Menghadapi Realitas Kehidupan dengan Membangun Relasi Profesional Pendidik di MAN (Madrasah Aliyah Negeri) Kota Magelang: Pengalaman Berharga dalam PLP II

Menghadapi Realitas Kehidupan dengan Membangun Relasi Profesional Pendidik di MAN (Madrasah Aliyah Negeri) Kota Magelang: Pengalaman Berharga dalam PLP II

Maka Program Pengalaman Lapangan Persekolahan (PLP) adalah kesempatan bagi mahasiswa pendidikan untuk terjun langsung ke sekolah, dan mengamati proses pembelajaran selama mengikuti program PLP II, saya ditempatkan di salah satu sekolah yaitu Madrasah Aliyah Negeri Kota Magelang yang beralamat JL. Raya Payaman No. 1, Tegowanon, Payaman, Kec. Secang, Kab. Magelang, Jawa Tengah.
Hari pertama, saya lebih banyak mengamati suasana sekolah dan mempelajari budaya sekolah tersebut. Saya dan teman – teman yang lain berkenalan dengan para guru dan staf, dan mereka sangat ramah serta terbuka. Setiap guru memiliki gaya mengajar yang berbeda-beda, dan dari situlah saya belajar bahwa pendekatan dan metode dalam mengajar sangat penting dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif.
Program Pengalaman Lapangan Persekolahan (PLP) adalah kesempatan bagi mahasiswa pendidikan untuk terjun langsung ke sekolah dan mengamati proses pembelajaran serta administrasi yang ada. Pengalaman ini memberikan gambaran nyata tentang peran seorang menjadi guru, lingkungan kerja di sekolah, dan interaksi dengan siswa serta tenaga pendidik lainnya. Selama PLP, mahasiswa biasanya mendapatkan kesempatan untuk mengamati kelas, membantu guru dalam pembelajaran, serta memahami dinamika pengelolaan kelas dan kurikulum.
Dalam PLP, mahasiswa juga diberikan tugas untuk membuat perangkat pembelajaran, media pembelajaran, modul ajar, materi ajar, dan lembar kerja siswa. Hal ini bertujuan agar mereka dapat merasakan proses persiapan yang diperlukan sebelum mengajar di kelas. Program ini membantu mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi pendidik yang profesional dengan memahami tantangan dan kebutuhan yang dihadapi dalam dunia pendidikan sehari-hari.
Pada hari-hari berikutnya, saya berkesempatan untuk membantu beberapa guru dalam kelas, terutama saat pembelajaran berlangsung. Saya mencoba berinteraksi dengan siswa, membantu mereka yang mengalami kesulitan, dan memotivasi mereka agar lebih semangat dalam belajar. Saya juga diminta untuk menyusun beberapa perangkat pembelajaran seperti modul ajar dan materi ajar yang sesuai dengan kurikulum. Ini memberikan pengalaman yang sangat berharga karena saya bisa belajar bagaimana cara membuat modul ajar menyesuaikajadwal agar efektif dan menarik.

WhatsApp Image 2024-10-31 at 11.22.29 (1)

Salah satu momen yang paling berkesan adalah ketika saya diberi kesempatan untuk mengajar di depan kelas. Saya sempat merasa takut, namun dukungan dari guru pembimbing membuat saya lebih percaya diri. Setelah selesai mengajar, guru pembimbing memberikan masukan tentang cara saya menyampaikan materi, pendekatan yang saya gunakan, dan bagaimana saya bisa meningkatkan kemampuan dalam mengelola kelas. Program PLP memberikan pengalaman yang tidak hanya mengasah kemampuan mengajar, tetapi juga membentuk sikap profesional dan menambah wawasan tentang dunia pendidikan sesungguhnya.
Mengajar saat PLP adalah salah satu momen yang paling menantang namun sangat berkesan. Dalam PLP, mahasiswa pendidikan sering diberi kesempatan untuk mengajar langsung di depan siswa dengan bimbingan dari gurupamong. Berikut adalah pengalaman umum yang sering dirasakan saat mengajar dalam PLP:

  1. Persiapan Materi dan Modul Ajar :
    Sebelum mengajar, mahasiswa harus mempersiapkan modul ajar dan materi ajar sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Modul ajar membantu menentukan tujuan, metode, dan langkah-langkah pembelajaran yang akan diterapkan di kelas. Persiapan ini membutuhkan ketelitian agar materi bisa disampaikan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
  2. Mengatasi Rasa tidak percaya diri :
    Saat pertama kali mengajar, banyak mahasiswa merasa tidak percaya diri, terutama karena belum terbiasa berada di depan siswa dalam jumlah besar. Namun dengan menguasai kelas dengan baik, memahami materi sebelum mengajar dan mendapat dukungan dari guru pamong dan melatih mental menjadi sangat penting agar dapat mengelola rasa percaya diri saat mengejar.
  3. Berinteraksi dengan Siswa:
    Mengajar langsung membuat mahasiswa berinteraksi dengan siswa dari berbagai latar belakang dan karakter. Ini adalah kesempatan untuk belajar mengenali karakter siswa, bagaimana cara membangkitkan minat mereka, serta bagaimana menyesuaikan metode pengajaran agar efektif.
  4. Menyampaikan Materi Secara Jelas dan Menarik :
    Tantangan lain adalah menyampaikan materi agar mudah dipahami siswa. Dalam praktiknya, mahasiswa harus pandai memilih kata dan menyesuaikan kecepatan pembelajaran dengan kemampuan siswa. Aktivitas interaktif, seperti diskusi atau permainan edukatif, sering menjadi alat bantu agar siswa tetap fokus dan terlibat.
  5. Mendapatkan Masukan dari Guru Pendamping :
    Setelah mengajar, biasanya mahasiswa akan menerima masukan atau evaluasi dari guru pamong. Masukan ini sangat berguna untuk memperbaiki aspek tertentu, seperti pengelolaan kelas, cara menjelaskan, atau cara menangani siswa yang kurang fokus.

Melalui mengajar saat PLP II merupakan pengalaman belajar yang sangat berharga dengan melatih kepercayaan diri mahasiswa dalam mengajar dan mengelola kelas semakin meningkat, serta membantu kami beradaptasi dengan kurikulum dan kebijakan sekolah, termasuk penerapan kurikulum merdeka. Selain mengasah kemampuan teknis dalam mengajar, mahasiswa juga belajar bagaimana menjadi pribadi yang sabar, kreatif, dan mampu menghadapi situasi-situasi tak terduga di dalam kelas. Dengan begitu, PLP II mempersiapkan mahasiswa menjadi tenaga pengajar yang siap menghadapi tantangan di dunia pendidikan yang sesungguhnya.