Mengenal Si Preposisi

Mengenal Si Preposisi

Mengenal Si Preposisi

Halo, Sobat Mijil! Udah pada kenal sama preposisi belum? Atau kalian udah kenal tapi cuma sebatas tahu alias belum kenal banget? Nah, kalo gitu kenalan dulu yuk biar makin akrab sama ‘Si Preposisi’ ini!

Siapa sih ‘Si Preposisi’ ini?

Preposisi merupakan salah satu anggota dari keluarga kata tugas yang terdapat dalam bahasa Indonesia. Di dalam bahasa Indonesia sendiri terdapat empat kategori sintaksis utama: (1) verba atau kata kerja, (2) nomina atau kata benda, (3) adjektiva atau kata sifat, dan (4) adverbia atau kata keterangan. Selain empat kategori sintaksis utama tersebut masih ada kategori lain yakni kata tugas. Kata tugas ini merupakan bagian lain sintaksis yang tak kalah pentingnya dari keempat kategori utama tadi. Kata tugas terbagi menjadi beberapa macam, yakni preposisi atau kata depan, konjungtor atau kata sambung, dan partikel (Alwi, dkk., 2003: 36).

Preposisi termasuk golongan kelas kata tertutup, yang memiliki arti bahwa jumlahnya terbatas. Meskipun jumlahnya terbatas, tetapi penggunaan preposisi sendiri kadang-kadang menimbulkan kesulitan. Preposisi selalu diikuti kata atau frasa. Tentunya hal ini berbeda dengan kata penghubung yang diikuti klausa, khususnya kata penghubung yang tidak setara (Ramlan, 2008: 63).

Jika ditinjau dari peran semantisnya , preposisi yang biasa dikenal dengan sebutan kata depan ini menandai berbagai hubungan makna antara konstituen yang berada di depan preposisi tersebut dengan konstituen di belakangnya (Alwi, dkk., 2003: 288). Misalnya dalam frasa pergi ke sekolah, preposisi ke menyatakan hubungan makna arah antara pergi dan sekolah.

Dalam Kamus Linguistik (Kridalaksana, 1984:160), preposisi (preposition) disebutkan sebagai partikel yang termasuk ke dalam bahasa tipe VO yang lazimnya terletak di depan nomina dan memiliki tugas untuk menghubungkan nomina tersebut dengan kata lain dalam ikatan eksosentris, misalnya di, ke, dari.

Lalu apa aja sih macam-macam dari preposisi ini?

Apabila ditinjau dari segi bentuknya, preposisi terbagi menjadi dua macam, yakni preposisi tunggal dan pr****eposisi majemuk (Alwi, 2003: 288). Yuk, simak baik-baik penjelasan tentang macam bentuk serta makna ‘Si Preposisi’ ini!

Preposisi tunggal yakni preposisi yang penyusunnya hanya terdiri atas satu kata. Bentuk preposisi tunggal tersebut dapat berupa( 1) kata dasar, misalnya di, ke, dari, pada dan (2) kata berafiks, seperti selama, mengenai, dan sepanjang (Alwi, dkk. 2003: 288). Sementara itu, preposisi majemuk atau gabungan terdiri atas (1) dua preposisi yang berdampingan dan (2) dua preposisi yang berkorelasi. Preposisi yang berdampingan terdiri dari dua preposisi yang letaknya berurutan dan preposisi yang berkorelasi terdiri dari dua unsur yang dipakai berpasangan akan tetapi terpisah oleh suatu kata atau frasa lain.

Masih sependapat dengan pendapat Alwi (2003: 288) tentang bentuk preposisi, Ramlan (2008: 64) juga membedakan bentuk preposisi menjadi 2 macam, yakni preposisi tunggal dan preposisi majemuk. Preposisi tunggal merupakan preposisi yang terdiri dari satu kata, misalnya kata di, ke, dari, dengan, secara dan sebagainya, sedangkan preposisi majemuk ialah preposisi yang terdiri dari dua kata, misalnya di dalam, di luar, di samping, di tengah, di atas, di bawah, di depan, di belakang, kepada, daripada, di antara, dan sebagainya.

Peran semantis yang lazim dari preposisi dalam bahasa Indonesia adalah sebagai penanda hubungan (1) tempat, (2) peruntukan, (3) sebab, (4) kesetaraan, (5) pelaku, (6) waktu,(7) ihwal (peristiwa), dan (8) milik.

Dalam sebuah kalimat, preposisi biasanya berfungsi untuk menandai pertalian semantik antara kata atau frasa yang mengikutinya dengan unsur lain dalam satu kalimat. (Ramlan, 2008: 66) Misalnya kata dari menandai pertalian semantik ‘asal’ yang berkaitan dengan tempat atau bahan, misalnya:

(1) Ia baru saja datang dari Surakarta.

(2) Beras itu baru didatangkan dari Magetan.

Dalam Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia (Kridalaksana, 1986: 93), preposisi merupakan kategori yang terletak di depan kategori lain (terutama nomina) sehingga terbentuk frasa eksosentris direktif. Menurut Kridalaksana, terdapat 3 jenis preposisi. Pertama, yakni preposisi dasar, yang sebagai preposisi tidak dapat mengalami proses morfologis. Kedua, yakni gabungan preposisi dan preposisi. Ketiga, yakni gabungan preposisi dan non preposisi. Jenis preposisi kedua dan ketiga ini termasuk ke dalam jenis preposisi turunan.

Contoh:

  • Ia berlibur dari kota ke kota

  • Sejak pagi hingga malam ia menunggu kabar darinya

  • Dari Solo sampai Surabaya.

  • Antara saya dengan dia tidak ada apa-apa.

Preposisi yang berasal dari kategori lain, misalnya lain, pada, tanpa dan sebagainya. Beberapa preposisi yang berasal dari kelas lain ini termasuk yang berprefiks se, misalnya selain, sepanjang, semenjak, sesuai, dan sebagainya. Apabila ditinjau dari segi perilaku sintaktiknya, preposisi terletak di depan nomina, adjektiva, atau adverbia sehingga terbentuk frasa preposisional seperti ke pasar, sampai penuh, dan dengan segera.

Macam preposisi berdasarkan fungsinya sebagai penanda pertalian semantik digolongkan menjadi dua belas. Kedua belas macam preposisi ini merupakan preposisi yang berfungsi menandai pertalian semantik:

    • ‘keberadaan’;
    • ‘asal’;
    • ‘arah’;
    • ‘alat;
    • ‘peserta’;
    • ‘cara’;
    • ‘peruntukan’;
    • ‘sebab/alasan’;
    • ‘perbandingan’;
    • ‘agentif’;
    • ‘batas terakhir’;
    • ‘ perihal atau berkenaan dengan’.

Sekian dulu ya informasi buat Sobat Mijil. Semoga bisa bikin kalian jadi lebih kenal sama ‘Si Preposisi’ ini dan bisa bermanfaat sebagai tambahan informasi buat Sobat Mijil tercinta. Sampai jumpa di artikel berikutnya ya! - AIM

Sumber:

Alwi, H., & dkk. (2008). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Chaer, A. (2008). Morfologi bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta.

Kridalaksana, H. (1986). Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Kridalaksana, H. (2009). Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kridalaksana, H. (2011). Kamus Linguistik. Jakarta: Ikrar Mandiriabadi.

Nusarini. (2017). PREPOSISI DALAM BAHASA INDONESIA: TINJAUAN BENTUK DAN PERAN SEMANTISNYA. CARAKA , IV (1), 19-32.

Ramlan, M. (2008). Kalimat, Konjungsi, dan Preposisi Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karangan Ilmiah . Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

1 Like