa ke tukang pijat yang memang khusus menangani atlet-atlet yang mengalami cidera, padahal saat itu 1 bulan lagi saya harus mengikuti kejuaraan yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Magelang, saat itu pelatih saya meminta saya untuk mengundurkan diri dari kejuaraan tersebut, tetepi saya tidak mau, saya tetap mengikuti kejuaraan itu. Saat hari H kejuaraan itu saya sudah memasuki babak semi final dan dengan tiba-tiba saat di dalam gelanggang pinggang saya terasa sakit lagi,dan disitu pelatih saya meminta saya untuk berhenti melanjutkan pertandingan, dan yaa saya cuma mendapatkan juara 3.

Saya berharap semoga teman-teman semua yang sedang berada di fase itu (berlatih pencak silat) selalu semangat, pantang menyerah, dan dalam keadaan yang baik-baik saja. Waktu bermain kalian yang harus kalian habiskan untuk berlatih tidak akan sia-sia, cepat atau lambat semua itu akan ada gantinya, jangan takut sakit saat latihan karena cidera dan bengkak itu sudah menjadi makanan sehari-hari seorang atlet, menahan sakit saat latihan lebih baik daripada menahan sakit di arena karena kekalahan, tidak mudah tetapi bukan berarti tidak bisa, berproses lah dan terus berusaha tanpa ada kata mengeluh.