Analisis wacana mengkaji penggunaan bahasa dalam sebuah tindak komunikasi dimana bahasa tersebut digunakan dalam konteks untuk menyatakan keinginan dan berfokus pada wacana lisan atau tulisnya. Sebuah wacana dikatakan baik apabila antarkalimat-kalimatnya mempunyai kesinambungan. Analisis wacana disebut sebagai kajian tentang fungsi bahasa yang berbeda, sedangkan wacana itu sendiri mengandung makna sebgai unsur kebahasaan yang kompleks. Unsur kebahasaan tersebut berupa fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, atau karangan. Wacana memerlukan banyak objek untuk menganalisisnya agar dapat dipahami dan digunakan sebagai bahasa yang baik dan benar oleh pemakai bahasa. Dalam menganalisis wacana perlu mengusai bahasa dan ilmu lain agar dapat memperoleh kajian wacana yang bermutu tinggi.
Analisis memiliki maksud mengkaji dan wacana menjadi bentuk tekstual yang dikaji. Pemahaman mengenai wacana dapat dianalisis melalui analisis wacana tekstual dan analisis wacana kontekstual. Menurut Sumarlam dalam Maulidayah, dkk. (2017), analisis wacana tekstual adalah analisis wacana yang bertumpu secara internal pada teks yang dikaji. Analisis wacana tekstual memandang bahwa sebuah wacana terdiri atas bentuk dan makna, maka hubungan antar bagian wacana dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu hubungan bentuk (kohesi) dan hubungan makna (koheren). Analisis tekstual dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu aspek gramatikal dan leksikal. Objek analisis wacana dapat diperoleh dari media cetak dan online yang berwujud tekstual. Objek analisis wacana yang berwujud tuturan atau lisan dapat digunakan apabila telah ditransliterasikan ke dalam bentuk tekstual. Dalam mengkaji sebuah tulisan atau objek wacana lisan perlu transliterasi ke dalam bentuk tulisan terlebih dahulu. Ketika sebuah objek wacana lisan telah ditransliterasi ke dalam bentuk tulisan maka bentuk tulisan tersebut dapat menjadi objek kajian analisis wacana. Jadi objek kajian analisis wacana dapat dikaji apabila dalam bentukntulisan