Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas daratan dan perairan. Semuanya terbentang dari Sabang sampai Merauke. Seperti kutipan dari ( kkp.go.id ) Indonesia memiliki 17.499 pulau dengan luas total wilayah Indonesia sekitar 7,81 juta km2. Dengan total luas wilayah tersebut diketahui luas lautan Indonesia mencapai 3,25 juta km2 dan 2,55 juta km2 luas daratan. Hal tersebut yang menjadikan Indonesia memiliki keberagaman suku dan budaya, salah satunya adalah suku jawa.
Suku Jawa merupakan suku terbesar yang mendiami pulau jawa yang terbagi atas provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Barat. Suku Jawa memiliki keberagaman budaya yang berbeda beda disetiap wilayahnya, seperti halnya rumah tradisional.
Saat ini banyak sekali bangunan rumah dengan konsep modern yang lebih kekinian di pulau jawa. Sehingga keberadaan rumah tradisional untuk saat ini terus berkurang. Namun, juga masih banyak masyarakat suku jawa yang tetap mempertahankan bangunan rumah tradisionalnya. Rumah tradisional di Jawa Tengah disebut dengan rumah Joglo.
Rumah joglo memiliki filosofi tersendiri. Diantaranya, rumah joglo yang memiliki 4 tiang sebagai penyangga. Rumah joglo biasanya memiliki teras yang luas tanpa sekat filosofinya untuk menjalin silaturahmi bersama tetangga serta sebagai sarana interaksi sosial. Rumah joglo memiliki banyak cendela hal tersebut sebagai warisan dari kolonial Belanda dan arsitektur Jawa. Pintu rumah joglo berada di tengah yang menggambarkan keharmonisan dalam menerima tamu. Setiap hunian rumah joglo menggambarkan status sosial pemiliknya karena pembuatannya yang mahal, menggambarkan bahwa pemilik rumah joglo merupakan kalangan menengah ke atas.
Rumah joglo terdiri atas beberapa bagian, seperti yang dikutip dari ( id.wikipedia ) rumah joglo memiliki 4 tiang utama sebagai penyangga. Rumah joglo dibagi menjadi 2 bagian yaitu rumah induk dan rumah tambahan. Rumah induk terdiri atas beberapa bagian : Pendopo sebagai tempat pertemuan atau pagelaran seni wayang, Pringgitan terletak antara pendopo dengan rumah dalam, Emperan atau yang biasanya disebut dengan teras, Omah Dalem sebagai unit tempat tinggal, Senthong-kiwo sebagai kamar tidur, Senthong Tengah sebagai tempat penyimpanan benda benda, Senthong-tengen sebagai kamar tidur, Gandhok sebagai rumah tambahan biasanya digunakan untuk dapur, bagian belakang rumah biasanya terdiri atas kamar mandi dan sumur.
Dari kutipan ( rumah.com ) rumah joglo memiliki keunikan tersendiri yang berbeda dari yang lain. Keunikan tersebut diantaranya : Pertama, keunikan pada atapnya yang terdiri atas 4 tiang yang disebut soko guru. Soko guru ada 4 untuk mewakili arah mata angin yaitu utara, selatan, timur, dan barat. Rumah joglo memiliki ukuran yang besar dan megah. Kedua, pintu utamanya berada ditengah yang menggambarkan keterbukaan dan kedekatan antar pemilik rumah dengan tamu. Ketiga, teras pada rumah joglo cukup luas yang digunakan untuk berinteraksi sosial antara pemilik rumah dengan warga. Keempat, desain arsitektur bangunan rumah joglo unik karena setiap ruang memiliki karakter tersendiri.
Itulah sedikit penjelasan mengenai filosofi, fungsi ruangan, dan dan keunikan yang ada pada rumah tradisional joglo. Dengan mengenal beberapa hal tersebut diharapkan bisa memberikan pengetahuan tentang rumah joglo kepada pembaca. Kita sebagai generasi muda diharapkan mampu dalam melestarikan budaya di Indonesia sehingga budaya Indonesia tidak hilang begitu saja karena budaya merupakan identitas bangsa.