Mengetahui Inner Child Dalam Diri

beki
Mengetahui Inner Child Dalam Diri
doc: pribadi exol

Banyak orang yang tidak sadar dan terus berkembang tanpa mengetahui lebih banyak tentang dirinya. Banyak orang yang mudah tersinggung, marah, berteriak, dan bahkan memutuskan hubungan sosial. Mereka terus tumbuh tanpa menyadari ada luka batin yang dirasakan oleh anak kecil dalam dirinya semasa dalam pengasuhan orang tua. Tidak semua orang dapat menyadari hal itu dalam diri mereka. Istilah luka batin tersebut sering dikenal dengan inner child. Inner child merupakan suatu hal yang menggambarkan sikap dan sifat kekanak-kanakan yang dimiliki setiap orang. Setiap orang memiliki inner child yang berbeda-beda tergantung dari pengalaman seseorang sewaktu masih kecil. Dalam inner child sendiri terdapat kumpulan peristiwa masa kecil, berupa peristiwa baik maupun buruk yang dapat membentuk kepribadian seseorang seperti saat ini. Pengalaman masa kecil akan terbawa sampai seseorang dewasa. Seseorang yang dulunya merasa takut, sendirian, gelisah dan sedih karena kurangnya kasih sayang dari orang tua akan menghasilkan rasa takut ketika dewasa. Sebaliknya, ketika mempunyai pengalaman merasa aman, didukung, dan dicintai dapat menghasilkan rasa aman ketika dewasa.

Inner child dapat terluka sehingga dapat memengaruhi karakter, cara mengambil keputusan dan menjalani hubungan dengan orang lain. Inner child yang terluka dapat muncul dalam kondisi sehari-hari ketika seseorang telah dewasa. Tanda-tanda inner child yang terluka seperti mudah merasa takut, tidak percaya pada diri sendiri, sering merasa bersalah, memiliki emosi yang tidak stabil, terlalu kompetitif, sering merasa cemas, perfeksionis, susah move on, dan takut ditinggalkan. Inner child yang terluka dapat disebabkan oleh kehilangan orang terdekat, kekerasan fisik, perundungan, terpisah dari keluarga, dan bencana alam. Dampak paling umum ketika inner child terluka ialah perilaku destruktif atau merusak diri. Perilaku destruktif tersebut seperti sabotase diri, melukai diri sendiri, kekerasan, pasif-agresif dan perilaku yang merugikan diri sendiri. Hal tersebut dapat diatasi ketika seseorang dapat berdamai dengan inner child. Salah satu caranya adalah membangun kepercayaan diri, karena inner child membutuhkan dukungan. Menulis surat untuk diri sendiri juga dapat dilakukan untuk memulai proses penyembuhan, melalui surat tersebut dapat membantu menenangkan diri dari rasa sakit sewaktu masih kecil. Selain itu dapat melakukan hal-hal yang sederhana misalnya melihat foto diri sendiri saat masih kecil, menulis hal-hal yang disukai sewaktu kecil dan mengatakan kata-kata yang memelihara seperti aku mencintaimu, terima kasih dan maafkan aku. Proses berdamai dengan diri sendiri tentunya tidaklah mudah dan membutuhkan proses. Pengalaman kesedihan, ketakutan, rasa malu, ditinggalkan, kesepian, atau trauma lain yang dialami di masa kanak-kanak dapat mempengaruhi keadaan emosional seseorang di masa depan, yang mengakibatkan perilaku maladaptif, sehingga mempengaruhi produktivitas dan fungsi pribadi. Jika ini terjadi dan tidak bisa mengatasinya sendiri, penting untuk mencari bantuan seperti berkonsultasi dengan psikiater. Melalui psikiater diharapkan dapat menerima perawatan yang tepat, seperti terapi perilaku dan kognitif.

Inner child berasal dari pengalaman baik buruk seseorang ketika masih kanak-kanak yang dapat memengaruhi karakternya ketika sudah dewasa. Inner child sendiri dapat terluka, namun seseorang dapat berdamai dengan inner childnya. Setiap orang memiliki inner childnya sendiri-sendiri dengan kondisi yang tidak sama. Mulailah sadari bahwa inner child butuh dirangkul, diterima, diperhatikan, dan dicintai. Sudah selaknya kita sadar tentang masalah inner child dalam diri sendiri.

Sumber Referensi :

Mufidah, E. F., & Isya, R. S. W. (2020). INNER CHILD: DALAM PANDANGAN KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL. PD ABKIN JATIM Open Journal System, 1(2), 76-83.

Noorvitri, I. 2019. Memahami Inner Child dalam Diri. Memahami Inner Child dalam Diri — Pijar Psikologi #UnderstandingHuman. Diakses 10 Desember 2021.