Mengendarai kendaraan besar tidaklah gampang

Kakak saya mempunyai usaha, yaitu usaha dibidang Weeding Organizer. Kakak saya bergerak di persewaan tenda dan dekorasi, maka kakak saya memerlukan transportasi berupa truk untuk mengangkut barang-barang yang akan di sewakan. Pada suatu hari di tanggal 7 April tahun 2022 saya diajak kakak saya mengirim alat dekorasi menggunakan truk di daerah kabupaten Sleman. Sesudah mengirimkan barang kami langsung berjalan pulang, sesampainya di daerah ngluwar kakak saya tiba-tiba membelokkan stir ke arah lapangan, saya sebelumnya tidak tau jika saya akan diajarkan untuk menyetir truk.

Sesampainya di lapangan saya disuruh bergantian posisi oleh kakak saya, dan saya mempelajari arah gigi maju dan mundur. Sesudah mengetahui gigi maju atau mundur, saya langsung mencoba untuk mengendarai dengan pelan-pelan terlebih dahulu. Tetapi percobaan pertama saya gagal karena saya salah mengoper gigi sehingga mesin truk mati. Seharusnya saya mengoper ke gigi satu tetapi saya mengopernya ke gigi dua, dan mengakibatkan mesin truk mati. Di percobaan kedua saya salah lagi karena saya melepaskan kopling terlalu cepat sehingga truk bergerak ke depan dengan kencang, setelah itu mesin truk mati. Saya dibentak kakak saya karena ulah saya yang agak jahil.

Percobaan ke tiga saya sudah bisa mengoper gigi dan melepaskan kopling. Tetapi saya masih ragu-ragu saat truk berjalan. Saya terus melajukan truk itu sampai ke pojok lapangan dan belajar memutar balik truk. Setelah berhasil memutar balik truk, saya melajukan kecepatan truk, dan saya sudah agak bisa mengendarai truk. Saya mencoba bolak-balik di lapangan. Setelah bisa dilapangan kakak saya menawarkan saya untuk mengemudi di jalan sepi. Setelah itu kakak saya mengambil alih stir truknya. Saya diajak kakak saya ke tempat belajar tetapi dijalan sepi, tidak jauh dari lapangan itu. Sesampainya kami di jalan sepi itu, saya langsung mengambil alih kemudi.

Saya mempelajari dari awal karena medan jalan berbeda saat di lapangan, kalua di lapangan luas, sekarang dijalan sepi jadi medan jalan sempit. Saya mempelajari dari awal dari mengoper gigi dan melepaskan kopling. Percobaan pertama saya sukses, tetapi saya harus belajar mengerem truk, karena medan jalan menurun. Percobaan pertama saya gagal saat melaksanakan pengereman. Saya mengerem truk dengan sangat cepat, sehingga truk berhenti cepat seperti rem mendadak. Untungnya dibelakang tidak ada pengendara lain. Jika ada pengendara lain akan terjadi tabrak belakang atau tabrakan beruntun. Percobaan ke dua saya tambah hati-hati karena saya tidak mau kesalahan saya tadi terulangi. Kakak saya mengambil alih kemudi untuk memutar balik truk. Percobaan kedua saya berhasil karena saya mengendarai dengan hati – hati.

Saya sudah bisa mengendarai truk, maka kakak saya mengajak saya pulang karena hari itu sudah mulai sore. Selang beberapa hari saya diajak lagi kakak saya untuk belajar mendarai truk lagi. Kali ini belajarnya dari rumah, saya melewati jalan ramai dan juga jalan besar untuk melatih konsentrasi dan melatih feeling saya. Mengendarai truk berbeda halauan dengan kita mengendarai mobil atau motor, karena truk kendaraan besar dan lebar. Saya mencoba dengan kakak saya berangkat dari rumah dan melewati jalan kampung yang ramai. Sesampainya dijalan ramai saya merasa gugup dan taku bila terjadi apa-apa. Tetapi kakak saya selalu memperingatkan saya agar tetap waspada atau hati-hati dan tidak usah grogi. Karena kalau grogi kan menimbulkan kegelisahan. Saya dinilai oleh kakak saya mengendarai truk di jalan kampung yang ramai cukup bisa dan baik.

Setelah itu kakak saya menawarkan saya untuk mengemudi di jalan raya atau jalan besar, saya menuju jalan Jogja-Magelang, tepatnya arah muntilan. Sebelum saya mengemudi di jalan besar, saya melewati pertigaaan dan disitu ada bangjo. Saya sampai disitu pas warna merah, berarti saya harus berhenti. Saya ragu saat nanti lampu sudah hijau karena saya masih takut saat melepaskan kopling. Dan benar saja, mesin truk saya mati karena telalu cepat saya melepaskan kopling. Saya menghidupkan mesinnya lalu saya melanjutkan perjalanan. Diperjalanan saya merasa percaya diri karena sudah bisa mengendarai kendaraan besar, dan saya kala itu mengemudi dengan lancar dan tidak ada kendala sampai waktu itu.

Pembelajaran ini mengajarkan saya bahwa kita harus sabar, kita harus menghormati orang lain dan kita harus mematuhi peraturan. Hal menarik saya saat belajar mengemudi truk adalah saya bisa menambah pengalaman, feeling saya bertambah, dan saya merasa senang.

1 Like