Menggapai Cahaya
Diri ini terasa sesat
Banyak dosa yang telah diperbuat
Hanya berdengung kata tobat
tanpa ada hakikat
Tiap sujud kumenangis
Lantaran hati terasa miris
Teringat diriku yang apatis
Hingga kusebut mereka ceriwis
Kini …
Tiada kata yang dapat terucap
Tiada rindu yang dapat kudekap
Hanyalah doa yang dapat kupanjat
Pada bulan yang penuh rahmat
Lentera kecil menerangi gelapnya hati
Tuk memantaskan diri pada Sang Ilahi
Menuju jalan yang diridhoi
seraya malar membenahi dan introspeksi
Tasbih kecintaan akan Sang Pencipta menggema
Mengisi hati yang hampa
Meneduhkan jiwa dari panasnya dosa
Meniriskan segala rasa tak suka
Tiap malam diri ini bermunajat
Bertemankan candra di awang-awang
berhias gemintang
Lantaran ingin berjumpa malam penuh rahmat
meski dalam termin yang singkat
Ketika takbir bergema di angkasa raya
jua berbisik di karna
Diri tak kuasa menahan air mata harsa
Senandika dalam atma pun turut melantunkan
dengan berteman sinar rembulan
Kutapaki lajunya perjalanan malam ini
sarat rahsa harsa dengan alunan suci
Kunikmati malam dengan napas islami
Hingga bersimpuh dalam belai kuasa-Mu ya Rabbi
Tuk memohon aksama kesalahan nafsi
Kini …
Cahaya kian mendekati
Mentari pun mulai berseri
Semua nikmat Ilahi datang menghampiri
di semenjana hari Fitri ini
Akan kunikmati hari penuh rahsa harsa yang suci
Nala Zahara
Kota Pejuang, 2021.