Mengenang Anabul

Saya memiliki kucing dengan warna hitam, putih, dan orange kecoklatan sebagai peliharaan dan teman dirumah. Kami menyebutnya bu Kumis. Ia memiliki bulu yang panjang dan halus. Ia berumur 2 tahun. Suka sekali dengan Whiskas, tahu goreng, tempe goreng, dan telur goreng. Selain makanan itu Bu Kumis juga sering memperthatikan dan meminta apa yang saya dan keluarga saya makan. Saya suka berbagi makanan dengan dia tapi tidak terlalu sering karena dia gampang sekali muntah atau diare setelah makan yang bukan makanan pokoknya. Bu Kumis sangat manja dan banyak tingkah lucunya.

Bu Kumis sudah bersama saya sejak dua tahun lalu alasan diberikannya nama bu kumis adalah karena kucing saya terlihat cantik tapi memiliki kumis yang cukup panjang. Bu kumis sduah bersama saja sejak dua tahun lalu. Induk atau ibu dari bu kumis menghilang satu bulan setelah kelahiran bu kumis, menyebabkan beberapa saudara bu kumis mati. Bu kumis sendiri memiliki kesehatan yang sangat baik sejak kecil. Tidak terlalu sering minum susu tidak membuat berat badan bu kumis kurang. Bu kumis juga memiliki ekor yang tidak terlalu panjang.

Saya selalu menjadi pengagum berat kucing. Saya selalu berpikir bahwa saya akan memiliki beberapa kucing nanti setelah saya memiliki rumah pribadi. Namun, ternyata saya bisa memiliki kucing di masa remaja saya. Memelihara kucing tidak mudah. Kucing saya terlihat cantik namun perlu sedikit usaha untuk memepertahankan penampilannya. Saya dan keluarga saya memandikan Bu Kumis dan beberapa kucing lainnya satu bulan sekali. Saya suka bermain deengan bu kumis tapi kami bermain didalam ruangan saja. Saat saya mengeluarkannya saya lebih suka menggendongnya untuk meindunginya dari debu ataupun kotoran lainnya yang dapat menyebabkan bulunya kotor. Memelihara kucing mirip dengan mengurus manusia karena perlengkapan kucing tidaklah murah. Mulai dari peralatan mandi, kandang, makanan, dan printilan-printilan lainnya.

Bu Kumis adalah kucing yang baik, dia selalu bermain dengan hati-hati. Dia tidak pernah memecahkan barang dirumah. Dia juga bisa mendengarkan intruksi yang saya berikan. Dia selalu menunggu makanannya di jam yang sama setiap harinya. Bu Kumis adalah kucing yang suka sekali tidur. Dia suka menyakar pintu kamar saya agar dia bisa masuk kedalam kamar saya. Ketika berada didalam kamar dia hanya akan tidur atau sesekali masuk ke lemari baju saya untuk bersembunyi dan tidur. Meskipun bu Kumis suka tidur sembarangan dia tidak pernah buang air besar atau kecil sembarangan karena sedari dia kecil dia sudah di kenalkan dan dibiasakan untuk melakukan dua hal tersebut di tempat yang sama.

1 bulan lalu saya pindah rumah. Tentunya bu kumis saya bawa pindah, dia hidup dengan baik dan sehat. Setiap pulang dari kampus saya selalu disambut bu kumis yang sedang duduk dibalik pintu. Dia akan mengikuti saya ke kamar. Ketika saya berangkat kekampus dia akan mengikuti saya sampai garasi sebelum saya berangkat saya biasanya memasukan dia kerumah lagi tapi terkadang dia tidak mau masuk rumah dan memilih bermain digarasi. Dia belum terbiasa dengan lingkungan rumah.

Tapi setelah beberapa minggu pindah bu kumis mulai berani menjelajah sekitar rumah. Banyak kucing liar yang menghampiri bu kumis. Mereka bermain secara wajar dan normal. Bu kumis tidak mau pergi trerlalu jauh. Tapi pada suatu hari saya mau pergi ke kampus dan bu kumis mengikuti saya keluar lalu lari kerumah depan. Saat saya pulang bu kumis tidak ada dirumah. Satu malam bu kumis tidak pulang. Esok harinya adik saya melihat bu kumis sempoyongan berlari ke arah garasi rumah adik saya panik dan langsung membawa bu kumis masuk. Saya yang panik langsung mengecek kondisi bu kumis. Bu kumis sedikit pncang, pupil matanya mengecil, ada cairan kuning yang keluar dari mulut dan anus bu kumis. Setelah melihat kondisi itu saya memberi bu kumis air kelapa yang saat itu memang direkomendasikan om saya yang bkerja sebagai mantri hewan. Air kelapa dimaksudkan sebagai pertolongan pertama tetapi setelah bu kumis meminum air kelapa tersebut bu kumis muntah dan mengeluarkan cairan dari anus lebih banyak dari sebelumnya, dan puncaknnya adalah bu kumis mengaung lalu tidak bernapas lagi. Bu kumis meninggal dengan diagnosa keracunan dan akibat pukulan benda tumpul.