Mengenal Puisi “Aku Ingin” Karya Sapardi Djoko Damono

Aku Ingin

Karya Sapardi Djoko Damono

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan kata yang tak sempat diucapkan

kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Sapardi Djoko Damono, yang akrab disapa Eyang SDD, dilahirkan di Surakarta pada 20 Maret 1940 dan meninggal pada 19 Juli 2020. Beliau merupakan seorang profesor dan guru besar di Fakultas Universitas Indonesia, serta merupakan sastrawan terkemuka di Indonesia. Karya-karya puisinya selalu menghadirkan jiwa para pembacanya melalui sajak-sajak puisi cinta yang romantis dan mengisahkan pengorbanan cinta.

Salah satu karya mahakarya Eyang SDD yang sangat terkenal adalah “Aku Ingin”, puisi ini tercipta pada tahun 1989 ketika belahan jiwanya yang sangat dicintainya jatuh sakit. Sajak-sajaknya sangat romantis, yang mungkin ditulis dengan makna cinta yang sederhana namun sangat dalam. Hal ini dapat dijelaskan melalui makna syair “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana”, sajak ini bisa diartikan sebagai ungkapan perasaan seorang kekasih kepada pasangan yang dicintainya. Sedangkan makna dari kata “sederhana” di sini dapat diartikan sebagai mencintai dengan apa adanya tanpa berlebihan.

Selanjutnya, pada bagian “Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu”, sajak ini dapat diartikan sebagai ungkapan bahwa cinta yang tulus dan besar tidak membutuhkan balasan yang sama besarnya. Cinta tidak perlu dibuktikan dengan banyak tanda antusias, tetapi cinta membutuhkan pengorbanan besar dan tulus kepada orang yang dicintai.

Pada kalimat terakhir, “Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada”, hujan berasal dari awan karena awan adalah kumpulan titik-titik air. Ketika hujan turun, awan akan berpencar dan menghasilkan hujan. Cinta didefinisikan sebagai hujan yang selalu dengan ikhlas turun ke bumi. Dari makna ini, dapat diartikan bahwa cinta adalah rela dan ikhlas dalam melakukan segala pengorbanan satu sama lain. Cinta tidak selalu seindah pelangi dan kupu-kupu.

Eyang SDD sangat romantis sehingga siapa pun yang membaca karyanya akan terhanyut dalam suasana yang penuh haru dan romantis. Di zaman sekarang, banyak orang yang dengan mudah mengungkapkan cinta hanya sebatas kata-kata tanpa pengorbanan. “Aku Ingin” memiliki makna ketulusan dan pengorbanan seseorang.

Menurut Sarumpet dan lainnya pada tahun 2010:45, karya-karya puisi Eyang SDD terletak pada kesederhanaan liris dalam menggambarkan masalah-masalah manusia yang universal. Menurut Prandopo pada tahun 1995, puisi perlu ditafsirkan karena puisi memiliki struktur yang kompleks, menggunakan bahasa yang seringkali memiliki makna yang ambigu dan konotatif.